The Masked Boy

Roxane POV:

Kenapa aku harus mendengarkan mereka? Aku bukan pembantu mereka!

Hmm? Ternyata aku sudah sampai ditengah hutan. Mereka sudah disini.

"Lama sekali. Dasar gadis bodoh!" kata Katlyn kemudian dia mendekatiku, lalu meninju wajahku.

"Akh!" pekikku.

Itu sakit! Aku harus sabar. Aku tidak boleh menggunakan kekerasan.

"Kenapa-cha? Apa itu sakit-cha?" ejek Sky.

Sial. Aku tidak bisa menahan air mataku.

"Oh~ ada yang menangis... kasihan. Cup, cup, cup... hahaha!" kata Emma.

Mereka terus memukuliku sampai tubuhku memar-memar.

"Kau tak pantas untuk Leo! Bahkan kau tak pantas untuk berteman dengannya atau mendekatinya! Kau hanya gadis yatim piatu menjijikan yang hanya bisa merebut pria orang lain!" teriak Katlyn sambil mengeluarkan pisau.

Saat Katlyn hendak menusukku, tiba-tiba muncul seseorang entah dari mana menahan tangan Katlyn lalu mempelintirnya.

"Akgh!" teriaknya.

Emma dan Sky terkejut. Aku tidak tahu siapa pria itu, tapi aku sangat berhutang budi padanya.

"S-siapa... k-kau...?" rintih Katlyn kesakitan.

"Aku? Kau tidak perlu tahu siapa aku. Tapi, ku peringatkan jangan pernah melanggar larangan masuk hutan ini lagi. Kalau tidak, ku bunuh kau." kata pria itu dingin sambil menodongkan revolvernya ke kepala Katlyn.

"B-baik... kami akan pergi. Tapi lepaskan aku dulu!" pintah Katlyn. Pria itu melepaskannya.

"Kau beruntung kali ini, Roxane Maddox. Lain kali, kau tidak akan selamat. Ayo pergi!" ancamnya. Mereka pun pergi.

"Apa kau tidak apa-apa, nona?" suaranya jadi lembut. Tapi, kenapa dia memakai topeng?

"Akh... tubuhku... s-sakit..." rintihku berusaha berdiri tapi tidak bisa.

Tiba-tiba, pria itu mengangkatku dan membawaku kedalam hutan lebih jauh.

"H-hei! Apa yang... k-kau lakukan?!" pekikku karena kaget.

"Aku akan menolongmu. Memarmu terlihat membiru. Sepertinya ada yang patah. Kau juga punya banyak luka. Kau tidak akan bisa bertahan dengan kondisi seperti ini." jelasnya. Aku hanya diam.

Setelah beberapa menit berjalan, kami sampai di sebuah mansion. Dia membawaku ke sebuah ruangan yang terlihat seperti ruang medis. Disamping tempat tidur pasien, ada seseorang berjas putih seperti seorang dokter.

"Dokter Smiley, bisakah anda tolong gadis ini?" tanya pria itu.

"Tentu. Kau temukan gadis ini dimana, Masky?" kata Dr. Smiley.

"Ditengah hutan. Dia sedang dibully oleh teman-temannya." jawab Masky.

"Astaga. Sampai seperti ini? Mereka memang perlu dihajar." gumam Dr. Smiley.

Masky membaringkanku ditempat tidur lalu pergi keluar.

"Tenang, ya. Ini tak akan lama dan sakit." bisik Dr. Smiley lembut sambil membiusku.

Pandanganku seketika kabur. Lalu semuanya jadi gelap.

(Skip time~~~)

Aku tersadar saat malam tiba. Kulihat tubuhku dibaluti perban. Sepertinya, Dr. Smiley telah menyembuhkan lukaku. Tubuhku tidak terlalu sakit.

Tok-tok-tok.

Cklek!

"Ah! Jangan banyak gerak dulu! Tubuhmu belum sembuh total." kata seorang wanita berpakaian perawat warna hitam sambil tersenyum.

"Siapa kau...?" tanyaku serak.

"Oh! Maaf, aku lupa bilang. Namaku Suster Ann. Salam kenal. Kau?" tanyanya.

"A-aku Roxane Maddox. S-salam kenal..." jawabku.

"Aku akan ambilkan air dan makanan. Berbaringlah dulu." katanya seraya pergi.

Aku bingung. Perasaan tadi aku masuk ke dalam mansion. Kenapa ada dokter dan perawat disini?

"Hai."

Aku lantas menoleh kearah sumber suara.

Aku melihat seorang gadis yang memakai topeng, gadis kecil yang memeluk sebuah boneka beruang, dan seorang pria yang memakai kaca mata kuning dengan sebuah masker.

"Siapa kalian...?" kataku.

"Perkenalkan. Namaku Jane The Killer."

"Kalau aku Sally, kak!"

"Aku Ticci Toby."

"Begitu. Namaku Roxane Maddox." kataku.

Kami mengobrol terus bahkan saat aku sedang makan, mereka bicara terus. Mereka teman yang menyenangkan.

'Hah... besok aku akan segera pulang. Aku pasti akan datang lagi.' pikirku.

============================

Gimana? Ada yang kurang? Tolong beritahu gue kalo ada yang kurang.

Fb account:
Juwita Sjarkawie

Search it, please!

<(^w^)>

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top