Rahasia Diri

Untuk Rahasia dari Diri,

Hi, Rahasia.

Perlukah aku memperkenalkan diri padamu? Seperti nama, tempat tinggal, atau tanggal lahir, mungkin? Tapi kau rahasia, jadi bukankah lebih baik jika aku tidak mengatakannya padamu?  Haha ... Cukup panggil saja aku, Diri.
Seperti namamu, Rahasia, bukankah itu berarti kau sangat pandai menjaga rahasia? Bolehkah aku menitipkan satu rahasiaku? Yang tidak pernah aku munculkan pada permukaan hidupku. Dan tidak akan ku biarkan satu orangpun tahu tentang rahasiaku. Aku baikkan. Karena kau akan menjadi yang pertama. Ah, tunggu! Bukankah Tuhan yang lebih tahu segala sesuatu bahkan sebelum kita tahu? Oh maafkan aku, Rahasia. Kau adalah yang kedua. Selamat!

Em, jadi darimana aku harus memulainya? Aku bingung. Bagaimana ini? ><

Tenang, tenang, aku akan tetap memberitahumu. Jadi bersabarlah sementara aku akan merangkai kata untukmu. Hehe ....

Apa kau tahu bagaimana rasanya ketika malam menjemputmu, kau merasakan sesuatu yang luar biasa menggelitik akal pikirmu. Saat pikir dan tubuh tidak ingin tapi hasrat terus menuntunmu. Membawamu kembali pada sesuatu yang gelap di tempat yang terang. Kau tidak sendiri tapi kau merasa kesepian. Mungkin itu salah satu alasannya. Aku tidak tau pasti. Karena yang aku tahu, dua sudut ini selalu tertarik ke atas, dua kelopak ini selalu menyipit menenggelamkan bola kristalnya. Dan hati ini tak hentinya untuk menggugurkan bunganya, seperti sakura di musim semi.

Ingin berhenti. Aku bahkan sudah berhenti. Tapi tidak bisa! Aku bahkan tidak tahu harus bagaimana menghentikannya. Maukah kau menolongku, Rahasia? Aku takut. Ini tidak merugikan orang lain, aku tahu. Tapi aku bisa gila jika terus seperti ini. Jadi, apa kau tahu apa yang ku takutkan? Atau kau masih tidak tahu apa rahasiaku?

Bahkan jika itu kau, aku masih tidak mampu mengatakannya. Bukankah ini gila? Bibirku terbuka namun tidak ada yang mengerti. Dan ketika tanganku memainkan penanya, kertas pun tak mau untuk memahami.

Itulah rahasia yang masih menjadi rahasia yang ingin aku katakan padamu. Kuharap kau masih bertahan untuk membacanya. Walaupun kau tidak menemukan titik terang seperti aku yang masih kesulitan menemukan titik cahaya. Kuharap kau mau menampung secuil rahasia ini dan menjaganya.

Terima kasih untuk kau yang masih membaca tulisanku. Jika kau sesuatu yang berbentuk nyata, aku ingin menemuimu. Akan aku katakan semua tentang rahasiaku. Aku ingin mencurahkannya padamu, semuanya. Yeah, aku harap kita benar-benar bisa bertemu. Hehe ...

Senang berkenalan denganmu, Rahasia. Salam dariku, semoga rahasia ini menjadi rahasia diantara kita. Love you!

Salam kenang,

Diri

Written by jejecho13

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top