17. Isu Putus
Davina keluar dari dapur untuk menyajikan makan malam. Melihat putranya sudah duduk di kursi makan, wanita itu buru-buru untuk menghampirinya. Ada beberapa pertanyaan mengganjal yang malam ini harus segera diselesaikan.
"Jack, kok beberapa hari ini Erika nggak jemput kamu?"
"Iya, Ma, aku yang nggak mau dijemput karena pengen naik bus."
"Mama kira kalau udah putus. Jangan putus sama Erika, ya."
Jackson kaget mendengarkan ucapan dari Mamanya yang melarangnya putus dengan Erika. "Maksudnya aku nggak boleh putus gitu?"
Davina mengangguk menjawab pertanyaan putranya.
"Ma, kalau udah nggak cocok sama Erika, ya, mending putus aja."
"Jadi kamu ada tendensi mau putus sama Erika?"
"Bentar deh, kok Mama ngatur aku, sih?"
Davina mengelus lembut rambut putranya. Dia berusaha memberikan pemahaman sehalus mungkin agar Jackson bisa memahami situasi yang terjadi. Ini memang sulit untuk mereka jalani, tetapi merupakan jalan satu-satunya yang bisa ditempuh.
"Bukan ngatur, asal kamu tahu ya selama ini Erika sudah banyak berbuat baik dengan keluarga kita."
"Aku paham, emang dia anak yang baik," timpal Jackson sambil meneguk segelas air mineral.
"Coba kamu pikir, selama ini Erika dan Papanya sudah banyak berbuat baik dengan keluarga kita."
Jackson memasang wajah serius, namun dia masih bingung dengan topik pembicaraan malam ini. "Makin kesini aku nggak paham dengan apa yang Mama bicarakan."
"Maksud Mama berapa kali kamu harus masuk rumah sakit, tapi mereka membantu, entah bayar obat atau kamar rawat yang naik tingkat, jadi beban Mama nggak terlalu berat."
"Nggak ada hubungannya sama itu, Ma, kalau memang udah nggak cocok sama Erik, ya, mending aku mending mundur aja."
"Jack, Mama mohon kamu jangan terlalu egois. Kamu seharusnya menjalani operasi sesegera mungkin, tapi karena obat terbaik dan juga mahal yang diberikan oleh Papanya Erika, kondisimu berangsur membaik dan tidak harus operasi saat itu juga."
Davina hanya ingin membalas budi atas kebaikan dari keluarga Erika. Dia sangat paham kesulitan ekonomi yang saat ini terjadi, tanpa adanya bantuan dari Papanya Erika sudah dipastikan kondisi Jackson akan semakin memburuk. Berarti jika Jackson putus dengan Erika, Davina harus berpikir keras untuk kelangsungan hidup sang putra tanpa bantuan perawatan dan obat dari dokter Ferdi.
"Sekalipun tanpa Erika kalau memang aku sakit, ya, sakit, kalau sehat, ya, sehat. Mama nggak perlu berpikir sejauh itu, kita berusaha Tuhan yang menentukan."
Davina memeluk sang putra dan tidak sanggup menahan tangis. Apa yang diucapkan Jackson memang benar, tetapi realita tidak selamanya tepat. Ada kalanya manusia memang harus menjadi benalu agar tetap hidup. Itu yang selama ini Mama Davina pikirkan, tanpa adanya dokter Ferdi dapat dipastikan Jackson tidak bisa baik-baik saja seperti saat ini.
"Mama nggak mau keras sama kamu, tapi kamu juga harus tahu posisimu. Mama nggak mau kehilangan orang yang mama cintai untuk kedua kali," ucap Davina melepaskan pelukan dari sang putra.
"Mama ngomong apa? Aku nggak akan pergi secepat itu, bahkan usiaku belum genap delapan belas tahun," ucap Jackson tertawa renyah, walau hatinya sedih mendengarkan curhatan dari ibunya.
Davina memasang wajah melas, kedua matanya berkaca-kaca mengingat ketakutannya sendiri. "Ingat, Jack, saat ini cuma kamu harta mama satu-satunya."
Jackson hanya tersenyum tipis tidak dapat berucap sepatah katapun. Dia takut malah membuat Mamanya semakin larut dalam kesedihan. Sekarang tugasnya berusaha membuat Erika tetap baik seperti apa yang Davina inginkan, minimal sampai Jackson bisa menjalani operasi.
🌻🌻🌻
Di ruang kelas situasi heboh lantaran Jackson dan Erika sudah tidak duduk bersampingan. Kinara yang mengamati hal itu belum siap untuk bertanya pada sahabatnya. Takut malah menyinggung karena permasalahan yang terjadi belum seutuhnya terselesaikan.
Erika terlihat sangat santai tidak menunjukkan ekspresi berlebihan seperti hari-hari yang lalu. Dia terlihat lebih dewasa duduk di bangku Yoga bersampingan dengan Kinara. Namun, mereka tidak banyak berkomunikasi kecuali tentang pelajaran dan tugas.
Kinara mulai tidak enak dengan situasi tersebut. Diam adalah jalan ninja yang dapat ditempuh dan seakan netral. Sekalipun hati Kinara bertanya-tanya mungkin saja hubungan Jackson dan Erika renggang karena hadirnya dirinya dalam porsi yang berlebihan.
Jackson duduk melamun menatap arah jendela. Dia tidak pernah menyangka Erika bisa emosi itu terhadap dirinya. Bahkan, Erika yang terkenal bucin ketika marah akan menampakkan sosok monster yang sangat menakutkan untuk Jackson.
"Jack, nanti waktu istirahat jam kedua ikut aku ke kantin, yuk!"
Seketika lamunan Jackson buyar mendengarkan ajakan dari Yoga. "Ngapain? Kalau mau traktir aku makan mie pangsit, ya, mau."
"Ini lebih dari sekadar mie pangsit, kamu bisa makan sampai perutnya meledak, tapi ada syaratnya."
"Apa?" Jackson tidak sabar dengan apa yang Yoga inginkan, tetapi hati kecilnya meyakini ini pasti ada hubungannya dengan Kinara.
"Bantu aku nembak Kinara, sesuai dengan rencana kita beberapa waktu lalu sebelum kamu sakit."
Jackson tidak dapat meng-iya-kan apa yang juga inginkan. Hati kecil Jackson memiliki kekaguman yang luar biasa pada Kinara. Seandainya Jackson dan Erika tidak ada hubungan, mungkin mereka saat ini menjadi sepasang kekasih.
"Jawab! Jangan ngelamun mulu!" teriak Yoga hampir membuat seisi kelas pandangannya tertuju pada mereka.
"Iya, nanti aku bantu, tapi aku mohon kamu jangan sakitin Kinara, kalau kalian beneran jadian." Jackson seperti tidak ikhlas melepas sahabatnya begitu saja hanya untuk Yoga.
"Pastinya, gila aja kalau aku nyakitin cewek yang paling aku suka," sahut Yoga enteng sembari tersenyum manis pada Jackson.
Sekarang masalahnya bukan lagi bersama Erika tetapi juga Kinara. Di mana untuk waktu yang akan datang Jackson harus menyiapkan hati bisa menerima hubungan Kinara bersama Yoga. Ini akan terasa berat lantaran selama ini Jackson mengagumi Kinara.
Andai saja Kinara tahu isi hati Jackson, mungkin akan menunggu Jackson putus dengan Erika hingga akhirnya mereka bisa bersama. Itu hanya asumsi sekilas dari Jackson tidak ada jaminan Kinara menerima Jackson setelah putus dari Erika.
"Andai dia tahu, isi hatiku yang sebenarnya, pasti saat itu tidak akan memaksaku menerima Erika," gumam Jackson seakan kehilangan semangat hidup.
🌻🌻🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top