Episode 2: The Masked Men and The Mansion
[Author POV]
"S-Siapa... kau...?!" lirih Katlyn.
"Aku? Kau tidak perlu tahu. Yang jelas, sebaiknya kalian pergi dari hutan ini. Atau kalian akan kubunuh." jawabnya dingin sambil mengacungkan revolver-nya ke kepala Katlyn.
"B-Baik... tapi lepaskan tanganku dulu...!" kata Katlyn sambil bergetar ketakutan.
Pria itupun melepaskan genggamannya dan meninggalkan bekas pada tangan Katlyn.
"Kau beruntung kali ini, Roxane Maddox. Tapi lain kali, kupastikan kau takkan selamat. Ingat itu!" ancamnya lalu berlari pergi bersama kedua temannya.
Setelah mereka pergi, pria itu menyimpan kembali senjata apinya, lalu mendekati Roxane yang terduduk diam.
"T-Terima kasih..." ucapnya ragu.
'Walaupun dia sudah menyelamatkanku, tetap saja aku tidak boleh mempercayainya sepenuhnya...' batinnya.
"Sama-sama. Kau tidak apa-apa?" tanya pria itu dengan lembut sambil mengulurkan tangannya.
Roxane sedikit terkejut dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba. Tapi, dia segera menepis tangan pria itu.
"Aku tidak apa-apa. Hanya lecet sedikit." jawabnya dingin.
Dia mencoba untuk berdiri sendiri, tapi malah jatuh kembali ke tanah karena rasa sakit yang kuat di kedua tulang keringnya.
"Jelas sekali kau babak belur." kata pria itu.
"Sudah kubilang, aku tidak- Hey...?!" pekik Roxane karena kaget.
"Tenanglah. Aku hanya ingin menolongmu. Lagipula, ada banyak luka dan memar di tubuhmu." ucapnya sambil menggendong Roxane lalu berjalan semakin masuk ke dalam hutan.
《《《《《《《《Skip》》》》》》》》
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya mereka sampai di depan sebuah mansion besar yang megah bergaya arsitektur Eropa.
"Tempat apa ini? Kenapa bisa ada di dalam hutan seperti ini?" gumamnya bingung.
Mereka segera masuk ke dalam mansion itu. Di dalam, Roxane begitu takjub dengan lukisan-lukisan kuno yang indah dan bernilai seni tinggi. Ada banyak sekali pintu-pintu yang terbuat dari kayu yang di cat dengan warna-warna elegan.
Mereka masih berjalan di koridor yang remang-remang dengan cahaya lilin itu dalam keheningan.
"Jadi... namamu Roxane, ya?" tanya pria itu memecah keheningan.
"Panggil saja aku Roxy. Kau?" tanya Roxane balik.
"Roxy, ya? Panggil aku Masky." jawab Masky dengan ramah.
Mereka berhenti di depan sebuah pintu besi hitam dengan beberapa bagian yang sudah berkarat. Masky pun langsung mengetuk pintu.
Pintu pun terbuka sendiri dan menampakan ruangan putih bersih seperti yang ada di rumah sakit.
"Halo, Masky. Ayo masuk!" ujar seorang pria dengan masker putih dan jubah dokter yang sedang duduk di meja kerjanya.
Masky yang masih menggendong Roxane segera masuk dan membaringkan gadis itu di atas tempat tidur pasien.
"Apa yang terjadi pada gadis ini?" tanya dokter itu.
"Dia dipukuli oleh sekelompok gadis lain yang keliatannya seumuran dengannya. Apa anda bisa menolongnya, Dr. Smiley?" kata Masky.
"Oh, tentu saja! Ini adalah bidangku." balas Dr. Smiley sambil mengeluarkan peralatan medisnya.
"Baiklah. Aku akan melaporkan hal ini pada Slenderman. Aku akan meminta ijinnya agar gadis ini boleh menginap." ujar Masky lalu pergi keluar dari tempat itu.
Dr. Smiley segera memeriksa keadaan Roxane. Dia bisa melihat kerusakan internal di dalam tubuhnya, tapi ia terkejut melihat sebagian luka di bagian luar tubuh gadis itu hampir sembuh.
'Jangan-jangan gadis ini seorang Immortal...? Hmm... Kalau begitu, itu pasti alasan kenapa Masky nekat membawanya kesini.' batinnya curiga.
"Sepertinya, tulang keringmu retak. Lengan kirimu juga patah. Tapi luka-lukamu tidak parah. Oh, iya. Siapa namamu, nona?" tanyanya ramah.
"Namaku Roxane." jawabnya sambil tersenyum hangat.
"Roxane? Nama yang bagus. Sekarang tolong tahan sedikit, ya? Ini tidak akan lama." ucap Dr. Smiley lembut sambil menyuntikan obat bius di tangan Roxane.
Setelah itu, Roxane pun tertidur dan Dr. Smiley memulaikan operasinya.
《《《《《《《《Skip》》》》》》》》
[Roxane POV]
Aku perlahan membuka kedua mataku. Kulihat, sekarang aku berada di ruangan yang berbeda dari sebelumnya. Kelihatannya, ini adalah sebuah kamar.
Kurasakan lengan kiri dan kedua kakiku dibalut perban. Aku mencoba untuk bergerak tapi lengan dan kakiku terasa sakit. Tapi tidak sesakit sebelumnya.
Tiba-tiba, pintu kamar terbuka.
"Ah! Jangan banyak bergerak dulu! Tubuhmu belum sembuh total!" seru seorang wanita dewasa dengan seragam perawat berwarna hitam.
"M-Maaf... tapi ini dimana?" tanyaku.
"Kau sekarang ada di kamarku. Kamar-kamar yang lain agak kotor. Hanya kamarku yang bersih." jawabnya menjelaskan. Aku hanya ber'oh' ria.
"Tunggu sebentar, ya? Aku akan ambilkan kau makan malam." katanya lalu beranjak pergi.
Aku pun kembali tenggelam dalam lamunanku. Tapi itu tidak berlangsung lama karena ada yang tiba-tiba membuka pintu kamar ini lagi. Kali ini, yang datang adalah seorang anak kecil perempuan, seorang pria, dan seorang wanita.
"Hai, kak! Aku Sally. Siapa nama kakak?" tanya anak kecil itu dengan semangat.
"Namaku Roxane. Kalian bisa memanggilku Roxy." jawabku.
"Oh, kak Roxy. Kalau yang memakai kacamata kuning dan pendek itu kak Toby!" celetuk Sally.
"T-Ticcy Toby. S-Senang berkenalan denganmu. Hehehe..." katanya sedikit gugup.
"Dan yang berambut hitam panjang dan cantik itu namanya kak Jane!" sepertinya Sally menyukai Jane.
"Halo. Aku Jane The Killer." katanya ramah.
Sepertinya, mereka baik. Walaupun nama mereka sedikit aneh. Tapi, aku tidak terlalu memperdulikan hal itu.
Aku terus dibuat tertawa oleh tingkah konyol Sally dan Toby. Jane juga menyenangkan untuk diajak bicara. Kurasa, tempat ini tidak seburuk dugaanku hanya karena berada jauh di dalam hutan.
Sepertinya, aku akan menginap disini untuk satu malam.
================================
Halo!
Maafkan author kalau bagian ini terlalu pendek. Author lagi kekurangan ide, huhuhu... T^T)/
Tapi, author akan usahakan agar episode selanjutnya lebih menarik lagi!
Jangan lupa vote dan krisannya, ya!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top