25. Berdamai dengan Masa Lalu
Kinara menemani Jackson duduk di kursi taman menatap langit tanpa harap. Ingin rasanya menjelaskan yang terjadi, tetapi dia tidak memiliki ranah sejauh itu. Rasanya ingin memperjelas semua yang diucapkan Yoga tidak senyatanya tepat. Kinara menolak Yoga bukan karena Jackson, memang tidak ada rasa untuk pemuda tujuh belas tahun itu.
"Jack, aku tahu pasti kamu tadi kaget banget."
"Iya, benar, aku nggak pernah menyangka kalau Yoga berbuat sejauh itu."
"Sudahlah, anggap aja angin lalu. Lagian apa yang juga ucapkan tidak sepenuhnya benar, jadi kamu jangan ambil pusing, ya."
Jackson tersenyum menandakan memahami apa yang Kinara ucapkan. Sebenarnya dalam lubuk hati Jackson yang terdalam dia ingin bertanya pada Kinara tentang rasa apa yang selama ini dia pendam. Nyatanya semua itu tidak mungkin bisa Jackson tanyakan dengan cepat, mengingat mimpinya beberapa hari lalu, pasti akan melukai Erika dan Kinara.
"Aku cuma nggak habis pikir selama ini ini juga memasang topeng baik, tapi hatinya buruk."
"Ya, begitulah manusia, kalau udah iri pasti bakalan ngelakuin segala cara buat menghancurkan orang yang tidak dia suka," timpal Kinara kembali menatap lekat maka sahabatnya.
Erika yang melihat dari radius sepuluh meter tidak berani mendekat lagi. Dia ingin memberikan leluasa untuk Jackson dan Kinara berbicara dari hati ke hati agar kesalahpahaman yang selama ini bergulir segera berakhir. Tanpa Erika sadari Radit telah berdiri di sampingnya, dia menatap gadis yang pernah mengisi hatinya saat ini sedang galau melihat kekasih bersama sahabatnya.
"Kenapa, samperin kalau kamu emang gak nyaman melihat Jackson dan Kinara duduk berdua," ucap Radit membuyarkan lamunan Erika.
"Sejak kapan kamu di situ?"
"Kamu aja nggak tahu aku sejak kapan ada di sini, emangnya apa sih yang kamu pikirkan?"
"Enggak usah sok perhatian aku nggak bakal cerita."
"Kalau nggak mau jawab juga nggak masalah, gak usah emosi gitu." Radit menjawab setiap ucapan dari Erika dengan santai lantaran memang selama ini Radit telah belajar untuk melepaskan kekasihnya bersama orang yang dicintai.
Sekilas Erika melihat wajah Radit orang yang pernah spesial di hatinya tetap sama tidak ada perubahan yang signifikan. Seandainya saja dulu Radit bisa jujur dan tidak berselingkuh dengan teman lesnya, pasti hubungan mereka masih baik-baik saja. Begitulah cinta anak muda yang naik turun, Erika dan Radit saat ini berusaha berdamai dengan masa lalu.
"Btw, maaf sempat berpikir buruk tentangmu. Aku pikir kamu yang sengaja menukar kado ulang tahun dari Jackson, tapi ternyata Yoga yang melakukannya. Aku nggak habis pikir juga bisa sepicik itu."
Radit tersenyum sinis mendengar pengakuan dari mantan pacarnya. "Aku sudah nggak peduli lagi tentang hal itu, lagian aku yang ngasih tahu Jackson kalau Yoga selama ini ini adalah musuh dalam selimut."
"Apa? Kamu kasih tahu Jackson? Jadi kamu yang ngomong ke Jackson kalau Yoga adalah sepupumu lalu menceritakan apa yang udah Yoga lakukan pada Jackson?" Tanya Erika tidak percaya dengan pengakuan mantan pacarnya itu.
"Benar, aku yang mengungkapkan semuanya. Nggak tega aja lihat Jackson tertekan dan kamu menyudutkanku seakan-akan aku yang salah dalam semua hal."
"Aku masih nggak percaya kalau Radit ngelakuin hal itu," Erika terkekeh tidak percaya begitu saja mantan pacarnya bisa memiliki empati untuk Jackson.
"Asal kamu tahu, ya, nggak ada niatan buat aku balikan lagi. Selama ini cuma mau ngetes, sejauh mana rasa setiamu pada Jackson, dan ternyata tidak bisa dilakukan lagi kamu selalu setia pada orang yang kamu cintai."
Erika tersenyum tipis mendengarkan pernyataan dari hari mantan pacarnya.
🌻🌻🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top