Bab 36 The Royal Wedding
Saat berjalan menuju altar, Audrina dengan keanggunannya terlihat mempesona mengenakan gaun pengantin karya desainer Vera Wang. Sebuah tiara Fuchsia de Gallardine yang sangat indah bertengger manis di kepalanya bersama tudung putih transparan yang menutupi wajah cantiknya.
👑👑👑
Prosesi pelantikan Audrina menjadi ratu Gallardina secara resmi tak jauh berbeda dengan pelantikan Andres. Hanya saja pelantikan Audrina ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya dan festival fiorales.
Tepat jam sebelas siang, Audrina tiba di chapel kathedral dengan memakai jubah kebesaran Gallardine dan mahkota ratu Amuria. Dia lalu diperkenalkan kepada para petinggi kerajaan, bangsawan dan tamu undangan oleh uskup Benediktus Asturias La Clementine. Uskup yang juga berperan penting saat pelantikan raja Andres.
Setelah diperkenalkan, Audrina berjalan menuju altar utama di tengah chapel kathedral lalu uskup Benediktus mengucapkan doa dan memberkati Audrina kemudian membimbingnya untuk mengucapkan sumpah sebagai ratu. Selesainya prosesi pengucapan sumpah dilanjutkan dengan ritual keagamaan sesuai dengan agama katolik.
Berakhirnya ritual keagamaan menandakan berakhirnya semua prosesi pelantikan secara resmi dan Audrina dipersilahkan duduk di kursi singgasana Gallardine sebagai Ratu Gallardina secara resmi. Para pejabat tinggi kerajaan, bangsawan dan tamu undangan lalu mengucapkan salam kehormatan kepada sang ratu.
“Salure Ausfirae, Fura Magista Berentina Audrina Rosemary La Corsiva De Gallardino!”
Pelantikan Audrina yang bersamaan dengan festival fiorales juga ulang tahunnya dijadikan sebagai libur nasional Gallardina selama tiga hari, lebih tepatnya sehari sebelum pelantikan, hari saat pelantikan dan sehari setelah pelantikan. Rakyat Gallael bersuka cita menyambut ratu mereka yang baru dengan mendatangi istana fuchsia. Jalan raya Burgundy juga dipenuhi dengan masyarakat yang ingin mengikuti prosesi pelantikan Audrina secara langsung.
Bukan hanya penduduk Gallardina, tapi juga wisatawan mancanegara yang tiba-tiba saja membludak mendatangi Gallardina. Mereka tidak hanya ingin melihat prosesi pelantikan itu, tapi juga ingin menikmati festival fiorales di Gallardina.
Media internasional juga tidak ketinggalan meliput semuanya, bahkan sepertinya pelantikan Audrina lebih meriah daripada pelantikan Andres. Ini dikarenakan Audrina yang sudah terkenal di seluruh dunia juga menjadi ikon Gallardina. Ditambah lagi pelantikan yang bersamaan dengan perayaan festival fiorales juga ulang tahunnya.
Setelah semua proses pelantikan itu, Audrina harus melakukan prosesi lainnya yaitu tradisi raja atau ratu yang baru dilantik berkeliling menyapa rakyatnya dengan menggunakan vicallo kerajaan dan prosesi itu sangat mengharukan, rakyat gallael melemparkan rangkaian bunga fuchsia ke arah iring-iringan vicallo kerajaan yang ditumpangi Audrina sebagai tanda kehormatan.
Baru setelahnya, Audrina berhenti tepat di depan istana fuchsia. Dia langsung menuju ke dalam istana di mana Alland sudah menunggunya sedari tadi.
“Alland! Maafkan aku, kau harus menunggu lama.”
“Tidak apa-apa, jika aku harus menunggu ratu sepertimu itu tidak masalah bagiku.”
Audrina terkekeh sambil menepuk pelan lengan Alland.“Aku lelah sekali, masuklah ke kamarku!” ajaknya.
Namun Alland menahan Audrina. “Sebaiknya kau istirahat, seorang ratu tidak boleh menampakkan wajah yang kelelahan meski sebenarnya kau tetap terlihat cantik.”
Audrina tersipu. “Tapi aku ingin mengobrol denganmu.”
“Kau bisa mengobrol denganku jika kau sudah cukup beristirahat. Lagipula tenanglah, aku tidak akan ke mana-mana, aku akan langsung datang jika kau memanggilku.”
“Tentu saja kau harus langsung datang! Aku kini seorang ratu dan kau adalah tunanganku.”
“Ah.” Alland bernapas lega membuat Audrina terheran-heran. “Aku lega sekali akhirnya kau mengakuiku sebagai tunanganmu.”
Audrina langsung melotot. “Memangnya aku tidak pernah mengakuimu?” tanyanya tak terima.
“Tidak pernah, Audri. Tidak pernah secara langsung.” Alland terkekeh diikuti Audrina. Lalu tangan Alland membelai lembut pipi Audrina. “Istirahatlah, ratuku. Jangan sampai kau kelelahan.” Ada jeda sejenak sebelum Alland menyadari sesuatu. “Ah! Tunggu sebentar,” dia mengambil sebuah kotak kayu segiempat dari atas meja. “Ini untukmu. Felicas fucaria, carlae,” ucapnya lembut.
Audrina tersenyum dan menatap Alland penuh arti. Lalu dia mengambil kotak tersebut dari tangan Alland dan dipandanginya sesaat. “Ini apa?”
“Bukalah! Aku tak tahu apa kau akan menyukainya? Tapi aku berharap kau menyukainya.”
Perlahan Audrina membuka kotak tersebut. Matanya langsung terbelalak. “Alland! Ini sangat indah sekali!” pekiknya saat melihat isi kotak itu. Sebuah rangkaian bunga fuchsia yang berwarna perak keemasan dengan hiasan warna-warni dari batu coral juga beberapa berlian yang berkilauan. Meski bukan bunga asli, tapi rangkaian bunga yang terbuat dari bahan dasar emas itu benar-benar sangat indah dilapisi kaca di dalam kotak tersebut.
“Kau menyukainya?”
“Aku sangat menyukainya! Ini hadiah kedua terindah yang pernah kudapatkan!” Audrina sekali lagi menatap Alland dengan sejuta makna yang tidak bisa diartikan. “Granisa, carlae.” Lalu Audrina mengecup singkat bibir Alland.
“K-kau menciumku?” tanya Alland terkejut.
“Memangnya tidak boleh?”
“Tidak, tentu saja kau boleh menciumku.”
Audrina tertawa. Sekali lagi dia mengecup bibir Alland. Kali ini bukan hanya kecupan singkat.
“Ngomong-ngomong, boleh aku tahu hadiah terindah pertamamu?” tanya Alland penasaran begitu ciuman mereka berakhir.
Audrina memicingkan mata sambil menahan senyum, dia lalu menggeleng. Mana mungkin Audrina akan memberitahu Alland, kalau hadiah terindah pertama baginya adalah sebuah kalung berbandul mahkota dari Jasper yang diberikan saat ulang tahunnya yang ke tujuh belas.
👑👑👑
“Salure, fura magista,” Jasper memberi salam. “Kau memanggilku?”
“Ah, Jasper! Kemarilah!” Audrina mengajaknya duduk bersama.
“Ada apa, Audri?”
Audrina terdiam untuk beberapa saat, dia menatap Jasper lekat. “Aku mau berterima kasih padamu.”
“Untuk apa?”
“Untuk semuanya.”
Jasper menatap Audrina intens. Ada kecanggungan di antara mereka. Setelah sebulan pelantikan Audrina menjadi ratu, keduanya kini memiliki jarak yang sangat terlihat antara seorang ratu dan pengawal pribadinya.
“Seharusnya akulah yang berterima kasih padamu, Berentina.”
Audrina tertawa. “Kau memanggilku, Berentina?” tanyanya yang membuat Jasper menjadi salah tingkah. “Granisa,” ucapnya pelan. “Terima kasih karena kau sudah membuatku jatuh cinta padamu. Terima kasih sudah memberikan aku perasaan yang luar biasa ini. Terima kasih untuk segalanya, Jas.”
Jasper terhenyak. “Berentina…..”
“Besok adalah hari pernikahanku dan sesuai permintaanmu, aku sudah mulai membuka hatiku untuk Alland.” Audrina lalu memandang Jasper dengan tatapan yang sepenuhnya merelakan. “Aku… sudah siap melepaskanmu, Jasper Emiliano,” lanjutnya dengan menahan airmatanya agar tidak jatuh.
Untuk sesaat Jasper menatap Audrina dengan tulus lalu tersenyum. “Granisa,” tanpa sadar dia mengucapkannya. “Aku percaya, Alland adalah yang terbaik untukmu. Dia pasti akan membahagiakanmu,” lanjutnya penuh keikhlasan.
Audrina mengangguk pelan dan rasanya percuma menahan tangisnya karena pada akhirnya dia tak bisa membendungnya. Tak pernah menyangka bagi Audrina, bahwa dirinya bisa melepaskan pria yang berhasil mengetuk pintu hatinya dari sejak dirinya berusia tujuh tahun.
👑👑👑
Hari ini adalah hari yang sangat dinantikan Audrina yang kini berstatus seorang ratu. Tapi khusus hari ini, dia akan menjadi ratu sepenuhnya untuk seorang Allandrio Maximus La Calladine.
Audrina akan menjadi pengantin tercantik di hari pernikahannya ini yang juga sudah dinantikan oleh seluruh penjuru masyarakat Gallardina bahkan dunia. Audrina tampak bahagia ketika melihat dirinya di cermin saat akan dirias, salah satu beban dihatinya sudah hilang. Namun, beban lainnya akan menunggu seiring pernikahan yang akan dijalaninya. Dan Audrina sangat sadar akan hal itu.
“Salure, fura magista.” Jasper memberi salam. “Ada seseorang yang ingin menemuimu.”
“Audrina!!!” Belum sempat dirinya bertanya, tiba-tiba seorang meneriakkan namanya dan memeluknya.
“Sofia?”
“Iya! Ini aku Sofia! Sahabatmu!”
“Astaga Sofia!” Audrina langsung menangkup wajah sahabatnya itu. "Akhirnya kau kembali ke Gallardina?”
Sofia mengangguk. “Kau akan menikah! Bagaimana mungkin aku tidak ada di hari pernikahanmu!”
“Sofia!” Audrina kembali merengkuh tubuh sahabatnya itu. “Aku sangat merindukanmu!”
“Aku juga merindukanmu, Audri! Aku sangat merindukanmu!”
Kedua sahabat itu pun saling berpelukan haru. Selanjutnya, mereka bercengkrama hingga akhirnya Sofia menemani Audrina dirias sampai selesai. Dan tentu saja, Sofia tampak terpesona dengan keanggunan Audrina dibalut gaun pengantinnya.
Masyarakat Gallardina dan media internasional sudah memenuhi jalan raya utama Burgundy. Sebagian memenuhi halaman istana fuchsia dan chapel kathedral. Para tamu undangan sudah menunggu di dalam chapel. Allandrio beserta keluarganya terlihat baru memasukinya. Sofia sendiri sudah berada di dalamnya. Mereka menunggu kedatangan si pengantin wanita, yang tidak lain adalah ratu Gallardina, Her Majesty Berentina Audrina Rosemary La Corsiva De Gallardino.
Tepat pukul sepuluh pagi, Audrina sampai di depan Chapel Kathedral. Dia turun dari vicallo kerajaan. Sesaat sebelum menaiki tangga memasuki chapel, Audrina berbalik sebentar untuk menyapa masyarakat dan media internasional. Dia melambaikan tangannya dan terlihat sangat bahagia.
Didampingi Allastair Maximus La Calladine, salah satu pejabat tinggi kerajaan Gallardina yang tidak lain adalah ayahnya Alland, Audrina memasuki chapel.
Saat berjalan menuju altar, Audrina dengan keanggunannya terlihat mempesona mengenakan gaun pengantin karya desainer Vera Wang. Sebuah tiara Fuchsia de Gallardine yang sangat indah bertengger manis di kepalanya bersama tudung putih transaparan yang menutupi wajah cantiknya.
Tiara fuchsia de gallardine sudah turun-temurun dikenakan oleh wanita keturunan De Gallardino di hari pernikahannya. Gaun pengantin yang dikenakan Audrina, Two Tier Cathedral Length Veil, berbahan dua lapis tule halus saling tumpang tindih untuk menciptakan efek yang menakjubkan dan elegant. Sangat sempurna dikenakan Audrina di hari pernikahannya.
Musik yang begitu syahdu mengiringi Audrina sampai di altar di mana Alland sudah menunggunya, Audrina dan Alland dipercikkan air suci oleh pendeta lalu didoakan dan diberkati kemudian dimulailah prosesi sakramen pernikahan sesuai dengan agama katolik. Setelah pengucapan janji suci, dilanjutkan dengan penandatanganan dokumen pernikahan di sebuah ruangan di belakang altar.
Sambil menunggu kedua pengantin selesai menandatangani dokumen, musik dan lagu berkumandang untuk menghibur para tamu undangan. Audrina dan Alland sendiri tak berciuman di depan altar, ini dikarenkan tradisi bangsawan Gallardina, yakni, berciuman di dalam rumah Tuhan sangat tidak pantas dilakukan oleh bangsawan dan keturunan raja.
Selepas penandatangan dokumen, Audrina dan Alland berjalan keluar Chapel. Tepat di pintu masuknya sebelum menuruni tangga, mereka pun berciuman yang diikuti tepuk tangan meriah dan sorak-sorai dari masyarakat Gallardina. Kedua pengantin itu lalu melambaikan tangannya. Kebahagian sangat terlihat di wajah mereka.
Audrina dan Alland kemudian menaiki vicallo kerajaan untuk kembali ke istana. Namun sebelumnya, mereka harus menjalani prosesi berkeliling menyapa masyarakat Gallardina yang sudah memenuhi jalan raya utama Burgundy. Sebuah prosesi yang wajib dilakukan, apalagi status Audrina yang sudah menjadi ratu.
Selesai prosesi itu, pasangan pengantin itu kembali ke istana untuk penyambutan mereka sebagai suami istri di balkon istana. Masyarakat Gallardina yang sudah berkumpul di depan istana kemudian melemparkan ribuan rangkaian bunga fuchsia.
Di Gallardina, melempar rangkaian bunga fuchsia adalah sebuah tradisi untuk tiga hal; pertama, tanda kehormatan jika baru saja ada raja atau ratu dilantik. Tanda berduka, jika baru saja ada raja atau ratu meninggal dan tanda suka cita, jika baru saja ada raja atau ratu menikah.
Sekali lagi Audrina dan Alland berciuman di balkon istana. “Aku mencintaimu, ratuku,” gumam Alland melepaskan ciumannya.
Audrina hanya terdiam dan tersenyum tipis, dia sangat bersyukur Alland begitu mencintainya, tapi dia belum bisa mengatakan bahwa dirinya mencintai Alland. Meski dia sudah merelakan satu-satunya pria yang pernah singgah dihatinya. Namun Audrina berjanji, dia akan belajar mencintai pria yang sudah berstatus menjadi suaminya kini.
👑👑👑
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top