(2)
Ketika membuka mata, Brian menyadari bahwa ia sedang berada di rumah sakit. Tidak sulit untuk mengenali tempat yang bolak - balik ia datangi, itu.
Sekilas ingatan tentang mimpi yang ia alami barusan muncul, membuatnya refleks memegang dadanya. Beberapa saat merasa lega bahwa ia baik-baik saja.
"Aku kenapa, ya?" gumamnya memikirkan alasan ia terbaring di kasur pasien, saat ini. "Oh iya ... gara-gara lari-lari naik tangga bareng—"
Ucapannya terhenti. Brian menoleh ke arah lampu yang tiba-tiba berkedip beberapa kali. Ia baru ingat bahwa latar mimpinya mirip seperti ingatan terakhirnya sebelum pingsan.
Seorang suster yang baru saja masuk ke ruangan segera pergi kembali setelah melihat pasiennya sudah siuman. Tak lama, suster itu kembali bersama seorang lelaki berkaca mata dan berjas putih. ID Card bertuliskan Rudi Hartono tergantung di leher. Raut bahagia terlihat jelas di wajahnya. Langkahnya juga begitu semangat.
Meski begitu, ia menjadi serius dan fokus saat mengobservasi keadaan Brian.
"Syukurlah kondisi kamu sudah sangat membaik, Brian."
"Iya, Pa."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top