Bab 8 Audrina's First Love
You are the one and only my first love.
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah sepuluh tahun berlalu dan kini raja Andres memasuki usia dua puluh tahun. Sebentar lagi dia akan dilantik secara resmi menjadi Raja Gallardina generasi ke dua puluh.
Putri Audrina sendiri tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik, tepat pada festival fiorales nanti dia akan merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas dan tentu saja peringatan sepuluh tahun kematian ayahnya, raja Ignatius.
Andres sedang sibuk dengan beberapa dokumen yang harus ditandatanganinya ketika Audrina memasuki ruangan utama istana fuchsia, tempat di mana raja biasa melakukan pekerjaannya. Audrina tampak berdiri di depan pintu sambil bersidekap menatap kakaknya yang masih belum menyadari dirinya ada di ruangan itu. Dia memperhatikan Andres yang kini sudah menjadi laki-laki tampan bertubuh tegap dengan jambang di sekitar rahangnya.
“Kapan kau punya waktu untukku, Andres?” tanya Audrina yang tentu saja membuat Andres melirik ke arahnya.
“Audri? Sejak kapan kau ada di sana?” Andres mengernyitkan dahinya.
Audrina mendecak dan tertawa. “Sejak kau menjadi raja aku sudah berada di sini menunggumu ada waktu untukku, Yang Mulia.”
Andres menghentikan kesibukannya begitu mendengar Audrina memanggilnya Yang Mulia. Dia tahu itu sebuah sindiran karena Audrina tak seharusnya memanggilnya Yang Mulia meski dirinya adalah raja.
“Audri, kau tahu betul ini bukan keinginanku. Jika menuruti keinginanku, aku hanya ingin selalu bersamamu.” Andres mencoba memberi penjelasan.
“Kau sudah berjanji Andres! Kau bilang kau akan selalu ada untukku!”
“Tenanglah Audri, aku tidak akan ke mana-mana! Aku masih berada di dalam istana ini! Kau bisa menemuiku kapan pun kau mau!”
“Kau memang tidak ke mana-mana! Kau juga masih ada di dalam istana ini! Tapi kau sudah tak peduli lagi padaku! Untuk apa aku menemuimu jika kau tak peduli padaku!?”
“Aku masih peduli padamu, Audrina!”
“Pembohong! Aku benci padamu, Garsin!”
Andres mengepalkan tangannya ketika Audrina mengumpat. Hampir saja dia balas memaki adiknya kalau saja dia tak melihat adiknya itu sudah menangis. Dia kemudian mendekati Audrina yang sedang menangis, diusapnya air matanya yang mengalir di pipinya yang indah. Adiknya menatap dirinya sendu dan menusuk.
“Vi auffar, carlae,” ucap Andres, “aku selalu peduli padamu adikku, kau satu-satunya adik kecil yang kusayangi, Audrina.”
“Kau sudah berjanji,” Audrina kembali mengingatkan dan Andres mengangguk sambil memejamkan matanya. “Aku kesepian di istana ini, kau tahu itu,” lanjut Audrina dan Andres langsung memeluknya.
“Baiklah, aku janji secepatnya kita akan memiliki waktu bersama.”
“Kapan?”
“Aku tidak tahu, sekarang aku masih sibuk mengurusi beberapa hal.”
“Kau sungguh menjadi raja yang sibuk ya?”
Andres terkekeh mendengar ucapan Audrina. Raja yang sibuk? Dia sendiri lupa kapan bersenang-senang untuk dirinya.
Tiba-tiba Audrina ingin sekali membuat kakaknya marah, tentu saja, agar menuruti keinginannya. “Mmm.” Pelan-pelan Audrina beranjak keluar ruangan. “Kalau kau memang benar-benar sibuk, mungkin aku akan meminta selir Alma menemaniku liburan akhir pekan ini.”
Seketika Andres bertanya dengan nada tinggi. “Apa katamu!?”
“Oh, atau sebaiknya aku meminta Jasper menemaniku?” Audrina menggoda sisi kemarahan kakaknya.
“Audrina! Jangan memancing emosiku!”
Berhasil!
Dua hal yang bisa membuat kakaknya marah adalah selir Alma dan Jasper, Jika Audrina sudah menyebut kedua nama itu di depan kakaknya, maka keinginannya pasti akan dikabulkan.
“Andres, kalau kau memang tak bisa menemaniku liburan akhir pekan ini, aku akan meminta selir Alma dan Jas–”
“Gustav!”
Dengan cepat seseorang memasuki ruangan. “Anda memanggilku, Yang Mulia?”
“Beritahu Ignacia untuk menjadwal ulang kegiatanku, akhir pekan ini aku butuh waktu sehari bersama Audrina,” perintah Andres.
Gustav menundukkan kepalanya. “Sesuai perintah, Yang Mulia.”
Audrina tersenyum penuh kemenangan, tapi dia tak terima hanya sehari saja waktu bersama kakaknya. Dia lalu menghentikan Gustav yang sedang membuka pintu.
“Gustav, katakan pada Ignacia bahwa Yang Mulia Raja Andres butuh waktu tiga hari bersama putri mahkota Audrina akhir pekan ini.”
Dahi Gustav mengkerut, dia kemudian melirik Andres meminta konfirmasi.
“Audrina, apa yang kau rencanakan?”
Audrina tak menjawab pertanyaan kakaknya, dia mendekati Gustav dan menatap pria paruh baya itu dengan tajam. “Ini perintah!”
Gustav menundukkan kepalanya, perintah dari keluarga kerajaan adalah satu hal yang tidak boleh ditolak.
“Audrina, aku butuh penjelasan!”
“Tak ada penjelasan, aku tidak mau hanya sehari waktu bersamamu, Andres.” Audrina mendekati kakaknya dan memeluknya dengan manja. “Apa kau tahu? Kau, Andres Montague La Corsiva De Gallardino, satu-satunya dan selalu menjadi cinta pertamaku,” ujarnya tersenyum cantik kepada Andres.
Seketika Andres tertawa mendengar kata-kata Audrina. Dibalasnya pelukan adiknya itu. Mungkin aku cinta pertamamu, Audrina. Tapi kelak kau akan menemukan cinta sejatimu.
Ϫ Ϫ Ϫ
Akhir pekan benar-benar menjadi waktu kebersamaan Andres dan Audrina. Mereka secara rahasia berlibur ke Ibiza yang tidak terlalu jauh dari Gallardina. Tak banyak yang mengetahui rencana liburan dua kakak adik kerajaan yang terkenal itu.
Liburan tiga hari sang raja dan putri mahkota dimanfaatkan oleh selir Alma untuk mengundang kakaknya, Xavier Alfonso, ke istana. Tanpa raja Andres dan putri Audrina tentu saja membuat selir Alma memiliki kekuasaan penuh di Istana Fuchsia.
“Felicas wella si fuchsia, kakakku sayang.” Alma memeluk kakaknya yang tiba di istana.
“Granisa, Alma,” Xavier membalas pelukan adiknya. “Tumben kau mengundangku ke istana, apa pangeran dan putri kecil sedang tidak ada?” tanyanya berbisik.
“Jaga ucapanmu, Xav! Dia bukan lagi pangeran, tapi raja.”
“Ah, iya aku lupa! Raja Andres!” Xavier mengangguk. “Jadi, apa mereka sedang tidak ada di istana?”
“Mereka sedang liburan akhir pekan ke Ibiza, putri mahkota dengan manjanya merengek agar kakaknya menemani liburan.” Alma lalu mempersilakan Xavier duduk di ruang tamu kamarnya. “Untungnya kedua pengawal pribadi, Gustav dan Jasper, juga ikut bersama mereka jadi aku bisa mengundangmu ke istana.”
Xavier terkekeh. “Kau benar-benar memanfaatkan hal ini, Alma.”
Alma dengan angkuhnya hanya mengendikkan bahu. “Aku ingin membicarakan hal penting denganmu, Xav.”
“Oh ya? Hal penting apa adikku?”
“Kau tahu ‘kan usia Andres kini dua puluh tahun. Dia akan segera dilantik menjadi Raja Gallardina generasi ke dua puluh secara resmi.”
“Lalu?” Xavier mengernyitkan dahinya tidak paham maksud pembicaraan Alma.
“Aku ingin membuat kejutan untuknya.”
“Kejutan untuk Andres?”
“No, no, bukan Andres.”
“Lalu untuk siapa?”
“Celentina.”
“Maksudmu, Audrina? Apa yang kau rencanakan, Alma?” Xavier menjadi penasaran.
“Well, ini sesuatu yang akan membuat Putri Mahkota hancur.” Alma melirik Xavier. “Dan aku akan bisa mengendalikannya,” lanjutnya tersenyum licik.
Xavier mendecak dan menggeleng tak habis pikir. “Astaga Alma, apa aku pernah bilang kalau kau sungguh tidak terduga?”
“Ya, kau mengatakannya berkali-kali.”
“Dan aku semakin penasaran dengan apa yang ada di isi kepalamu.”
“Jangan berusaha membaca pikiranku, Xav. Kau tak akan bisa membayangkannya.” Xavier terkekeh. “Kau akan mendukungku, kan? Kau adalah kakakku,” lanjut Alma bertanya.
“Tentu saja aku akan mendukungmu, adikku. Kau satu-satunya keluargaku, bagaimana bisa aku tidak mendukungmu.”
“Granisa, Xavier.” Alma mendesah. “Aku harus menunggu sepuluh tahun untuk mewujudkan rencana ini, seperti katamu, Xav," Dia melirik kakaknya. "Pengawal pribadi raja tidak bodoh." Kemudian senyum licik tersungging di bibirnya. "Tunggulah, sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu dekat.”
Xavier tak membalas perkataan Alma, dia hanya menatap curiga kepada adiknya itu. Rasa penasaran menganggu pikirannya. Apa sebenarnya yang sudah Alma lakukan dan apa yang akan direncanakannya?
Alma sendiri tak pernah memberitahu Xavier rencananya dan apa yang sudah dia lakukan. Sebuah rahasia gelap yang ditutupinya merupakan cerita mengerikan dibalik kematian Ratu Alla dan Raja Ignatius. Ada alasan dibalik rahasia gelap itu. Kejadian masa lalu yang membuat Alma pantas mendapat julukan jalang berbisa.
Ϫ Ϫ Ϫ
“Jasper! Di mana kakakku?” tanya Audrina pagi itu di Ibiza. Seharusnya hari ini mereka kembali ke Gallardina bersama.
“Yang Mulia Raja Andres sudah kembali ke Gallardina tadi subuh, putri mahkota.”
“Apa? Jadi kakakku pulang duluan dan meninggalkanku sendirian di sini?”
“Yang Mulia Raja Andres harus mengurusi beberapa hal, jadi–”
“Aku tahu! Aku tahu! Raja Andresmu itu selalu saja ada hal yang diurusi!”
“Vi auffar, Putri Mahkota. Apa sebaiknya kita langsung kembali ke Gallardina? Yang Mulia Raja Andres berpesan agar hari ini putri mahkota kembali ke istana.”
“Aku kesal sekali pada kakakku Jasper!”
“Yang mulia…”
“Aku tidak mau pulang hari ini! Nanti malam aku mau menonton konser David Guetta, kau harus menemaniku Jasper!”
“Tapi Yang Mulia…”
“Kalau kau tidak mau ya tidak apa-apa, kau bisa kembali ke Gallardina dan katakan pada kakakku bahwa aku sangat membencinya!” Audrina lalu kembali ke kamar hotelnya dengan marah.
Jasper sungguh kebingungan, apa yang harus dia lakukan? Dengan cepat dia menghubungi ayahnya, bertanya apa yang harus dia lakukan. Sang ayah menyuruhnya untuk memberitahu Raja Andres dan tentu saja, Andres memberi perintah kepada Jasper untuk membawa Audrina kembali ke istana malam ini juga.
Malamnya, Audrina dengan memakai gaun seksi berwarna hitam dengan dandanan glamour dan bibir berwarna merah terang sudah siap untuk menonton konser David Guetta.
“Jasper? Apa yang sedang kau lakukan? Mengapa kau membawa koperku?”
“Yang Mulia, malam ini kita harus kembali ke istana.”
“Atas perintah siapa? Apa raja Andresmu itu yang memberi perintah?”
“Yang Mulia, aku mohon…” Jasper menundukkan kepalanya.
“Tidak! Temani aku nonton konser David Guetta atau kau boleh meninggalkanku!”
Meninggalkanmu? Yang benar saja! Terakhir kali aku meninggalkanmu, kau terluka putri Audrina!
Jasper kembali teringat insiden jatuhnya Audrina di tangga istana ketika sang putri masih berusia tujuh tahun. Dia dengan terpaksa mengejar Audrina dan menemaninya nonton konser David Guetta.
Begitu sampai di tempat konser yang ternyata adalah sebuah Club besar dan megah, Audrina membeli tiket konser dan memasukinya. Jasper dengan sigap melindungi Audrina dengan tetap berjalan di belakangnya.
Audrina langsung menuju ke sebuah bar minuman, orang-orang masih belum menyadari bahwa putri mahkota Audrina ada di Club tersebut.
Sampai akhirnya seorang bartender menyadarinya. “Kau… kau putri Audrina, kan?” tanyanya kegirangan, dia langsung menangkap tangan Audrina yang ada di atas meja.
“Jangan sentuh putri mahkota!” Jasper dengan sigap mencengkeram lengan bartender itu.
“Hey, tenanglah! Aku hanya ingin foto bersama putri.” Bartender itu lalu melirik Audrina. “Putri mahkota, berfotolah bersamaku,” pintanya sambil mengeluarkan ponselnya.
“Tenanglah Jasper, dia hanya ingin foto bersamaku.” Audrina kemudian tersenyum, memanyunkan bibirnya, membuat duck face, dan berkali-kali bartender membuat foto selfie bersamanya.
“Wow, putri mahkota! Seperti apapun bentuk wajahmu, kau tetap saja terlihat cantik! Ternyata bukan rumor semata kalau kau adalah putri mahkota tercantik di dunia,” puji sang bartender. “Kau ingin minum apa putri? Akan aku berikan gratis.”
“Berikan aku apapun yang beralkohol.”
“Yang Mulia…” Jasper hendak mengingatkan bahwa sang putri tak bisa meminum minuman yang beralkohol, tapi Audrina melayangkan telapak tangannya ke depan muka Japser.
“Jangan menyebalkan, Jasper! Di sini aku mau bersenang-senang!”
Jasper hanya bisa diam melihat Audrina tak ingin diperingatkan. Sang bartender lalu dengan sopannya menundukkan kepalanya kepada Audrina. “Baiklah putri mahkota, apapun yang kau inginkan.”
Dan malam konser David Guetta benar-benar membuat Audrina mabuk berat. Tanpa sadar dia sudah bersikap liar di kerumunan orang-orang yang menari mengikut irama musik sang DJ. “Ayo Jasper! Menarilah bersamaku!”
Jasper yang panik melihat Audrina sudah mabuk lantas hendak menariknya keluar dari kerumanan. “Yang Mulia! Kau sudah mabuk berat! Ini sangat berbahaya, kita harus segera kembali ke istana!”
Audrina memberontak dan tepat pada saat itu dia menabrak sekerumunan orang yang akhirnya menyadari bahwa putri tercantik di dunia sedang berada satu ruangan bersama mereka.
Astaga! Bukankah dia putri Audrina?
Dia sungguh-sungguh Putri Audrina!
Putri mahkota tercantik di dunia sedang berada di sini!
Para pengunjung Club langsung antusias mengambil gambar wajah sang putri yang sedang mabuk. Bahkan saat sedang mabuk putri Audrina tetap terlihat sangat cantik! Beberapa bahkan menarik tangannya agar berfoto bersama.
Sang putri yang dalam keadaan mabuk hanya tertawa dan mengikuti kemauan mereka. Audrina sungguh ingin membuat Andres murka!
“Ya! Aku Putri Audrina! Putri mahkota tercantik di dunia!”
Jasper akhirnya mau tidak mau menyeret Audrina keluar dari Club dengan paksa. Dan begitu sudah di luar, Audrina muntah tepat di tubuh Jasper.
“Astaga!” Jasper melihat jasnya kini yang sudah penuh muntahan Audrina. Menjijikkan!
Audrina muntah berkali-kali dan Jasper hanya bisa menahan napas sambil memejamkan matanya. Dia berusaha mengontrol emosinya. Lalu dering telepon berbunyi, dia pun merogoh saku jas mengambil ponselnya.
Satu panggilan dengan nama yang tampak mengerikan bagi Jasper saat itu, Yang Mulia Raja Andres menghubunginya! Dia mengatur napasnya sejenak, tangan kirinya masih memegang lengan Audrina dan tangan kanan memegang ponselnya.
“Salure, fura magista.”
“KEMBALI KE ISTANA SEKARANG JUGA!”
Buru-buru Jasper mengecek sosial media dan berita internet kemudian mengembuskan napas, dilihatnya kini di layar ponsel, wajah sang putri yang sedang mabuk terpampang nyata di dunia maya. Dia lalu memijat dahinya kemudian melirik Audrina yang sudah ambruk ke tubuhnya. Untung saja kau putri mahkota, Audrina!
Ϫ Ϫ Ϫ
------------------------------------------------------
Garsin : Brengsek/Dasar brengsek (sebuah umpatan kasar).
Granisa : Terima Kasih.
Carlae : Sayang.
Vi auffar : Saya meminta maaf.
Celentina : Putri/Putri mahkota.
Felicas Wella Si Gallardina : Selamat datang di gallardina.
Salure, Fura Magista : Salam, Yang Mulia.
No : tidak.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top