13. Siapakah Dia?

Ini hari pertama Jackson masuk sekolah sejak beberapa waktu lalu dia harus menginap di rumah sakit. Seperti rutinitas biasanya, Erika menjemput Jackson untuk memastikan kekasihnya aman sampai di sekolah. Sepanjangan perjalanan Erika tak jemu menatap wajah Jackson yang semakin tirus lantaran beberapa waktu lalu sakit dan kehilangan berat badannya.

Jackson tidak merasa risih lagi sebab itu yang selalu Erika lakukan hingga  membuatnya terbiasa. Jackson beruntung bisa memiliki Erika yang begitu perhatian kepadanya. Gadis itu banyak memberikan perubahan pada diri Jackson, sebaliknya Erika juga merasakan hal yang sama. Gadis bermata cokelat itu pernah merasakan patah hati sepatah-patahnya dan akhirnya bertemu dengan Jackson membuat bunga hatinya kembali bermekaran.

"Tadi aku bawa bekal makanan sehat, lo."

"Emang makanan di kantin nggak sehat?"

"Sehat, tapi aku mau kamu makan buah dan sayur lebih banyak lagi. Kamu ingatkan pesan Papa aku apa, jaga pola makan, Jack," ucap Erika mengingatkan kekasihnya akan janji yang pernah terucap sebelum Jackson pulang dari rumah sakit.

"Ya, bukan berarti nggak bisa makan siomay, bakso, mie gelas, ataupun seblak," sahur Jackson anteng sambil mengedipkan mata kirinya.

"Boleh makan, tapi nggak sering. Tahu sendiri, kan, vetsin dalam makanan itu banyak banget, nggak bagus buat kesehatanmu." Erika berlagak seperti ahli gizi yang mengontrol pola makan kekasihnya.

"Tapi seblak buatan Mang Dadang yang paling enak."

"Itu kumkuman kerupuk mentah menurutmu enak?" Erika tidak paham konsep Jackson yang menyukai makanan aneh itu.

Jackson mengangguk sambil tersenyum seakan mengejek Erika. "Tambah Bon Cabe level 50 akan membuatmu melupakan semua masalahmu."

"Dah lah, diajak hidup sehat malah milih tersesat, semoga kamu segera mendapatkan hidayah!" sahut Erika kesal dengan apa yang Jackson ucapkan.

Jackson merasa puas menang satu poin dari Erika yang memojokkannya mengikuti pola hidup sehat. Tidak lama kemudian dada kirinya terasa nyeri-nyeri kecil. Jackson tidak ingin mengadu pada Erika, jika saja melapor pasti putar balik menuju rumah sakit. Dia mulai menikmati nyeri itu karena mungkin akan sering hadir dalam hari-harinya yang panjang.

"Kenapa kamu nyengir gitu?" tanya Erika yang curiga dengan sikap Jackson terus memegangi dada kirinya dari balik kardigan hitam.

"Nggak, ketekku sedikit gatal kayaknya aku lupa enggak pakai deodoran."

"Ih, kamu jorok banget, sih! Mampir Indomaret beli deodorant sana!" teriak Erika sambil memindahkan posisi duduknya sedikit menjauh dari kekasihnya.

Jackson tertawa terbahak melihat Erika yang selalu jijik dengan hal-hal jorok. Terpaksa dia harus membohongi Erika karena tidak ingin selalu khawatir akan kondisi jantungnya yang tidak baik-baik saja. Mungkin kebohongan-kebohongan ini akan selalu terulang untuk memastikan  Erika tetap tenang berada di sisinya.

Setibanya di sekolah, Erika membantu Jackson turun dari mobil. Terlihat Kinara yang sudah menunggu mereka juga ikut membantu sahabatnya. Wajah jutek terlihat jelas, Jackson tidak begitu menyukai perlakuan dari Erika dan Kinara.

"Emang kalian kira aku jompo harus dibantuin kayak gini?"

Kinara dan Erika tertawa mendengar pertanyaan dari Jackson. "Yup, emang benar kamu itu remaja jompo," menjawab mereka dengan kompak semakin membuat Jackson sebal.

Kini mereka bertiga berjalan menuju ruang kelas. Canda gurau saling mereka perlihatkan menandakan hubungan yang sehat. Namun, ketika Kinara melemparkan senyum dipastikan Jackson selalu menatap penuh dengan kekaguman.

Di depan pintu kelas, seorang pemuda berdiri dengan memakai jaket hitam seperti sedang menunggu. Entah mengapa Erika berjalan cepat untuk menghampiri pemuda itu. Seperti sosok yang kemarin ada di depan pintu rumahnya, ya, setelah dipastikan sosok itu sama. Erika dibuat murka olehnya.

"Kapan kamu di sini?" Tanya Erika sedikit menyimpan dendam.

"Sepagi ini, seharusnya disapa dengan selamat pagi plus senyum manis dari gadis penyuka cerita romantis," jawabnya sambil tersenyum menampilkan dua lesung pipi yang terlihat menambah ketampanan diri.

"Nggak usah ngeles, jawaban aja sesuai dengan pertanyaanku." Erika terlihat murka tidak seperti biasanya yang selalu lemah lembut penuh manja.

"Emang kamu nggak sadar kalau aku udah lebih dari sebulan pindah ke sekolah ini? Saking repotnya ngurusin pacar sampai nggak tahu ada aku di sini," ungkap pemuda itu dengan wajah sombong sambil mengayunkan tangan kanan seraya ingin menyentuh pipi kanan Erika.

Erika menepisnya, "Enggak usah aneh-aneh, jangan harap aku akan bersikap manis seperti dulu."

Kinara meraih tangan kanan Jackson agar sahabatnya itu tidak gegabah dalam bertindak. Kinara mengedipkan kedua matanya seakan memberikan tanda biarkan Erika menyelesaikan, jangan ikut campur. Paham dengan kode yang diberikan Kinara sehingga Jackson tidak jadi melangkah untuk bertanya macam-macam dengan pemuda itu.

"Ternyata kamu udah banyak berubah, ya, sekarang makin garang. Aku suka dengan dirimu saat ini."

"Nggak penting, pergi dari depan pintu ruang kelasku atau aku akan lapor security untuk mengamankanmu."

"Sorry, aku juga siswa di sini bukan maling yang bisa diperlakukan sesuka hati" Pemuda itu seakan merasa di atas angin terlihat dari senyum sinisnya menatap Erika.

"Permisi!" Teriak Yoga dari arah cukup jauh membuat semua perhatian tertuju padanya.

"Yoga mau ngapain, sih? Masih asyik lihat orang cekcok pagi-pagi, eh, malah mau di bubarin aja," gerutu seorang siswi dengan dandanan khas K-Pop.

"Jangan halangi jalan kami! Tuan, bisa kan kembali ke ruang kelasmu, jangan sampai aku menggendongmu untuk ke sana," ucap Yoga sambil mempersilahkan pemuda itu untuk pergi dari hadapannya.

Nyatanya bel tanda masuk kelas berbunyi. Mau tidak mau pemuda itu harus meninggalkan kelas Erika dan masuk kelasnya sendiri. Terlihat jelas juga puas seakan semua itu berkat jasanya mengusir siswa aneh itu.

"Kita belum selesai Erika, sekarang kamu semakin tahu kan kalau aku ada untukmu," pesannya sebelum meninggalkan gadis cantik bermata cokelat itu.

Setelah kepergian siswa misterius itu, Jackson menghampiri kekasihnya. Erika terlihat tidak nyaman dengan situasi yang membuat ricuh di pagi hari.

"Erika, sebenarnya dia siapa? Sepertinya kalian sudah saling kenal cukup lama?" tanya Jackson dengan tatapan introgasi.

🌻🌻🌻






Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top