Bab 13 A Game Of Love
If he really loves you, he will confess his feeling to you as a woman he loved, not as a crown princess.
👑👑👑
Alma memasuki sebuah ruangan yang tampak asing baginya. Dia baru saja sampai di rumah kakaknya dan tak seperti biasanya sang kakak langsung mengajaknya untuk berbicara berdua di ruangan itu.
“Aku belum pernah masuk ke ruangan ini, Xav,” ujar Alma.
Xavier terkekeh. “Duduklah!”
Alma pun duduk tepat di depan Xavier lalu melihat sekeliling. Tampak dua rak buku besar menjulang, beberapa sofa dan lampu antik. “Apa ini ruang kerjamu?” tanyanya.
“Yah, bisa dikatakan begitu.” jawab Xavier, “kita tak bisa mengobrol di ruang tamu atau ruang keluarga dengan beberapa pelayan bisa mendengar pembicaraan kita.” Xavier diam sejenak membenarkan posisi duduknya. “Kau tahu, kan? Topik pembicaraan kita tentang keluarga kerajaan itu sangat sensitif dan berbahaya.”
Alma mengangguk tanda paham. “Ternyata kau sangat berhati-hati sekali.”
“Aku memang sangat berhati-hati.” Wajah Xavier kemudian menjadi serius. “Aku juga sudah menyuruhmu untuk berhati-hati bukan? Bagaimana dengan pelayan setia Raja? Apakah dia mencurigai sesuatu?”
“Tenang saja, Xav, semua terkendali.” Alma berujar santai. “Pelayan raja yang setia dan bodoh itu bahkan tak mengendus apa yang sudah kulakukan,” lanjutnya tersenyum licik.
“Apa kau yakin, Alma?” tanya Xavier.
“Tentu saja! Dari semenjak kematian Ratu Alla dan Raja Ignatius, tak ada yang mencurigaiku dibalik kematian mereka.”
Xavier memicingkan matanya. “Jadi benar kau dibalik kematian raja dan ratu?”
“Aku tidak bilang begitu, Xav! Aku bilang tidak ada yang mencurigaiku!”
“Baiklah, Alma. Aku akan percaya padamu.”
“Kau harus percaya padaku! Kau kakakku!”
Xavier terkekeh. “Tapi adikku, aku sungguh penasaran apa yang akan kau lakukan agar bisa mengendalikan hidup putri mahkota?”
Alma terdiam sejenak lalu tersenyum licik. Dia kemudian melirik Xavier dan mendekatkan diri kepadanya. “Kau tahu? Aku sudah merencanakan hal yang besar untuk celentina. Tak lama lagi setelah pelantikan raja Andres, aku akan membuatnya menderita seperti saat dia melihat ayahnya tewas tergantung.”
Xavier tampak tak terkejut mendengar ucapan Alma. dia hanya tersenyum tipis dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelahnya mereka bercengkrama lalu Alma permisi kembali ke istana.
Pria itu kembali ke meja kerjanya, tangan kanannya meraba bawah meja. Diambilnya sebuah benda hitam dengan lampu merah kedap kedip menyala. Di pencetnya tombol off lalu ditekannya tombol repeat.
Dia mendengarkan kembali pembicaraannya bersama Alma dengan mata terpejam. Kau memang adikku Alma, tapi sayang kau hanya adik tiriku. Jika kau sudah kelewat batas, aku tak akan mengikuti permainanmu.
👑👑👑
Seorang wanita muda memakai gaun ketat tanpa lengan berwarna metalik yang dipadukan dengan leather jacket berwarna hitam dan sepatu boots hitam tampak memasuki istana dengan santai. Rambut brunette ikalnya tampak tergerai, bibirnya berwarna merah terang terlihat seksi dan kaki jenjangnya menyusuri lorong istana hingga berpapasan dengan seseorang. “Hai Jasper! Audrina ada di kamarnya?”
“Lady Sofia.” Jasper menundukkan kepalanya lalu mengantarkan Sofia ke kamar Audrina.
“Granisa.” Sofia mendekati tubuh Jasper. “Ma barest-illa,” bisiknya sambil tersenyum menggoda.
Jasper bergeming. Wajahnya tetap serius dengan kaca mata hitam dan kerutan di dahinya. Laki-laki itu memang terlihat tampan apalagi dia memakai setelan jas khas pengawal pribadi yang sangat pas di tubuh tegapnya.
Sofia memutar bola matanya malas ketika godaannya sama sekali tak berhasil untuk Jasper. “Dingin sedingin kutub utara seperti biasanya, entah apa yang Audrina lihat dari dirimu,” ucapnya ketika Jasper membukakan pintu kamar Audrina, sesaat sebelum Sofia memasukinya.
“Sofia!” Audrina langsung memeluk sahabatnya itu.
“Audri sayang!” Sofia membalas pelukannya. “Astaga, aku bosan sekali!” Dia lalu menghempaskan tubuhnya di ranjang putri mahkota.
“Kau baru sampai di sini lalu kau sudah merasa bosan?” tanya Audrina.
“Aku bosan dengan pengawal pribadimu itu! Dia seperti manekin hidup! Bayangkan saja, aku menggodanya tapi dia sama sekali bergeming.”
Audrina langsung memicingkan mata sambil bersidekap. “Kau berani menggoda pengawal pribadiku?”
“Memang kenapa? Kau akan menelanjangiku di pusat kota Burgundy?” tanya Sofia santai.
“Astaga Sofia!” Audrina melempar bantal sofa ke arahnya.
Sofia tertawa terbahak-bahak. “Tenanglah celentina, aku tak tertarik dengan pengawal pribadimu! Aku lebih tertarik dengan Allandrio Maximus La Calladine!”
Sofia lalu memainkan ponselnya dan Audrina memutar bola matanya malas kemudian menggelengkan kepalanya.
“Audrina!” pekik Sofia yang langsung membuat Audrina tersentak. “Kita harus datang ke pesta ini! Alland akan datang ke pesta ini!”
“Ya ampun Sofia! Aku pikir ada apa!”
“Ayolah Audrina, temani aku!” pinta Sofia.
“Aku tak tertarik Sofia, lagipula kau 'kan biasa ke pesta semacam itu sendirian. Kenapa aku harus menemanimu?” tanya Audrina menolak permintaan Sofia.
Sofia tampak berpikir keras. Benar juga! Biasanya memang tak pernah mengajak Audrina ke pesta-pesta bangsawan dan sosialista kelas atas. Lalu terbersit ide dalam pikirannya dan dia yakin Audrina tidak akan menolaknya. “Audri, boleh aku bertanya sesuatu?”
“Bertanyalah! Ada apa?” Audrina kini duduk di samping Sofia.
“Apa Jasper sudah menyatakan perasaannya padamu?”
Dahi Audrina berkerut. “Dia mengatakan kalau mencintaiku.”
“Maksudku, apa dia mengatakannya padamu sebagai pria kepada wanita atau sebagai pengawal pribadi kepada putri mahkota?”
Audrina diam sejenak mendengar pertanyaan Sofia. Sebuah pertanyaan yang sukses mengusiknya karena dirinya tahu Jasper mengatakan kata-kata itu kepadanya karena dirinya adalah putri mahkota.
Audrina menghembuskan napas kasar. “Sofia, apa itu penting?”
“Tentu saja penting Audri!” Sofia menatap Audrina dalam. “If he really loves you, he will confess his feeling to you as a woman he loved, not as a crown princess.”
“Sofia, aku tak tahu perasaan Jasper!” Wajah Audrina berubah sendu. “Aku hanya tahu dia adalah milikku karena dia pengawal pribadiku. Aku jatuh cinta kepadanya dan dia mencintaiku karena aku adalah putri mahkota.”
Sofia menggenggam tangan Audrina dengan wajah serius. “Kau tak ingin tahu bagaimana perasaan Jasper? Kau sungguh tak ingin tahu?”
“Tentu saja aku ingin tahu! Tapi bagaimana caranya?”
Sofia tersenyum. “Ikuti permainanku!” Audrina mengkerutkan dahinya tak mengerti. “Pertama-tama kau harus ikut denganku ke pesta malam ini.”
👑👑👑
“Kau sudah melakukan apa yang kuperintahkan?” tanya Andres kepada Gustav.
“Sesuai perintah Yang Mulia, sudah saya lakukan.” Gustav menundukkan kepalanya.
“Bagus,” Andres menganggukkan kepalanya lalu dia menghembuskan napas. “Kita tinggal menunggu jalang berbisa itu melakukan sesuatu kepadaku dan itu akan menjadi bukti kuat untuk mengirimnya ke penjara hingga sisa hidupnya sebagai pengkhianat!”
Gustav menatap raja Andres. Aku berjanji akan mengirim jalang berbisa itu ke penjara, raja Andres. Aku berjanji demi nama agung mendiang ayahmu, Raja Ignatius!
Pintu ruangan utama terbuka dan Sofia langsung tergesa-gesa memasukinya. “Andres!”
“Lady Sofia…” Belum sempat Andres menyelesaikan kata-katanya, Sofia langsung memeluknya.
“Astaga, raja Andres yang agung. Aku merindukanmu!” Sofia tersenyum menggodanya.
Andres tertawa tak percaya. “Berani sekali kau menggoda seorang Raja?”
“Kau 'kan bukan sekedar raja, kau sudah seperti kakak bagiku.” Sofia melepas pelukannya, mengusap pelan rahang Andres lalu duduk di hadapannya.
Andres menggelengkan kepalanya begitu melihat pakaian yang dikenakan Sofia. Dia melirik Audrina yang juga ada di ruangan itu seakan bertanya “Pakaian apa yang dikenakan sahabatmu?” dan Audrina yang sepertinya paham hanya mengangkat bahunya.
“Hmm, Gustav. Kau boleh keluar,” perintah Andres.
“Baik Yang Mulia.”
Andres kembali melirik Sofia yang sedang duduk dengan kaki dilipat dan tangan bersidekap. Bibirnya tersenyum seksi kepada Andres.
“Sofia.” Andres berdeham lalu memijat dahinya. “Tak bisakah kau berpakaian yang sepantasnya saat berkunjung ke istana? Kau terlihat seperti akan ke konser atau ke pesta dengan pakaian seperti itu.”
Sofia terkekeh. “Beren Andres, you know what? I’m not a crown princess, I’m not pretty as her but I’m sexy and everybody know it,” Andres tertawa mendengar ucapan Sofia. “Lagipula aku memang akan ke pesta dan aku berencana mengajak adikmu datang ke pesta malam ini.”
Andres tampak sedikit terkejut lalu melirik adiknya. “Benarkah itu Audri?”
“Yah, itu juga jika kau mengizinkan,” jawab Audrina.
“Tentu saja aku mengizinkan,” Andres mendekati Audrina. “Bersenang-senanglah, carlae, sudah lama aku tak melihatmu ke pesta dan bersenang-senang.”
Audrina menatap Andres tak percaya. “Kau sungguh mengizinkan?”
Andres mengangguk mantap. “Dengan satu syarat, Jasper harus menemanimu!”
Audrina terkekeh. “Kau takut sekali aku berbuat masalah ya?”
“Hmm,” Andres mengangguk. “Dan jika kau berbuat masalah, Jasper yang akan menerima akibatnya!”
“Kejam sekali kau, Yang Mulia!” geram Audrina.
“Aku memang selalu kejam jika menyangkut dirimu,” ujar Andres santai.
Sofia tertawa lalu bangun dari duduknya. “Granisa, fura magista.” Dia mengecup pipi Andres lalu mengajak Audrina keluar dari ruangan. “Baguslah kakakmu menyuruh Jasper untuk menemanimu, kita akan bermain-main malam ini,” bisiknya kepada Audrina.
Audrina mengkerutkan dahinya. Dia masih tidak paham permainan apa yang dimaksud oleh Sofia. Dirinya sangat penasaran, apakah permainan yang akan dimainkannya malam ini bisa membuatnya mengetahui perasaan Jasper yang sebenarnya? Akankah berhasil?
👑👑👑
Sofia dan Audrina tiba di sebuah rumah megah yang sudah tampak ramai. Mereka segera memasukinya dengan diikuti Jasper di belakangnya.
Audrina tampak tidak nyaman dengan gaun yang dikenakannya. “Aku tak percaya kau memaksaku memakai gaun ini Sofia! Gaunnya ketat sekali!” Audrina melihat tubuhnya kini yang terbentuk sempurna dibalut gaun klasik merah selutut tanpa lengan yang tampak ketat di tubuhnya.
“Astaga Audrina! Kau tampak luar biasa! Cantik, seksi dan sempurna! Benar 'kan Jasper?” Tiba-tiba Sofia bertanya kepada Jasper.
Audrina membelalakkan matanya. “Kenapa kau bertanya kepadanya?”
“Karena dia pria.” Sofia melirik Jasper tajam. “Kau tak menjawab pertanyaanku! Bagaimana penampilan putri mahkota?”
Jasper tampak bingung lalu dia bertatapan dengan Audrina. “Celentina, ma herem-illa.” ucapnya tanpa memutuskan kontak mata dengan sang putri.
Audrina tersenyum. Hatinya bernyanyi. Jantungnya menari-nari.
“Oke, kau sudah dengar, Audrina? Sekarang kita masuk!” Sofia menarik Audrina. “Ini rumah Leonardus Allegra La Corsiva. Kau kenal dia, kan? Leon Allegra, teman sekelas kita,” bisik Sofia.
“Iya, aku kenal. Dia yang mengadakan pesta ini?” tanya Audrina.
“Sebenarnya, orang tuanya. Mereka mengundang keluarga kerajaan, bangsawan dan para pejabat tinggi,” jawab Sofia.
“Aku tidak menerima undangan apapun,” ujar Audrina.
Sofia tertawa. “Kau itu eksklusif! Tak perlu undangan pun kau diterima di pesta manapun di Gallardina. Kau tidak lupa 'kan kalau kau itu putri mahkota? Persiapkan dirimu!”
Audrina yang masih tidak paham seketika terkejut ketika orang-orang menyambutnya senang begitu memasuki rumah itu. Banyak dari mereka yang seakan-akan akrab dengan dirinya. Semua orang di dalam ruangan itu mengenal dirinya namun Audrina hanya mengenal Sofia dan Jasper saja di ruangan itu.
“Celentina Audrina dan Lady Sofia,” sapa seseorang dengan sopan.
“Allandrio?” tanya Sofia.
“Iya, Allandrio Maximus La Calladine.” Alland mengecup punggung tangan Sofia dan Audrina bergantian. “Maaf jika aku berkata seperti ini, tapi aku tak pernah melihat celentina sebelumnya menghadiri pesta.”
“Aku sudah cukup berpesta di istanaku sendiri,” jawab Audrina asal dan sukses membuat Alland tertawa.
“Kau tampak cantik dan luar biasa sekali,” puji Alland. “Mau kuambilkan minuman untukmu, celentina?” tanya Alland.
“Boleh saja asal tak merepotkanmu,” jawab Audrina.
“Tentu saja tidak, tunggu sebentar.” Alland berlalu pergi mengambil minuman.
“Sepertinya Alland tertarik padamu,” bisik Sofia.
“Aku tak tertarik dengannya, Sofia,” ucap Audrina santai.
“Tapi kau harus berpura-pura tertarik padanya.”
Audrina mendelik. “Kau tidak akan cemburu?”
Sofia tertawa sambil menepuk pelan bahu Audrina. “Aku selalu cemburu padamu! Siapa yang tidak akan cemburu padamu? Kau putri mahkota tercantik di dunia!” ujarnya hendak pergi lalu sedetik kemudian dia merapatkan tubuhnya dengan Audrina. “Alland sedang menuju ke arahmu, bersikaplah seolah-olah kau tertarik padanya karena Jasper sedang memperhatikanmu. Mulailah memainkan permainannya,” lanjutnya berbisik.
Audrina mengkerutkan dahinya dan hendak menghentikan Sofia yang berlalu pergi namun terlambat karena Alland sudah berada di hadapannya.
“Ini minumannya, celentina.” Alland menyodorkan sebuah gelas berisi minuman anggur putih kepada Audrina.
“Granisa.” Audrina mengambil gelas itu lalu meminumnya. Matanya tanpa sengaja bertemu dengan tatapan seseorang di ujung ruangan dan dia kembali teringat kata-kata sahabatnya barusan. “Mulailah memainkan permainannya.”
Audrina berpikir keras dan perlahan dia mulai paham permainan apa yang dimaksud Sofia. Aku harus membuat Jasper cemburu!
“Alland,” Audrina memberanikan diri memanggil pria di hadapannya kini. “Maukah kau berdansa denganku?” tanya sang putri sopan.
Awalnya Alland agak terkejut namun dia menjawab dengan sopan sambil mengulurkan tangan kanannya ke hadapan sang putri dan sedikit membungkuk. “Suatu kehormatan, Yang Mulia.”
Audrina menyambut tangan Alland dan mereka pun menuju lantai dansa. Dengan diiringi musik tradisional gallardina, mereka langsung menari di tengah lantai dansa. Perlahan mereka menarikan tarian klasik gallardina lalu setiap hentakan nada berlanjut, tarian klasik yang mereka tarikan hampir mencapai puncak. Alland merangkul erat pinggang Audrina membuat kedua wajah mereka hampir tak berjarak. Napas memburu dari kedua manusia berlawan jenis itu.
Tepat pada saat itu, tangan seseorang menarik tangan Alland yang berada di pinggang Audrina.
“Tak ada yang boleh sembarangan menyentuh putri mahkota!” tegas Jasper dengan wajah serius.
Alland melepaskan tangannya dari Jasper. “Dan kau... siapa?”
“Aku pengawal pribadinya. Aku harus memastikan putri mahkota dalam keadaan aman.”
Alland tertawa tak percaya dan merasa tersinggung, dia lalu mendekati Jasper dan menatapnya tajam. “Asal kau tahu, putri mahkota yang mengajakku berdansa terlebih dahulu dan aku bukanlah orang sembarangan! Aku pria terhormat!”
Jasper tak menggubris kata-kata Alland, dia justru berbicara kepada putri mahkota.
“Yang Mulia, sebaiknya kita kembali ke istana sebelum hal-hal buruk terjadi padamu.”
Audrina memejamkan mata lalu mendesah pelan. “Tidak akan terjadi hal buruk padaku, Jasper. Aku akan baik-baik saja. Jika kau merasa terganggu karena aku berdansa dengan pria pilihanku sebaiknya kau keluar dari rumah ini!”
“Yang Mulia, bukan itu maksudku.”
“Keluar dari rumah ini, Jasper!” tegas Audrina.
“Audri…”
“KELUAR KATAKU! INI PERINTAH!”
Alland dan para undangan tampak terkejut. Keadaan menjadi hening. Semua pasang mata di dalam rumah itu kini terfokus pada putri mahkota.
Jasper menatap tajam Audrina, untuk pertama kalinya dia ingin sekali menentang perintah sang putri. Audrina menatap Jasper dengan marah namun hatinya sesungguhnya tak ingin mengusir Jasper, dia berharap Jasper tak menuruti perintahnya.
Tapi tentu saja Jasper tetap mengikuti kode etik sebagai pengawal pribadi. Perintah keluarga kerajaan tidak boleh dibantah atau hukumannya setara dengan pengkhianat kerajaan.
“Aras endirae, fura magista.” Jasper menundukkan kepalanya dalam lalu permisi keluar dari rumah itu.
Jasper merasa seperti dihantam ribuan pedang yang menusuk jantungnya. Pertama kalinya putri mahkota mengusir dirinya demi bersama seorang pria yang sejatinya lebih pantas untuk sang putri daripada dirinya. Jasper tak bisa menerimanya, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.
Audrina menatap nanar Jasper yang keluar dari rumah bangsawan Allegra. Buliran airmata sudah mengumpul di ujung kelopak matanya. Dia mengepalkan kedua tangannya.
Tidak! Apa yang kau lakukan Jasper! Jangan pergi! Jika kau benar-benar menuruti perintahku, bawa aku keluar dari rumah ini bersamamu!
Sofia menyaksikan drama sang putri mahkota dari ujung ruangan. Astaga, tak kusangka kau tak sebodoh dan senaif yang kukira Audrina! Permainan bahkan baru saja dimulai dan Jasper, pria itu ternyata menyimpan perasaan yang sangat dalam kepadamu!
👑👑👑
------------------------------------------------------
Granisa, Fura Magista : Terima kasih, Yang Mulia.
Aras Endirae, Fura Magista : Hamba mengerti, Yang Mulia.
Ma Barest-illa : Kamu terlihat tampan.
Ma Herem-illa : Kamu terlihat cantik.
Celentina : Putri/Putri Mahkota.
Celen : Pangeran/Putra Mahkota.
Beren : Raja
Berentina : Ratu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top