Ocs: Flashback
•Hanya cerita OC Author yang muncul disini :v
-••••••••••-
"Woy Shadow..... Sudah belom? Males saia nungguin kamu"
"Entar Wil.... Entar, lagi asek ngelawan si Miyayam nih!"
Seorang pemuda bersurai hitam dengan baju lengan hitam bertanda X berwarna kuning keemasan dan jas tanpa lengan terbuka berwarna kuning muda sedang memarahi seorang arwah gajelas bernama Shadow yang asyik main Mobile Legend :v
Shadow berkulit hitam, bersurai hitam, memakai hem tanpa lengan berwarna hitam dengan garis-garis abu-abu. Didalamnya juga memakai kaos oblong lengan panjang berwarna hitam bergaris-garis abu-abu. Jangan lupa dia memakai celana panjang hitam legam dan sepatu berwarna hitam pula. Pokoknya serba abu-abu hitam! Mantelnya juga berwarna hitam.
Wajahnya juga sangat mirip dengan si pemuda, hanya saja matanya berwarna hitam dengan pupil mata kuning keemasan. Shadow mempunyai sifat gamer akut, yang memungkinkan dia tidak akan berhenti bermain game sampai game itu selesai. Wilsen, atau si pemuda merasa jengkel dengan sifat arwah kegelapannya yang suka bermain HP arwah terus.
Wilsen menoleh ke arah seorang arwah yang mirip dengan Shadow namun berwarna serba putih yang duduk diatas tiang listrik. "Light, bisakah kau turun? Bisa-Bisa kau kesetrum! Apalagi ini lagi hujan (dan seharusnya dia tidak bisa main ML)"
Light menoleh kearah Wilsen. "Lah.... Aku kan arwah dan mempunyai kekuatan elemen petir, memangnya bisa aku tersetrum?" Iya, ya, nggak mungkin , pikir Wilsen sambil menggaruk-garuk kepala.
Hujan semakin deras, sementara Light masih saja duduk di atas tiang listrik, dan Shadow masih main ML menggunakan kuota tak terbatas kepunyaan Shadow sendiri, Wilsen masih berpikir tentang dia yang ada di Amerika.
Mengapa dia bisa terdampar di Amerika? Mengapa dan kenapa? Setelah dia menemukan gelang kuning itu kenapa dia bisa terdampar di Amerika? Kenapa? Kenapa?
Flashback-
Wilsen Chandralin, pada siang hari jam 12:00, Bulan Mei tanggal 30, setelah berakhirnya ujian kenaikan kelas. Mengerjakan Pr. Mat yang diberikan gurunya, entah mengapa ada PR setelah ujian.
Saat Ia selesai mengerjakannya, ada sesuatu yang menusuk tangannya. Rasanya menyakitkan, dan sangat menusuk. Dia menoleh ke arah pergelangan tangannya bagian kanan, sebuah cahaya kuning yang menusuk. Dia menyadari bahwa cahaya itu berasal dari taman depan rumahnya.
Ketika ia berjalan menuju taman tersebut, dia menemukan sebuah gelang berwarna emas dengan permata berwarna kuning di tengahnya. Ia menyadari, begitu ia menemukan gelang tersebut, cahaya yang menusuk pergelangan tangan kanannya itu menghilang secara tiba-tiba.
Dia memungut gelang itu, dan gelang itu mengeluarkan cahaya kuning yang sangat menyilaukan. Wilsen menutup matanya, dan saat dia membuka matanya, gelangnya sudah terpasang di tangan kanannya.
Dia berusaha melepas gelang tersebut, tetapi gelang itu tidak bisa dilepas layaknya lem super kuat menempel.
"Apa..... Yang terjadi pada gelang ini?"
Baru saja dia mengeluarkan kata-kata itu, tiba-tiba....
"Shadow! Berhentilah bermain ML!"
"Tunggu sampai aku menyelesaikan babak ini!!"
Wilsen menoleh ke arah belakang. Dia melihat dua orang yang mirip dengannya, HP-nya. keduanya memiliki warna yang berbeda. Satu berwarna hitam sedang bermain HP, sementara yang putih hanya menasihati si hitam. Baju mereka berbeda dengan Wilsen, dan mereka serba hitam dan putih.
Mereka adalah Light Carmen dan Shadow Carmen sisi baik dan jahat Wilsen.
"Si..... Siapa kalian?"
Kedua arwah Wilsen melirik ke arah Wilsen, dan belum sempat mereka menjawab, mereka bertiga terbawa ke Amerika hanya dalam sekejap, mereka seperti berteleportasi.
"Dimana ini?"• Wilsen.
"Ini Amerika kocak" •Shadow.
"A..... A......" •Wilsen.
"?" •Shadow.
"AMERIKA!!!?" •Wilsen
Dan begitulah pertemuan mereka bertiga yang sepertinya merupakan takdir.
Flashback end-
"Kenapa setelah aku mendapat gelang ini aku terbawa ke Amerika?" tanya Wilsen heran sambil memandang ke arah gelangnya.
"Entahlah, tapi sepertinya ada sesuatu yang mengharuskan kau untuk berada di Amerika" jawab Shadow walaupun dia tetap saja fokus ke layar HP-nya.
Wilsen paling jengkel dengan Shadow, karena berkali-kali arwah hitamnya itu merepotkannya selama ini. Tetapi apalah daya, dia cuma arwah, apa untungnya dinasihati coba? Ah sudahlah....
•Other Place•
"Wind's"
"Fire"
"Sound"
"Mix it all into a new power"
"Shotgun!"
BWOSSSH!!!
"AAAAAAAAARRRRGHH!"
Terdengar suara beberapa orang berteriak kesakitan. Darah bercucuran dimana-mana. Dua orang laki-laki berambut hitam berada di sana, tepat di sekeliling tubuh-tubuh yang tergeletak di tanah.
Hujan deras tidak mengganggu para lelaki itu.
Mereka berdiri tepat di tengah-tengah hujan deras yang membasahi mereka. Seorang dari kedua orang lelaki tersebut tampak sedang memberhentikan yoyo miliknya.
"Apa kita sudah selesai dengan mereka?" tanya seorang dari mereka yang memegang megaphone dan bersyal hitam ikat. "Kurasa begitu" jawab yang seorang lagi yang asyik bermain yoyo.
"Jadi misi kita mencari mereka semua?"
"Ya..... Kata 'mereka berdua' kita harus melaksanakan misi itu sekarang juga"
"........"
"Mereka berempat benar-benar konyol ya, seenaknya saja melampiaskan misi seperti itu kepada kita"
"Aku harap begitu"
•••••
BLARR!!!
Kilat menggelegar di langit sore yang penuh hujan. Banyak poster buronan tertempel di sebuah dinding bata. Diantaranya, ada poster buronan 9 elemen yang tertempel di sana. Kilat menggelegar sehingga menimbulkan cahaya yang menyinari poster tersebut. Salah satunya, poster buronan Wilsen Chandralin dengan harga $ 349. 977.
Bersamaan dengan itu, seorang lelaki memakai mantel hitam kekuningan muncul di bawah cahaya kilat. Berambut hitam dan dia memakai kerudung mantelnya sendiri. Lalu dia berhenti di atas jalanan becek dan memandang poster buronan itu.
"Ternyata benar... Itu wajahku, Wilsen Chandralin, mari kita bermain"
Dia membuka mantel tanpa lengannya itu dan terlihatlah baju bergaris-garis hitam kuning berlengan pendek. Di pergelangan tangannya terpasang gelang emas dengan permata kuning di tengahnya. Jeans hitamnya basah terkena hujan, dan dari tubuhnya keluar listrik yang mengelilingi tubuhnya.
Matanya yang berwarna hitam menatap tajam ke arah poster buron itu, dan melempar pisau ke arah poster buron Wilsen. Menatap tajam dan tersenyum keji, ke poster buronan itu. Wajah lelaki itu...... Sama persis dengan Wilsen.
"Kita mulai permainannya, bolehkah?"
-TBC-
Anggi: Saff setelah chapter ini, bisa besok.... Mungkin (Mumpung libur tanggal 17-25).
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top