22. Rahasia

Jackson telat pulang sebab masih membantu Mamanya di toko bunga. Terlebih banyak pesanan, membuat Davina lembur dan Jackson pulang menjalang selepas magrib. Ada moge hitam terparkir di halaman rumah Jackson, sebelumnya dia tidak ada janji dengan siapapun. Rasanya aneh jika tiba-tiba ada tamu yang tidak diundang ke datang ke rumahnya.

Kalaupun Yoga sepertinya tidak mungkin. Dia tidak bisa mengendarai motor. Apalagi Erika ataupun Kinara, sangt sulit dipercaya dua gadis itu datang mengendarai moge. Jackson berjalan was-was menuju rumahnya, dia melihat ada sesosok bayang cowok tinggi besar menunggu sambil duduk di kursi teras rumah.

"Radit?" tanya Jackson dalam hati, langkahnya semakin cepat untuk segera mengetahui siapa yang menunggunya.

Benar, Radit sengaja datang ke rumah Jackson karena ingin bicara tentang Erika. awalnya Jackson tidak bisa menerima Radit begitu saja karena dia takut mantan Erika itu akan berbuat nekat padanya, mengetahui Erika tetap memilih Jackson. Meyakinkan hati, Jackson bersikap wajar pada Radit.

"Sorry, aku langsung datang ke rumahmu," ucap Radit membuka percakapan.

"Nggak masalah, emang ada apa?"

"Biasalah, mau ngobrol cowok ke cowok."

"Aneh banget, selama ini kita nggak pernah bicara dalam satu waktu. Lagian jabatan mantan pacar yang kamu sandang membuatku insecure tiap kali melihatmu."

"Ngaco aja, deh! Kamu nggak mau mempersilakan aku masuk?"

"Nggak usah, kita di teras aja. Aku masih sangsi, takut jangan-jangan aku mau dihabisi," papar Jackson dengan polos sembari ikut duduk di samping Radit.

Mendengar ucapan dari pacar mantannya, Radit tertawa hingga menampilkan semua gigi putihnya. Tidak pernah menyangka jika Jackson sekonyol itu memandang dirinya. Pantas saja Erika terkesan lebih nyaman dengan Jackson yang santai dan humoris daripada dirinya yang selalu serius penuh tekanan.

"Aku nggak akan menyakitimu, santai aja, Bro. Kamu tahu sendiri, kan, rumor di sekolah kalau aku ingin kembali mengambil Erika darimu, sungguh membuatku sakit."

"Sakit apanya? Kayaknya kamu menikmatinya," ledek Jackson tertawa renyah.

"Hanya pencitraan, lagian aku nggak benar-benar ingin merebut posisi itu."

Jackson tidak seratus persen mempercayai setiap ucapan Radit. Lantaran pemuda itu baru dikenal beberapa waktu lalu tiba-tiba datang ke rumah dan menyatakan ingin membicarakan perihal kekasihnya, si Erika. Wajar Jackson menyambut dengan kecurigaan karena sepertinya Radit sedang merencanakan sesuatu.

"Terserah, kembali lagi ke topik awal, kenapa kamu ke sini malam-malam gini? Sangat mencurigakan."

Radit mulai menata kalimat yang mudah dipahami Jackson agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi malam ini. "Jadi aku ke sini karena mau menjelaskan sesuatu mengenai Erika."

"Apa?" tanya Jackson tidak sabar menunggu basa-basi dari Radit.

"Awalnya aku ingin mendapatkan Erika kembali, segala cara aku lakukan demi membuat Erika ilfil padamu. Nyatanya tidak mempan, dia tetap menyukaimu."

Mendengarkan pernyataan Radit membuat Jackson bingung. Mana mungkin Radit yang arogan di depan dirinya mengakui jika kalah darinya. Rasanya mustahil percaya dengan segala apa yang Radit ucapkan, mengingat tingkahnya selama ini.

"Bentar, aku mau kroscek, apa kamu juga menukar Hadian novel dariku dengan kalung bintang?"

Radit diam cukup lama, seperti ada yang sengaja disembunyikan. "Tidak, bukan aku yang menukarnya."

"Lantas siapa? Kalau bukan kamu yang menukarnya kenapa mengakui pada Erika jika kalung itu milikmu."

"Itu memang kalung milikku, sengaja mau aku kasihkan pada Erika saat dia ulang tahun, tapi nggak jadi karena terlanjur putus," ungkap Radit menjelaskan sedetail mungkin.

Penjelasan Radit tidak membuat Jackson percaya begitu saja. Semakin mencurigakan setiap pengakuan dari Radit yang terkesan dibuat-buat.

Jackson mulai jengkel dengan pernyataan Radit. "Kalau ngarang yang masuk akal dikit, dong. Aku tahu nggak pintar bahasa Indonesia, tapi urusan tugas mengarang bebas, aku selalu mendapat nilai sempurna."

"Aku nggak ngarang, emang benar itu kalungku."

"Lah, tapi kok bisa ada di laci Erika? Nggak mungkin jalan sendiri, kan?"

"Emang nggak jalan sendiri, Yoga yang mengambil dan menaruhnya pada laci Erika."

"Apa, Yoga?" Seketika Jackson kaget bukan kepalang Radit menyebutkan nama Yoga dalang dari kalung bintang itu.

"Benar, Yoga yang melakukan semuanya."

"Nggak mungkin, Yoga sahabatku," elak Jackson tidak terima Radit menuduh sahabatnya.

"Dia ingin hubungan kalian hancur karena selama ini kamu terlalu sempurna, bisa memiliki kekasih seperti Erika dan sahabat baik seperti Kinara."

"Apa buktinya kalau Yoga yang menukar kado itu?"

"Kamu bisa datang ke rumah Yoga, cari novel yang akan kamu berikan pada Erika di kamarnya, pasti ada di sana."

Jackson masih tidak percaya dengan segala apa yang diucapkan Radit. Walau terkesan serius, tetapi Radit itu mantan Erika yang tidak jujur karena berselingkuh dengan sahabat Erika sendiri. Mungkin saja kali ini dia ingin mengadu domba antara dirinya dan Yoga. Terlebih selama ini Yoga tidak pernah macam-macam pada dirinya, sulit percaya jika mendadak Yoga iri pada Jackson.

"Yoga adalah sepupuku, aku paham dia seperti apa."

"Sepupumu?" kali ini Jackson tidak bisa mengelak dengan pernyataan dari Radit jika mereka masih ada hubungan darah.

"Iya, aku nggak bohong. Awalnya aku setuju dengan rencananya untuk memisahkan kamu dan Erika, jujur aku ingin kembali pada Erika. Tapi, ke sininya, sepertinya semakin banyak masalah yang timbul karena keegoisanku."

Sepertinya Jackson mulai mempertimbangkan pemaparan dari Radit. Tidak mungkin Radit sejauh itu membicarakan Yoga jika tanpa bukti. Tetapi, tetap waspada dengan segala kemungkinan adalah langkah terbaik.

"Terus sekarang kamu masih ingin kembali ke Erika?"

Radit menggeleng, "Tidak, aku pikir lebih bahagia bersama denganmu."

"Iya, lebih baik emang hidup denganku," sahut Jackson bangga, merasa di atas angin.

"Tolong maafkan aku jika selama ini sudah menyebabkan huru-hara. Kamu harus lebih berhati-hati, Yoga tidak sebaik yang kamu kira."

Pesan dari Radit tidak begitu saja Jackson lupakan. "Kita lihat nanti, apakah Yoga pembohong ulung atau aku yang mudah tertipu."

Satu per satu rahasia mulai muncul. Hubungan Radit dan Yoga yang ternyata saudara membuat Jackson kaget. Terlebih jika benar semua permasalahan adalah Yoga sebagai otaknya, dapat dipastikan persahabatan itu akan kandas selamanya.

"Aku ada di pihakmu, walau kamu sulit mempercayaiku," ucap Radit memukul ringan pundak kiri Jackson.

🌻🌻🌻
















Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top