Bab 14 Playing With Fire

Aku ingin dia cemburu! Aku ingin dirinya cemburu kepadaku! Aku ingin melihatnya meluapkan amarah karena terbakar rasa cemburu kepadaku!

👑👑👑

Tatapan nanar Audrina berubah menjadi sendu ketika Jasper sudah keluar. Matanya masih terfokus pada pintu dan berharap Jasper membuka pintu itu kembali masuk lalu membawa dirinya.

Tapi tentu saja itu hanya tinggal harapan Audrina karena Jasper benar-benar tak kembali membuka pintu itu.

“Putri mahkota, kau baik-baik saja?” tanya Alland.

Audrina menoleh. Menatap Alland sejenak lalu dia tersenyum dan mengangguk.

“Maafkan sikap pengawal pribadiku, Alland.” Audrina mendesah pelan dengan perasaan bersalah. “Tak seharusnya dia bersikap dan berkata seperti itu kepada bangsawan terhormat sepertimu. Sungguh tidak sopan.”

Alland menggenggam tangan Audrina lalu mengusap pelan punggung tangannnya. “Tidak masalah, putri,” ucapnya tersenyum. “Dia hanya melakukan pekerjaannya. Bukankah sudah tugasnya menjaga dan melindungimu, Yang Mulia Putri Mahkota.”

Audrina tersenyum tipis. Hatinya mendadak sakit mendengar Alland mengatakan 'Dia hanya melakukakan pekerjaannya.' raut wajahnya seketika murung.

Aku ingin dia cemburu! Aku ingin dirinya cemburu kepadaku! Aku ingin melihatnya meluapkan amarah karena terbakar rasa cemburu kepadaku!

“Putri,” Alland menyentuh dagu Audrina dan mengangkat wajahnya pelan. “Kau terlihat sedih. Apa aku membuatmu sedih?”

Audrina menjawab dengan menggelengkan kepala dan kedua sudut bibirnya tersungging naik.

“Jika kau tak ingin melanjutkan dansa kita…”

“Alland,” Audrina menyela kata-katanya. “Maaf, tapi bisakah kau membawaku pergi dari sini?” tanya sang putri.

Alland mengkerutkan dahinya. “Tentu saja bisa, putri,” ujarnya lalu merentangkan tangannya sambil tersenyum mengajak Audrina. “Kau ingin ke mana, Yang Mulia?” tanya Alland.

Audrina menyambut tangan Alland. “Ke mana saja, asal kita keluar tidak melalui pintu utama.” Alland menatap Audrina bingung. “Asal kau tahu, aku memang sudah mengusir pengawal pribadiku tapi percayalah, dia tidak benar-benar pergi. Aku yakin dia sedang menungguku di balik pintu utama itu.” Dia menjelaskan.

“Hmm,” Alland mengangguk paham. “Aku tahu jalan rahasia keluar dari rumah ini,” bisiknya.

“Jalan rahasia? Maksudmu seperti terowongan bawah tanah?” Audrina terbelalak.

Pikirannya langsung tertuju terowongan bawah tanah di istana yang menembus Chapel Kathedral. Audrina pikir rumah bangsawan pasti ada suatu jalan rahasia di dalamnya. Tapi bagaimana Alland bisa tahu?

Alland seperti bisa membaca pikiran putri mahkota. Dia pun terkekeh. “Aku sudah beberapa kali mengunjungi rumah ini.” bisiknya.

Lalu Alland menarik Audrina keluar dari kerumunan para tamu bangsawan menuju sebuah tangga ke bawah. Kemudian melewati lorong yang ada sebuah pintu di ujungnya. Mereka pun memasukinya yang ternyata adalah ruangan itu sebuah dapur.

“Tuan Alland? Putri mahkota?” salah satu pelayan di dapur tampak kaget melihat Alland dan Audrina di dapur.

Alland memberi tanda untuk tidak menggubris mereka dengan senyumannya. Dia terus menarik Audrina melewati dapur tersebut dan keluar dari sebuah pintu belakang.

Audrina tertawa kecil saat Alland menggenggam tangannya dan menyuruhnya mempercepat langkahnya melewati sebuah taman bunga fuchsia di belakang rumah bangsawan itu dan tepat di ujung taman, mereka keluar melewati pagar yang tak terlihat seperti pagar karena tertutup oleh rimbunnya dedaunan.

“Astaga!” Audrina kaget saat mendapati dirinya ada di sebuah jalan raya begitu keluar dari pintu pagar dedaunan tersebut.

“Kau terkejut, putri?” tanya Alland sambil menoleh ke arah Audrina.

Seketika Alland terpesona oleh kecantikan Audrina yang terpancar begitu alami. Wajah terkejut sang putri begitu polos dan dipadukan dengan senyumnya yang menawan. Alland merasa tak bernapas untuk beberapa detik. Jantungnya berdebar-debar.

Apa kau sungguh putri mahkota? Karena kau terlihat seperti bidadari!

Audrina masih tertawa senang dan tidak sadar diperhatikan oleh Alland. Sang putri tertawa seakan baru saja keluar dari kukungan istana. Alland tak sedetik pun berpaling. Dia tersenyum dan pada saat itu, ingin sekali dirinya memeluk Audrina. Menjadikannya miliknya!

“Alland, aku terkejut sekali! Bagaimana bisa kau menemukan jalan rahasia seperti ini?” tanya Audrina masih dengan senyum menawannya. “Alland?” sang putri menyentuh lengan pria itu karena sedari tadi Alland hanya menatapnya tak bereaksi.

Namun siapa sangka sentuhan sang putri berhasil membuat Alland bereaksi hampir saja mencium gadis itu. Tapi tentu saja pengendalian dirinya sebagai bangsawan terhormat hanya bisa membuatnya merutuk dirinya sendiri.

Jangan menyentuhku Audrina! Rasanya aku ingin sekali menciummu!

Audrina kembali menghentakkan lengan Alland. “Maaf putri?” tanya Alland.

“Aku terkejut, kau bisa menemukan jalan rahasia seperti ini.”

Alland terkekeh. “Memang kau pikir jalan rahasia seperti apa? Terowongan bawah tanah di bawah kastil?”

Audrina mengangguk dan tertawa. “Iya aku pikir seperti itu.”

“Kalau kau putri mahkota di abad pertengahan, mungkin kau akan menemukan jalan rahasia seperti itu. Tapi kau adalah putri mahkota zaman modern. Tentu saja, jalan rahasianya berbeda.”

Audrina menggeleng dan tersenyum. kembali ingatannya menerawang saat melewati jalan rahasia di istana fuchsia. Tentu saja, tak sembarang orang yang tahu jalan rahasia tersebut.

Alland kemudian memainkan ponselnya. Dia terlihat hendak menelepon seseorang.

“Samuel? Segera ke perempatan jalan raya yang berada tepat di belakang rumah bangsawan Allegra!”

“Baik Tuan Alland, saya segera ke sana.”

Tuut-

“Pengawal pribadiku akan menjemput kita di sini.” kata Alland.

“Baguslah. Kita akan ke mana?” tanya Audrina.

“Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, tapi ini akan menjadi kejutan.” jawab Alland.

Audrina memicingkan matanya. “Kau tak berencana menculikku kan?”

Alland tertawa lalu balas memicingkan mata. “Kau lupa? Kau yang memintaku menculikmu?”

Dahi Audrina berkerut. “Kapan aku memintamu?”

Kini dahi Alland yang berkerut. “Hmm, kapan ya?” Alland memainkan dagunya seakan berpikir. “Tadi saat di dalam pesta kau berkata…”

“Ah iya! Iya! Aku ingat!” seru Audrina menyelak kata-kata Alland sambil tertawa malu.

Alland tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Menggemaskan sekali! lalu dia melihat Audrina tampak kedinginan dengan hanya menggunakan gaun ketat tanpa lengan kemudian dia membuka jasnya dan memakaikan ke tubuh sang putri. “Jangan sampai kedinginan.”

Audrina menoleh kaget lalu menerima jas pemberian Alland di tubuhnya. “Granisa.”

Waktu terasa lambat saat mereka menunggu. Audrina memainkan bunga fuchsia yang masih tergantung di pohonnya. Lalu Alland memetik beberapa bunga fuchsia lalu merangkainya.

“Kau pasti tahu kan, merangkai bunga fuchsia harus menjadi keahlian pria gallael?” Audrina mengangguk. “Ada kepercayaan masyarakat gallael, kepercayaan ini ada karena kisah cinta Ratu Amuria Catalista La Corsiva, pendiri kerajaan Amuria De Gallardine, nenek buyutmu,” lanjut Alland yang mulai sibuk merangkai bunga fuchsia. “Ratu Amuria sangat menyukai bunga fuchsia, hingga suatu hari pangeran dari Spanyol yang jatuh cinta kepadanya belajar merangkai bunga fuchsia untuk membuat sang ratu jatuh hati kepada dirinya. Dan akhirnya sang ratu sungguh jatuh cinta setelah diberikan rangkaian bunga fuchsia itu.” Tangan Alland dengan cekatan hampir menyelesaikan rangkaiannya. “Sejak saat itu, kepercayaan itu muncul, siapapun pria gallael yang memberikan rangkaian bunga fuchsia kepada wanita gallael kelak mereka akan dipersatukan oleh ikatan pernikahan.” Alland lalu memberikan rangkaian bunga fuchsianya kepada Audrina.

Audrina terpaku pada rangkaian indah bunga fuchsia yang dirangkai oleh Alland. Perlahan dia mengambil bunga itu dari genggaman pria itu.

“Ini,” Audrina terdiam sejenak. “Sangat indah sekali.”

“Bunga fuchsia memang sudah seharusnya dirangkai sangat indah jika ingin diberikan kepada wanita yang bisa membuat jantung seorang pria berdebar-debar,” ucap Alland tersenyum.

Audrina membalas senyuman Alland. Dirinya mungkin akan terbang setinggi langit jika Jasper yang mengatakan hal itu.

Lagipula Audrina paham, pria gallael kebanyakan pintar merayu dan wanita gallael kebanyakan kebal dirayu. Jika kau dirayu dan digombali pria gallael, itu suatu kehormatan dan bagi wanita gallael itu adalah hal biasa.

Audrina dan Alland saling berbalas senyuman sampai akhirnya sebuah mobil berhenti di hadapan mereka. Alland memeprsilahkan Audrina masuk di bangku belakang mobil bersama dirinya.

“Ke Bandara Internasional Sky Topaz sekarang.” perintah Alland.

👑👑👑

Sofia berjalan santai keluar dari rumah bangsawan Allegra dan dia mendapati Jasper tengah berdiri tidak jauh dari pintu utama rumah itu.

Gadis itu pun tertawa tak percaya. “Dasar pengawal bodoh! Kau masih saja menunggunya padahal dia sudah mengusirmu!” Sofia lalu mendekati Jasper yang sedang tertunduk dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celananya. “Kembalilah ke istana, putri mahkotamu mungkin tidak akan pulang malam ini.”

Lady Sofia,” Jasper menundukkan kepalanya lalu menatap Sofia dengan dahi berkerut. “Apa maksudmu putri mahkota mungkin tidak akan pulang malam ini?” Seketika matanya melihat pintu utama mencoba melirik ke dalam mencari-cari sosok Audrina.

Sofia mengangkat bahu. “Kulihat dia sudah melarikan diri dengan Alland,” jawabnya santai.

“Apa?!? Bagaimana bisa putri mahkota pergi bersama dengan pria yang baru saja dia kenal?” tanya Jasper terkejut. Dia hendak masuk ke dalam sebelum Sofia menahannya.

“Kau berani masuk ke dalam setelah putri mahkota mengusirmu? Sungguh?” tanya Sofia dengan tatapan sinis. “Ingat posisimu Jasper, kau hanya pengawal pribadinya,” lanjutnya mengintimidasi.

Jasper menatap balik Sofia dengan tajam. “Justru karena aku sadar posisiku sebagai pengawal pribadinya, sudah tugasku menjaga dan melindunginya. Lantas bagaimana aku bisa menjalankan pekerjaanku jika putri mahkota bahkan melarikan diri dariku! Raja Andres pasti tidak akan menerima sikap putri mahkota seperti ini! Dia bahkan baru mengenal pria itu!”

Sofia tertawa lalu bersidekap. “Raja Andres pasti tidak akan mempermasalahkan hal ini. Dia mengenal dengan baik Allandrio Maximus La Calladine. Pria terhormat, seorang bangsawan. Sedangkan kau? Justru dia akan menjadikannya masalah jika Audrina melarikan diri denganmu!”

Jasper mengepalkan tangannya. Ingin sekali rasanya dia membalas kata-kata Sofia kalau saja dia tidak ingat Sofia adalah seorang bangsawan dan sahabatnya Audrina.

Bukannya Jasper tidak tahu kalau Raja Andres sangat mengenal Alland, mereka berteman baik dan sudah beberapa kali Raja Andres bertemu secara pribadi dengan Alland. Jasper sepenuhnya sadar, pria seperti Alland sangat layak untuk Audrina.

“Hubungi Raja Andresmu jika kau tidak percaya.” Sofia memberi perintah.

Jasper lalu mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan menghubungi Raja Andres.

Baru saja panggilannya tersambung, Sofia dengan cepat mengambil ponsel Jasper dan mengubah ke loudspeaker.

“Hella Raja Andresku tercinta. Ini aku Sofia.”

“Sofia? Kenapa kau menghubungiku dengan ponsel Jasper? Di mana Jasper?”

“Tenanglah Andres, Jasper sedang bersamaku.”

“Lalu Audrina? Di mana adikku? Apa terjadi sesuatu dengannya?”

“Tidak terjadi sesuatu dengan Audrina, dia baik-baik saja bersama Alland.”

“Alland? Maksudmu Allandrio Maximus La Calladine?”

“Iya Andres. Kemungkinan adikmu tidak pulang ke istana malam ini.”

Terdengar helaan napas. “Baiklah, aku percaya dengan Alland. Dia pasti menjaga adikku dengan baik.”

“Meskipun Jasper tidak bersamanya?”

Tidak ada jawaban namun terdengar kata-kata seperti perintah.

“Jasper! Kembalilah ke istana sekarang juga!”

Tuut-

“Astaga! Langsung dimatikan!” Sofia mendecak kesal lalu dia melirik Jasper yang wajahnya terlihat marah. “Kau dengar kan apa kata rajamu? Kau diperintahkan untuk kembali ke istana.”

Jasper mengambil ponselnya dari tangan Sofia lalu dia mundur perlahan begitu melihat Sofia mendekatinya dengan senyuman seksinya namun begitu mengerikan bagi Jasper.

“Jangan takut kepadaku, Jasper. Aku tak akan memakanmu,” Jasper pun berhenti mundur dan terdiam. Sofia semakin mendekatinya. Disentuhnya lengan Jasper perlahan lalu mendekatkan bibirnya ke telinga pria itu. “Atau kau bisa pergi bersamaku dan menikmati ranjangku semalaman,” bisik Sofia menggoda.

Jasper meneguk salivanya dan menatap Sofia. “Kalau kau tidak ingin ditelanjangi di pusat kota Burgundy, sebaiknya jangan menggodaku.” Dia lalu menundukkan kepalanya kemudian permisi.

Sofia tercengang lalu mendecak kesal. “Apa aku baru saja dicampakkan? Seorang La Corsiva diacuhkan begitu saja?” Gadis itu pun tertawa. “Dasar beruang kutub!” makinya kesal.

Jasper yang mendengar makian Sofia tak menghiraukannya. Dia memasuki mobil yang dipakainya buat mengantar Audrina. Kedua tangannya menggenggam erat kemudi dengan raut wajah marah dan napas memburu.

Pikirannya berkecamuk. Memang bukan pertama kali Audrina melarikan diri tapi kali ini Jasper tak bisa menerimanya. Dirinya sungguh marah karena Audrina melarikan diri tak sendirian melainkan dengan seorang pria!

Audrina sungguh berhasil memainkan permainannya. Bermain dengan api asmara yang kelak akan membawanya ke dalam hubungan dan perasaan yang terkutuk! Karena dia tidak akan pernah bisa memiliki sepenuhnya kedua hal tersebut.

👑👑👑

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top