Nightmare 41: Pandora (1-2)
Tittle: Pandora
cr: mengakubackpacker.blogspot.com
###
Pandora 1:
Aku akan menceritakan kepadamu mengenai 禁后, sebuah kisah yang diceritakan secara turun-menurun di kotaku. Huruf kanji tersebut jika diterjemahkan secara kasar akan menjadi "Forbidden Empress" atau "Permaisuri Terlarang". Namun kami menyebutnya "Pandora".
Aku tumbuh besar di sebuah kota kecil yang tenang dan damai. Tempat itu agak terpencil dan membosankan karena tidak ada tempat "nongkrong", namun ada suatu tempat yang selalu menarik perhatian anak muda di sana. Di luar desa kami, di tengah sawah-sawah yang luas, berdiri sebuah rumah tua. Bahkan di kotaku yang masih banyak terdapat bangunan tua, rumah tesebut masih tampak sangat antik. Kondisinya cukup buruk karena telah lama terbengkalai dan nampaknya sudah tak ada lagi yang menempatinya sejak lama.
Namun rumah itu bukanlah rumah tua biasa.
Anehnya, entah mengapa, orang tua kami dan orang-orang dewasa lainnya di kota ini sangat membenci tempat itu. Kami dilarang untuk membicarakannya, bahkan kadang kala kami bisa ditampar oleh orang tua kami bila kami mengungkit-ungkit tentang rumah tua itu. Bahkan orang tuaku juga sama.
Ada alasan lain mengapa kami menganggap rumah tua itu sangat aneh. Tak ada pintu masuk di rumah tersebut.
Tentu saja ada jendela, namun jika benar-benar ada orang yang dahulu tinggal di sana, bagaimana mereka masuk? Apa mereka merangkak masuk melalui jendela? Tampaknya tak masuk akal.
Warga kota kami menyebutnya "Pandora".
Misteri ini tentunya menarik perhatian anak-anak muda sepertiku dan juga teman-temanku. kami ingin tahu, ada apa sebenarnya dibalik kemisteriusan rumah itu. Kami tentu ingin masuk ke sana dan mencari tahu,apalagi rumah itu sebenarnya cukup mudah untuk dimasuki. Rumah itu terletak di tempat yang sangat terpencil sehingga kecil kemungkinan ada yang akan memergoki kami. Namun kami tak berani. Orang tua kami saja sangat marah saat kami membicarakan rumah itu, apalagi jika mereka tahu kami diam-diam masuk ke sana.
Beberapa bulan setelah aku masuk SMP, seorang anak memutuskan bahwa apapun yang terjadi, ia akan masuk ke rumah itu. Namanya adalah Atsushi.
Ibu Atsushi, Izumi, berasal dari kota ini. Namun ia menikah dengan pria dari prefektur lain dan pindah ke sana bersama suaminya. Mereka akhirnya bercerai dan ibunya kembali dan membawa Atsushi ke kota ini.
Atsushi tak pernah mengunjungi kota ini hingga ia pindah ke sini, jadi ia belum pernah mendengar tentang Pandora.
Ketika ia pindah ke sini, aku bersahabat dengan Kazuchika, Naoki, dan Saori. Kazuchika dan Naoki menjadi berteman dengan Atsushi, sehingga iapun bergabung dengan kelompok kami.
Suatu hari, kami berlima sedang mengobrol dan topik tentang Pandora pun mencuat.
"Ibu dan nenekku berasal dari sini. Apakah mereka akan marah jika aku menanyakan tentang Pandora?" tanya Atsushi.
"Apakah kau harus menanyakannya?" kataku, "Orang tuaku bahkan memukulku jika aku membicarakannya."
"Aku juga. Tapi aku tak mengerti mengapa mereka berbuat begitu."
Kamipun mulai berandai-andai, tampak seperti apakah bagian dalam rumah tua itu.
"Jadi, belum ada seorangpun yang pernah masuk ke sana?" tanya Atsushi.
"Tidak, belum ada yang pernah. Mungkin satu-satunya orang yang pernah ke sana hanyalah orang-orang dewasa di kota ini."
"Well, kalau begitu mari kita cari tahu apa yang mereka sembunyikan dari kita!" kata Atsushi dengan mata berbinar.
Kami semua takut dengan hukuman yang akan kami terima jika ketahuan, jadi kami semua awalnya menolak. Namun akhirnya kami setuju setelah dia terus-menerus membujuk kami. Kami memang takut, namun jika boleh jujur, kami semua juga ingin tahu apa yang sebenarnya disembunyikan di sana. Dan ini mungkin satu-satunya kesempatan kami untuk mengetahuinya.
Saori memberitahu tentang rencana ini pada adik perempuannya, Haruka. Karena adiknya itu juga sering berkumpul bersama kami, maka kamipun memutuskan kami berenam akan pergi ke rumah itu pada hari Minggu siang.
Kami tak tahu itu akan menjadi kesalahan terbesar dalam hidup kami.
###
Pandora 2:
Ketika hari Minggu akhirnya tiba, kami sangat bersemangat dengan apa yang akan kami lakukan ini, sebab kami sudah merencanakannya sangat lama. Kami berkumpul di depan rumah tua itu dan membawa tas ransel penuh makanan. Aku ingat saat itu kami sangat gembira karena akan "berpetualang".
Seperti sudah kusebutkan sebelumnya, rumah ini dikelilingi dengan persawahan dan tidak memiliki pintu masuk. Rumah itu berlantai dua dan satu-satunya cara untuk masuk ke sana adalah dengan memecahkan jendela di lantai satu.
"Ah, jendela ini takkan terlalu mahal untuk diperbaiki." kata Atsushi saat ia memecahkan kaca itu dengan batu. Ia kemudian masuk ke dalam rumah itu.
Bahkan jika tak ada yang terjadi di rumah ini, kami sudah tahu bahwa kami sudah berada dalam masalah yang sangat besar. Namun kami tetap saja mengikutinya masuk ke ruang tamu.
Di kiri kami terdapat dapur dan di depannya terdapat lorong yang menghubungkannya ke kamar mandi. Sebuah tangga menghubungkan lantai satu dengan lantai atas terletak di sebelah kanan kami. Kami melihat sisa-sisa apa yang kemungkinan pintu depan rumah ini.
Jadi rumah ini sebenarnya memiliki pintu. Namun mengapa mereka menutupnya?
Siang itu sebenarnya sangat cerah, namun karena tak ada pintu dan jendelapun sangat kusam, maka di ruang tamu tempat dimana kami berdiri sekarang terlihat cukup gelap.
Bila dibandingkan dengan bagian luar rumah yang sangat suram, bagian dalamnya sebenarnya lebih bagus daripada yang kamu sangka. Bahkan rumah ini sebenarnya bisa ditinggali, jika saja ada yang mau membersihkannya. Ruang tamu dan dapurnya sangat luas. Furniturnya juga masih lengkap, walaupun tentu tampak berdebu dan rusak. Tak ada tanda-tanda seseorang tinggal di sini selama bertahun-tahun.
Aneh, mengapa mereka meninggalkan rumah ini begitu saja? Apa pemiliknya meninggal?
"Tak ada apapun di sini." Kami mulai kecewa karena tak menemukan apapun setelah menjelajahi ruang tamu, dapur, hingga kamar mandi. Beberapa dari kami mulai bosan dan membuka snack yang kami bawa lalu memakannya.
"Mungkin rahasianya terletak di lantai dua!" Saori mengenggam tangan adik perempuannya dan mulai berjalan menuju ke tangga.
Namun langkah mereka terhenti di depan tangga. Wajah mereka tampak ketakutan.
"Ada apa?"
Aku dan teman-temanku yang lain mengikutinya. Di depan tangga terdapat sebuah meja rias. Dan tepat di depan meja tersebut terletak sebuah tiang aneh dengan sesuatu di atasnya.
Rambut.
Melihatnya merupakan sebuah pengalaman yang aneh, sebab kami seperti melihat bagian belakang seoorang wanita dengan rambut terurai. Bahkan tinggi tiang itu kira-kira sama seperti tinggi wanita dewasa.
Sangat aneh dan segera kami mulai merasa bulu kuduk kami berdiri.
"Apa itu? Ya Tuhan, apa itu?" pekik Saori.
"Apa...apa itu rambut asli?" tanya Atsushi.
"Tak tahu, apa kau mau menyentuhnya?" jawab Kazuchika.
"Kau tak tahu apa itu, jadi biarkan saja!" pekikku, "Benda itu membuatku takut. Ada sesuatu yang salah dengan tempat ini. Benar-benar salah!"
"Ya, jangan sentuh benda itu!"
Kami semua takut dengan benda itu dan akhirnya kembali mundur ke ruang tamu. Kami tak bisa lagi melihatnya dari balik dinding ruang tamu. Namun melihat ke arah tangga dan membayangkan saja benda itu ada di situ sudah membuatku merasa takut.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tak bisa naik jika tidak melalui tangga itu."
"Aku takkan pergi ke sana." Kata Saori dengan tegas, "Benda itu membuatku jijik."
"Ya, perasaanku tak enak tentang ini semua." Kata Naoki.
Semua rasa senang kami luntur setelah melihat benda itu. Kami sadar petualangan kami telah berakhir. Sekarang tak ada hal lain yang kami inginkan selain segera keluar dari tempat itu dan pulang.
Namun tiba-tiba kami menyadari sesuatu.
"Saori," tanyaku, "Dimana adikmu?"
"Hah? Dia tadi ada di sini." Saori menoleh namun tak menemukannya.
Haruka, adik Saori, menghilang.
to be continued...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top