14. Terlihat Menyediakan

Erika terlihat tidak nyaman dengan situasi pagi yang membuat semua orang salah paham. Jackson menatap Erika seakan beribu pertanyaan hadir pada sorot mata itu. Gadis itu bingung memulai dari mana untuk menjelaskan persoalan yang sebenarnya terjadi.

"Nanti aja dibahas lagi, Bu guru udah mau ke sini, tuh," ucap Kinara sambil menarik tangan Jackson untuk masuk ke kelas.

Erika hanya mengekor tanpa bertutur sepatah katapun. Erika dan Jackson duduk di bangku mereka, namun tidak ada percakapan. Jackson tidak ingin membuka pembicaraan karena pertanyaannya belum terjawab.

Suasana hati Erika sedikit terganggu, tidak ingin semakin buruk, dia mencoba menjelaskan pada Jackson. "Aku minta maaf sebelumnya, dia Radit."

"Radit siapa?"

"Mantanku, sungguh aku tidak ada hubungan lagi dengan dia," papar Erika sambil menatap Jackson yang sok sibuk membuka lembar buku paket untuk mengalihkan pandangannya.

"Kalaupun kamu ada hubungan sama dia juga nggak apa-apa, sepertinya kalian masih akrab," sahut Jackson cuek tanpa melihat Erika.

"Nggak, aku cuma risih karena kemarin sempat ke rumah tapi aku tidak mau menemuinya. Sungguh, Jack, aku benar-benar udah lupain dia." Erika terlihat sungguh-sungguh dalam ucapannya seraya menggenggam tangan kekasihnya agar percaya.

Tiba-tiba Jackson mengangkat tangan kirinya, "Maaf, Bu, boleh saya tidak enak badan, boleh izin ke UKS?"

"Iya, Jack, silakan," kata Bu guru memperbolehkan Jackson untuk izin beristirahat di UKS lantaran tahu kondisi jantung Jackson bermasalah.

"Terima kasih, Bu," ucap Jackson lalu bangkit dari tempatnya terduduk berjalan keluar ruang kelas untuk menuju UKS.

Erika ikut berdiri dan meminta izin pada Bu guru untuk menemani Jackson di ruang UKS. "Bu, maaf, saya izin menemani Jackson di UKS, takut jika tiba-tiba kondisinya memburuk."

"Iya, silakan," timpal Bu guru tanpa meminta penjelasan lebih lanjut.

Erika berlari mengikuti Jackson. Dia ingin memperjelas semuanya agar tidak ada kesalahpahaman di antara mereka. Dari balik jendela ruang kelas, Kinara melihat Erika dan Jackson yang mungkin hubungannya akan sedikit renggang karena adanya cowok misterius itu. Tidak mau ambil pusing, Kinara kembali fokus memperhatikan pelajaran kimia.

Jackson masuk ruang UKS diikuti Erika yang langsung menyahut tangan kanan. "Jack, aku bisa jelaskan semuanya."

"Sudah jelas kalau cowok itu adalah mantanmu. Namanya Radit dan sepertinya dia masih mengharapkanmu."

"Nggak gitu, kalaupun dia mengharapkanku, tapi aku nggak pernah mengharapkan dia lagi. Kita putus karena dia selingkuh."

"Iya, aku percaya," sahut Jackson lemah seraya melepaskan tangan Erika.

"Tapi kenapa tiba-tiba kamu pergi ninggalin aku setelah menjelaskan semuanya?"

"Aku emang lagi nggak enak badan, bukan gara-gara cowok itu. Lagian aku percaya kamu nggak mungkin menghianatiku."

Jackson menuju ranjang UKS lalu membaringkan tubuhnya yang terasa berat. Erika dengan telaten menemani Jackson mengambilkan air mineral sampai memberikan selimut pada kekasihnya. Gadis itu duduk di samping ranjang Jackson yang menutup kedua matanya, dia terus menatap tiap detail wajah kekasihnya yang semakin tirus.

"Aku janji nggak akan pernah nyakitin kamu dan apapun yang kamu mau akan coba aku kabulkan," ucap Erika sambil mengecup lembut punggung tangan kanan Jackson.

Sebenarnya Jackson tidak benar-benar tertidur. Dia masih sangat jelas bisa mendengarkan ucapan dari Erika. Dalam situasi ini sengaja Jackson membuat kesalahpahaman kecil menjadi besar karena ingin membuat Erika ilfil padanya agar hubungan mereka renggang dan mungkin bisa putus.

Sampai jam istirahat tiba Jackson masih berpura-pura tidur. Demikian juga dengan Erika yang masih setia berada di samping kekasihnya. Kinara yang berniat melihat kondisi Jackson mengurungkan niatnya lantaran tidak ingin mengganggu Erika yang setia menunggu di samping sahabatnya.

"Nggak pantas rasanya aku iri pada Erika. Dia terlampaui baik untuk Jackson," gumam Kinara lalu pergi meninggalkan UKS.

🌻🌻🌻

Hari-hari masih sama seperti yang lalu, penuh dengan berbagai tantangan, pacarnya, dan juga tanda tanya. Kinara sengaja tidak masuk kelas terlebih dahulu karena ingin menunggu Jackson. Tidak butuh waktu lama Jackson dan Erika terlihat di ambang gerbang sekolah.

Kinara segera melambaikan tangan tanda telah dinanti dari tadi. Jackson terlihat cukup semangat dengan lari kecil segera menghampiri sahabatnya disusul Erika yang juga terlihat bahagia menyapa Kinara. Mereka bertiga saling melempar senyum membuat good mood semakin bertambah.

"Nanti kalian pulang sekolah ada acara nggak?"

"Nggak ada, emang kenapa, Kin?" tanya Jackson memperjelas pertanyaan sahabatnya.

"Aku mau ngajak kalian nonton film bareng Yoga juga."

"Ide bagus, banyak film horor akhir-akhir ini," timpal Jackson penuh semangat.

Erika memasang wajah lesu sepertinya tidak sependapat dengan kekasihnya. "Aku nggak bisa ikut dulu, deh."

"Kenapa nggak ikut?" Kinara penasaran dengan alasan Erika tidak ingin nonton film bareng.

"Ada acara keluarga di rumah, nggak enak kalau pulang sekolah telat."

"Ya, sudah kalau gitu kita batalin aja," kata Kinara tidak ingin Erika merasa bersalah karena tidak bisa ikut nonton bareng.

"Nggak perlu, lagian Jackson masih bisa ikut, jadi aku pikir kalian tetap nonton aja."

Erika berusaha menjadi penengah yang baik sebab Jackson terlihat bersemangat nonton film. Dia tidak ingin membuat Jackson kecewa lagi setelah beberapa waktu lalu hubungan mereka sedikit renggang karena hadirnya Radit.

"Oke, nanti aku kabarin kamu, ya. Makasih udah ngizinin aku nonton film tanpamu. Aku takut kamu cemburu," goda Jackson ingin mengetahui reaksi dari kekasihnya.

"Iya, Jack, cuma nonton aja lo, kenapa harus cemburu? Perginya sama Kinara dan Yoga. Nggak ada alasan buat cemburu."

Di sini Jackson terlihat menyukai argumen dari Erika. Dia tersenyum setelah mengetahui Erika ikhlas membiarkannya pergi bersama Kinara dan Yoga. Rasanya tidak adil ketika saat itu Erika memintanya nonton bareng, Jackson menolak dengan berbagai alasan.

Tetapi, ketika Kinara mengajaknya nonton sedangkan Erika tidak bisa karena ada urusan keluarga, Jackson tidak ingin membatalkan acara nonton itu. Ini rasanya tidak adil untuk Erika yang selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk Jackson. Sedangkan pemuda berambut ikal itu cuek dengan sikap kekasihnya.

"Kalian hati-hati, ya, Kinara titip Jacksonku," pinta Erika sambil tersenyum tulus pada sahabat kekasihnya.

Sepertinya hati Erika mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Namun, masih bingung apa yang membuat hatinya merasa tidak nyaman melepaskan Jackson pergi bersama Kinara dan Yoga. Ketika Erika merasa khawatir, nyatanya Jackson terlihat senang bisa pergi bareng Kinara tanpa pengawasan kekasihnya.

🌻🌻🌻







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top