(14)
"Brian," panggil Rudy. Mata lelaki itu memerah. Ia mulai berkaca-kaca. Beginikah akhir hidupnya? Dibunuh oleh anaknya sendiri?
Rudy menatap Brian. Bisa ia lihat bahu anak itu berguncang. Tak lama kemudian, bulir air mata menetes, menyatu dengan kemeja berbalut darah di bawahnya.
"Ayo, Brian!" seru Brian. Beberapa kali ia kembali berusaha menusuk sang ayah. Berkali-kali anak itu berhenti, dan menahan gerakan tangannya sendiri.
Tangis Brian pecah. "Nggak mau," ratapnya. "Tolong jangan begini."
Tangannya kembali bergerak, dan mengayun.
Rudy yang lemas hanya bisa menutup matanya. Namun ternyata pucuk pisau itu terhenti beberapa senti dari tubuhnya.
"Nggaak!" teriak Brian makin keras. "Nggak, nggak, nggak, nggak."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top