OCS: So many Hard Enemy

Pecinan•

Ribut-

Pecinan itu penuh dengan keributan.

Tetapi sangat menguntungkan, karena hanya sedikit orang yang berada di TKP. Pemuda bertopeng dan berambut coklat terlihat ngos-ngosan dan kelelahan. Dia telah berlari sepanjang 2 meter, tetapi dia sangat capai.

"Kau tidak apa-apa?"

Arwah seekor kucing menghampiri pemuda bertopeng. Dia sepertinya dapat menyentuh pemuda itu walau sedikit tembus. "Tidak apa-apa Felix, I'm okay"

"Are you serious? You look tired"

"Tidak apa-apa, aku masih bisa berdiri"

Felix sang arwah kucing menghampiri sang pemuda bertopeng putih itu. Narator, pemuda itu.

"Topeng itu membuatmu tersiksa dan mengunci kekuatanmu. Jangan berlari terlalu jauh lagi" nasihat Felix kepada Narator. Narator hanya mengangguk pelan, sementara keringat panas mengucur di balik topengnya.

"HEI JANGAN TINGGALKAN KAMI!"

"OH FLAG! KENAPA KAU MENINGGALKAN AKU BERSAMA MEREKA SIH?"

Mereka muncul di belakang Felix dan Narator. 2 arwah putih dan satu arwah hitam. Arwah putih dengan rambut dikucir dua, arwah putih dengan rambut terurai dan berkacamata, dan arwah hitam dengan rambut terurai dan berkacamata juga tetapi lebih sangar.

"Sepertinya aku melayang terlalu cepat ya?" tanya Felix kepada trio hitam-putih itu. Anta, sang arwah hitam menarik pipi Felix dengan sangat kencang.

"NGAPAIN NGURUSIN SI TOPENG ITU!? EMANG DIA LEBIH PENTING APA!? KAU TAHU BERTAPA CAPEKNYA KAMI MENGEJAR KALIAN, DASAR BODOH!"

"Sudahlah Anta, gausah marah" Pronta berusaha menenangkan Anta, tetapi Anta marah besar. Hikari hanya bisa tepuk jidat melihat kejadian itu.

"Are you angry? You feeling that huh?"

Kabut menyelimuti lingkungan. Hampir tidak terlihat apa-apa. Narator hampir pingsan dan jatuh, tetapi ditangkap oleh Felix. Hikari dan Pronta tidak bisa melihat Anta, Narator, dan Felix. Anta terjebak bersama Narator dan Felix.

"Don't you scared? I can feel that"

"Who are you!? Tell me!"

Anta berteriak marah. Felix merasa familiar dengan suara itu, sambil menggendong Narator. Felix merasa, dia pernah mendengar nada suara itu sebelumnya. Tetapi satu masalah, suara siapa?

Hikari dan Pronta mencari asal suara tersebut, tetapi tidak ketemu. Sampai akhirnya, muncul sebuah sosok di balik kabut tersebut.

Seorang perempuan....

Dikucir dua....

Dan berkacamata gagang hitam....

Juga tubuhnya ditutupi oleh mantel berwarna biru muda keputihan.

Tunggu,

Ciri-ciri itu, jangan-jangan...

"Nice to meet you all, my friend? Nope, my ENEMY?"

°=°=°=°=°=°=°=°=°=°

CreepyPasta crossover Game Fandom S1:
Wolf in Sheep Clothing.

Genre: Fanfiction, Mistery/ Thriller, and Fantasy

Warning: Gore and Blood.

Episode of: OCS.

OCS: So many Hard Enemy.

Author: @Yosha_Anggita

•- The OCS belong's to Me -•

🍙Enjoy!🍙

°=°=°=°=°=°=°=°=°=°=°=°=°

Angin berhembus diantara mereka semua.

Dan, Ginoha, Shiro, Yang, Victorie, Tata, Agis, dan Anggi hanya melihat ke tengah, tempat Halfed Anggi, Kuro, dan Yin menghilang. Semua diam, membisu. Tetapi dari ekspresi wajah, Anggi-lah yang paling marah. Emosinya meluap, seperti gunung berapi yang akan meletus. Maklum, emosional.

Dan hanya menatap kosong tempat Halfed- tidak, Yosha Anggita menghilang, bersama Yanagi Kuro dan Xi Fiang Yin. Ginoha kebingungan dengan kejadian ini, Victorie juga mengalami hal yang sama dengan Ginoha. Shiro cuma teriak-teriak ga jelas, Yang ingin menangis.

Tata diam, sementara Anggi ingin mengeluarkan kata-kata (kasar) mutiara-nya, tetapi ditahan karena tidak mau mengeluarkan kata-kata tak pantas itu. Tetapi Agis? Merasa bahwa di belakangnya ada seseorang.

"SIAPA ITU!?"

Agis menoleh ke belakang, tetapi tidak ada siapa-siapa. Anggi yang melihatnya sedikit bingung.

"Kenapa Gis?"

"Ada seseorang, yang mengikuti kita!"

Baru saja Agis mengatakan hal itu, tiba-tiba entah dari mana kabut-kabut mulai mengelilingi mereka. Semuanya kaget, sampai ada sebuah suara...

"Well, well. Kalian semua mengetahuinya kan sekarang?"

Agis terkejut, Anggi tersedak, dan Tata menelan ludahnya. Ginoha, Victorie, Yang, Dan, juga Shiro merasakan kebingungan yang amat dalam. Trio AAT itu merasa familiar dengan suara itu, sampai...

"AAAAAARRRRGGGGH!"

Darah mengucur banyak dari perut Dan. Dia, ditusuk dengan es yang amat panjang, tajam dan besar, sampai perutnya terkoyak bolong. "Dan!"

JLEB!

"UWAAAAA!"

Kali ini, sebuah es yang tajam muncul dari bawah tanah, menusuk kaki Ginoha sampai berlubang. Darah mengucur dari kaki Ginoha.

"Siapa itu!?" Agis terus berteriak, tetapi tidak ada yang menjawab. Agis terus berseru seperti itu, tetapi tetap saja tidak ada yang menjawab, sampai...

Seorang gadis berambut hitam, dikucir dua, dan berkacamata datang sambil membawa dua barang, tetapi itu bukan barang biasa. Narator dan Hikari, yang penuh luka dan darah. Banyak sekali darah yang mengucur di tubuh mereka, sampai-sampai mereka hampir penuh dengan warna merah darah.

Dari kepala, tangan, badan, pinggul, lutut sampai ke bawah kaki penuh dengan luka berdarah bolong dan tersayat-sayat.

"Hika...ri? Nara...tor? Apa kalian masih hidup?"

Tidak ada jawaban.

Tetapi Narator? Walaupun dia penuh dengan luka berdarah, walaupun kepalanya juga terluka, topengnya tetap tidak pecah dan hanya sedikit retak. Agis shock melihat mereka, hampir menangis.

"Shock? Tenang saja, mereka belum mati"

Mendengar itu, Agis bernapas lega, tapi...

"Tetapi kau harus melawanku dalam waktu 30 menit atau mereka akan mati kehabisan darah!"

Agis menarik napas dan melonggo,

"HEEEEEEEEE!!!?" maklumlah dia berseru seperti itu, dia belum pernah melawan orang secara fisik.

"Harus! Atau, mereka akan kubunuh" orang yang mirip Agis itu mengacungkan pedang es ke arah tubuh Narator dan Hikari yang sudah tidak berdaya. Terpaksa, Agis menerima tantangannya.

=•=•=•=•=•°•=•=•=•=•

"AHAHAHAHAH HAHAHAHA AHAHA!"

Suara tawa yang terasa familiar di telinga Anggi, tetapi dia lupa suara siapa itu. Saat ini dia terpisah dari kedua sahabat-Nya dan OC-Nya yang telah menjadi manusia di dunia nyata gara-gara sebuah kabut.

"AHAHAHA HAHAHAH HAHA"

"Siapa itu! Jawab!" Anggi berseru seperti itu, terus berusaha mencari jalan yang terlihat, tetapi sia-sia. Di samping tidak ada, apalagi di depan dan belakang. Anggi bingung, ya dia bingung gara-gara kebanyakan makan mi ber-micin. Tetapi diluar itu, dia bingung karena arah yang sama sekali tidak terlihat.

Tawa itu, terus bergema di telinga-Nya. Anggi sampai pusing mencari arah suara itu, bingung tujuh keliling. Dari mana suara itu? Bingung sendiri dia. "Siapa itu!?" terus berteriak, tetapi tidak ada yang mendengar.

Kalau dia terus disuguhi tawa seperti itu, bisa mati dia gara-gara terlalu takut. Tetapi dia sendiri memiliki tawa yang aneh, tidak seperti orang normal.

Lupakan, yang terpenting adalah, suara siapa itu? Dia tidak mengerti.

Srek...

Srek...

Tap...

Tap...

Suara langkah kaki, yang tepat di-belakangnya. Semakin dan semakin dekat. Jiwa penakut tingkat A muncul di dalam diri sang tokoh utama sekaligus Author cerita ini. Suara tawa itu semakin dekat, dan Anggi merasakan auranya, sampai.

"Preciano Ha Basagusma?"

Bahasa itu.....

Bertonniaz.....

Anggi menoleh ke belakang, dan terkejut dengan apa yang dia lihat.

"Buerto Goesma Vù Astafrä! Tidak mungkin!"

"Halfed!?"

Halfed Anggi tersenyum.

"Précia mas, kurwa na ĸahŧŏn. Ña jé?" kata sang Halfed dengan tersenyum.

"Kàh ka ma nò! Pré ama ĵa bér!?" Anggi berteriak, marah.

"Ñà, wei astrã ma ahó"

Anggi terkejut, lalu berpikir ulang.

"Jë, Mas trúyon kurwa na ĸahŧŏn, fer ků ampÿo!"

"....."

"Jë"

Mau tidak mau, Anggi harus menerima tantangan dari Halfed. Hanya ada cara itu untuk melindungi teman-teman-Nya.

°=°=°=°=°=°=°=°=°=°=°=°

"Ugh......" Dan meringis sambil memegangi perutnya yang bolong. Victorie memegang es yang menusuk Dan, bersama Ginoha yang kakinya sudah sembuh karena beregenerasi, dan Tata untuk menarik es penuh darah itu.

"Semua, tarik pelan-pelan!" - Tata.

"Yosha!" - Semua (- Tata and Dan)

"Satu, dua...."

"Tiga!"

JLEB!!

"Aaargggh!"

Es tersebut berhasil dicabut, tetapi Dan menjadi memuntahkan banyak darah. Darah-Nya banyak berkurang. Dan menjadi lemas, dia kehilangan banyak darah. Tepat sebelum dia jatuh mencium tanah, Dan ditangkap oleh Ginoha. Ginoha menggendong-Nya, khawatir terjadi apa-apa lagi kepada sahabat-Nya tersebut.

Victorie menjadi panik, Dan pingsan di waktu yang tidak tepat. Kabut semakin tebal, mereka tidak bisa melihat apa-apa lagi. Mereka hanya bisa saling memandang, hanya ada Tata, Dan, Ginoha, dan Victorie di sana. Anggi, Agis, Yang, dan Shiro terpisah dari mereka.

"Hosh... Hosh... Minna!"

Suara seseorang, yang Tata kenal. Kabut bagian kanan tersingkap, dan muncul-Lah Felix, Anta, dan Pronta yang penuh luka. Luka lebam, luka sayatan, luka tusukan, dan berbagai macam luka lainnya juga berada di tubuh mereka. Tata terkejut, apalagi melihat perut Felix yang juga penuh dengan luka sayatan dan satu luka tusuk yang lumayan besar, sama seperti Dan.

"Kalian! Apa yang terjadi!?" tanya Tata khawatir, Felix yang terlihat kelelahan menjawab semuanya. "Seseorang, menyerang kami semua. Kami mati-matian bertarung, tetapi kami juga kalah. Kami mendapat luka yang rada parah, tetapi Narator dan Hikari pingsan di-tempat. Luka mereka lebih parah daripada kami, sehingga mereka kehilangan banyak darah. Orang itu, menculik mereka berdua, dan membawa mereka pergi entah kemana-"

"Uhuk!"

Felix memuntahkan darah dari dalam mulutnya. Siluman kucing itu memuntahkan darah yang cukup banyak, sehingga membuat-Nya lemas. Tata memeluk-Nya, lalu merasa marah. "Siapa yang menyerang-Mu!?" tanya-Nya dengan penuh murka.

Felix yang hampir tidak sadarkan diri menjawab hal yang sama sekali tidak terduga. "Orang.... Itu- Uhuk! Sangat mirip- Uhuk! Dengan Agis.... Tetapi-Uhuk! Memakai pakaian Halfed-Uhuk! Meow-Uhuk!" jawabnya sambil terbatuk darah, lalu tidak sadarkan diri.

Felix pingsan, Tata menjadi panik. Ginoha dan Victorie merasa bingung, apa itu Halfed? Apa yang sebenarnya terjadi sekarang? Semua pertanyaan itu berada di dalam benak mereka. Banyak sekali misteri di dunia ini, yang belum terjawab sama sekali.

"Allô! Apa drama disini sudah selesai?"

Suara seseorang terdengar dari balik kabut. Semua-Nya memandang ke arah asal suara tersebut. Terlihat bayangan 3 orang di balik kabut. Satu Berambut kucir dua panjang, satu berambut pendek, dan satu-Nya lagi kucir dua pendek. Semua-Nya kaget, karena mereka adalah Yanagi Kuro, Xi Fia Yin, dan saudara Hikari, Houho Yami.

Terlihat Yami membopong dua orang yang pingsan. Xi Fia Yang, dan Yanagi Shiro. Mereka penuh luka, dan darah, hampir seluruh tubuh mereka diselimuti warna merah darah. "Menggenaskan! Mereka berdua menghalangi jalan kami, lalu kami serang mereka sampai pingsan" kata Yami sambil menjatuhkan mereka berdua.

"Kenapa tidak dibunuh sekalian?" tanya Yin dengan muka penuh kekejian. "Agar para 'Nyamuk' ini mendekati umpannya~" kata Yami sambil menjilati darah di tangan-Nya yang hitam. "Oh~ Itu bagus sekali sahabat-Ku~" kata Kuro sambil memandang Tata, Ginoha dan Victorie dengan pandangan keji.

Ginoha merasakan vulkanik emosi di hati-Nya meletus. Wajah-Nya menjadi merah dengan api yang berkobar di sekeliling-Nya. "Apa kau bilang!? Nyamuk!?"

Shouma eyes -Nya bangkit, Ia memukul Yami dengan tangan kosong-Nya. Yami terjatuh, dengan bibir yang berdarah, tetapi pukulan itu bukan apa-apa bagi-Nya.

"Ngajak tarung? Baik, aku terima"

Yami bilang seperti sedang mengejek. Ginoha yang sudah tersulut emosi-Nya, memulai serangan pertama.

"Fire Hand Control's!"

•°•°•°•

Sebuah ruangan gelap, dengan beberapa orang didalamnya dan sebuah api ungun di dalam. Petani, prajurit, jendral, dan pesilat. "Kali ini, siapa yang akan menjadi tokoh utama?" tanya sang Jendral kepada mereka semua.

"Kami"

Mereka menoleh. Salah satu dari para petani, seorang prajurit wanita, dan seorang lagi dengan ikat kepala. "Kami, sebagai sisi pejuang mereka, akan melawan para musuh yang menghalangi mereka" kata sang petani kepada orang-orang di depan.

"Kami tidak bisa membiarkan mereka terluka" kata sang prajurit.

"Tetapi, jumlah kami kurang. Kami harus membawa seorang lagi, yaitu Yosha Disquinta-" kata sang pejuang ikat kepala.

"Maksud-Mu, Halfed Tata?" tanya sang pesilat.

"Aku akan maju bersama kalian" kata sang Halfed Tata yang kebetulan juga ada di situ. Sang Jendral terdiam.

"Baiklah, aku mengutus kalian semua. Anjie, Agna, Tara, dan Halfed Tata! Bantulah sisi inti kalian!"

"Siap pak!"

TBC•

-

Arti:

Preciano Ha Basagusma: Apa kau melupakan suaramu sendiri?

Buerto Goesma Vù Astafrä: Astaga Naga

Précia mas, kurwa na ĸahŧŏn. Ña jé: Aku ke sini untuk mengajakmu bertarung, mau?

Kàh ka ma nò! Pré ama ĵa bér: Tidak mau! Buat apa aku harus bertarung dengan-Mu!?

Ñà, wei astrã ma ahó: menolak, kubunuh semua teman-Mu.

Jë, Mas trúyon kurwa na ĸahŧŏn, fer ků ampÿo: Baiklah, kuterima tantangan-Mu, jadi jangan sakiti mereka.

Jë: Baiklah

-

Nah, akhirnya. Bagaimana episode ini? Penuh dengan darah dan gore kan? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Setelah Jeff bagian enam, akan kulanjutkan.

Bertonniaz adalah sebuah bahasa buatan-Ku sendiri untuk sebuah AU Hetalia, 0019. Jadi itu hanya bahasa khayalan, bukan bahasa asli-

Sudah, akan saya lanjut esok hari-

Salam, Yosha_Anggita.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top