(7)
Cahaya bulan memberi sedikit penerangan bagi dua anak kecil yang berjalan di tengah hutan itu. Suara jangkrik dan hewan lain mengiringi langkah mereka.
"Oh, iya. Aku baru sadar bahwa Kita belum berkenalan." Ana memandangi anak lelaki di sampingnya. "Namaku Anabelle. Kau bisa memanggilku Ana. Bagaimana denganmu?"
"Caspian."
"Woah! Nama yang bagus," puji Ana. Tepat setelah mulut ana selesai berucap, suara keroncongan di perutnya segera menyusul untuk didengarkan.
"Ehehe ... maaf. Aku sebenarnya sudah lapar sejak tadi." Ana memegangi perutnya malu-malu.
"Ahaha ...." Caspian tertawa kikuk. "Kau bersabarlah. Setelah pulang nanti, kau akan bisa makan sepuasmu."
"Di pondokmu ada makanan?" tanya Ana antusias.
"T - tidak." Caspian menggeleng cepat.
"Hng ... aku kira kau menawariku makan di sana, tadi." Gadis di samping Caspian tampak kecewa.
"Ah ... maaf. Maksudku, setelah pulang ke rumahmu kau bisa makan sepuasnya." Caspian mencoba menjelaskan dengan hati-hati.
Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya Ana dan Caspian sampai di depan pondok. Caspian meminta Ana untuk menunggu di luar sebentar.
"Tapi aku takut kalau sendirian di sini."
"Sebentar, hanya sebentar saja," ucap Caspian. Dengan cepat, ia masuk ke rumah dan mengabaikan rengekan yang keluar dari mulut gadis di belakangnya.
"Cepat! Cepat!" Ana berseru sambil mengernyitkan mata dan menghentakkan kedua kakinya bergantian. Terdengar kebisingan dari dalam pondok. Ana tidak tahu apa yang sedang Caspian lakukan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top