Kakak Terbaik
Hai ka, masih ingat dengan awal pertemuan kita? Aku selalu mengingat hari itu, hari dimana kita bertemu, hari kedua masuk dunia kampus, masa orientasi dimana kita memakai seragam ungu bergambar tugu kujang, kita duduk di barisan paling belakang dekat kipas besar, kakak dan teman kakak ngobrol dengan asiknya dan aku dengan sahabatku mengobrol ringan diselingi canda tawa, entah siapa yang memulai kita saling berkenalan, mulai dari bertanya nama masing-masing, meminta kontak sosial media, dan bertukar cerita satu sama lain. Aku merasa hari itu sangat cepat dari hari sebelumnya, harapanku hari terakhir aku bisa bertemu dengan kakak lagi karena kakak sangat humble dan enak untuk diajak bertukar cerita.
Perasaan baru kemarin kita orientasi, tak terasa sekarang kita berada di semeter akhir, selepas hari kedua orientasi kakak menghubungi kontak yang aku tulis di buku catatan kakak, awalnya aku enggan membalas tapi karena kakak berhasil membawa aku dalam kenyamanan tanganku lincah menari diatas keyboard bahkan aku membalas di detik yang sama, aku merasa menemukan seeorang yang berarti dalam hidupku selain keluarga dan sahabat, pada dasarnya aku orang yang sulit untuk percaya dengan orang lain karena ada hal di masa lalu yang tak bisa kuceritakan pada semua orang tapi aku menemukan kebahagiaan, merasa nyaman dan dengan mudahnya percaya dengan kakak sampai sekarang.
Kak, kalo boleh jujur aku takut kehilangan kakak, aku takut kakak pergi lagi walaupun aku tau kakak pergi bukan karena gadis lain tapi tetap saja hati ini sulit berkompromi dengan bibir yang berkata “kalau ini yang terbaik aku rela kak, masa depan masih panjang, kalau jodoh aku kakak pasti akan kembali bagaimanapun caranya.” Kakak tersenyum saat aku mengucapakan kata itu dan membelai puncak kepalaku. Kakak itu cinta pertama untukku, aku rela menjatuhkan hatiku hanya untuk kakak, menahan rindu untuk bertemu, mencari waktu untuk menghubungi kakak, kalau aku menghubungi di waktu yang salah aku takut kakak tidak dianggap lagi oleh mereka.
Bagiku, kakak cinta pertama yang membuat aku bisa merasakan semua hal, kebahagiaan, kesenangan, kesedihan, tangis, tawa bahagia, dalam satu waktu, kakak memang bukan pria romantis tapi kakak bisa menunjukan perasaan kakak dengan cara yang berbeda. Bunga, cokelat, dan boneka saja jarang kakak berikan tapi perhatian kecil, kakak yang selalu ada di saat aku butuh bahu untuk bersandar, dukungan kakak atas masalah yang aku hadapi, dan kakak bisa memberi ketenangan.
Sampai saat ini aku masih mencintai kakak, aku ingin hubungan ini berakhir di pernikahan, kita duduk bersama di pelaminan, menyapa tamu dengan raut wajah bahagia. Saling menatap dan berjabat tangan dengan penuh cinta. Aku harap apa pun yang terjadi nanti, entah kita berakhir dalam ikatan sakral ataupun perpisahan, kita tetap bisa menjaga hubungan persahabatan walau aku tahu pasti ada rasa canggung dan ketidaknyamanan jika berakhir begitu saja. Aku rasa kenangan tentang kita tak akan mudah terhapuskan tapi jika nanti kita tak bersama, kita harus rela membuka hati, mencari cinta terbaik, mencintai dengan cara yang seharusnya.
Written by MiaRoseLiiii
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top