Di Antara Kita


Untukmu yang selalu menebar tawa

Kita tumbuh bersama. Melewati sengalanya bersama. Tapi kau tak tau keberadaanku saat itu.

Kau tertawa riang bersama mereka, menertawakan kebodohanmu. Kau terlihat begitu bahagia. Dan aku di sini hanya dapat tersenyum melihatnya.

Tahun demi tahun kau mulai tumbuh dewasa. Mulai dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mulai bisa membedakan mana yang sebenarnya palsu dan kenyataan. Dan pada saat itulah aku mulai merasa takut.

Kau tertawa saat bersama dengan orang-orang, tapi air matamu akan jatuh ketika kau sendiri. Kau sedih karena kata-kata mereka. Kau hancur, sehancur-hancurnya.

Aku melihatnya, melihat semuanya. Bagaimana kau tumbuh, bagaimana kau hidup, bagaimana kau bertahan. Aku melihatnya.

Kau pernah berpikir untuk menjadi egois, tapi kau memanglah orang yang egois. Kau ingin menjadi tokoh utama di dunia ini, tapi kau bukanlah sang tokoh utama. Meski begitu, bagiku, kau adalah duniaku.

Aku begitu iri padamu. Aku ingin bisa hidup bersamamu dalam arti sebenarnya. Aku begitu menginginkannya. Tapi aku sadar, dunia ini amatlah sangat kejam. Dan aku sangat membencinya.

Kau menganggap dunia ini tidak adil. Dan aku menyetujuinya. Di sini aku selalu berbisik, "semua yang kau katakan adalah kebenaran, semua yang kau lakukan adalah caramu untuk bertahan."

Keseharianmu, kau isi dengan kebahagiaan semu, semuanya adalah palsu. Aku sakit melihatnya. Tapi kau selalu tertawa dengan tanpa beban, melupakan semua kepedihan yang ada.

Sampai tiba saatnya kau tau segalanya, keberadaanku dan semua rasa sakitmu.

Kau penasaran akan jati diriku. Menanyakan semua hal tentangku. Saat itu aku merasa ada secercah cahaya menembus tempat yang selama ini kutinggali.

Senyumanmu kembali terbit dan kau menjalani hari-hari dengan riang kembali.

Bulan demi bulan lalu berganti tahun ke tahun. Kau selalu mengatakan aku adalah malaikat yang sesungguhnya. Kau mengatakan bahwa hanya aku orang yang benar-benar dapat kau percaya dan jadikan teman. Padahal kenyataannya adalah sebaliknya.

Aku sadar, semua ini salah. Tak seharusnya kamu bertemu denganku, senang dengan kehadiranku. Keberadaanku adalah racun bagimu. Tak seharusnya aku tercipta.

Ketika kau pergi liburan ke tempat yang jauh untuk pertama kalinya, senyumanmu merekah. Kau bilang, aku harus melihatnya secara langsung. Di sini aku hanya bisa tersenyum.

Waktu itu, aku berpikir untuk mengatakan segalanya. Tentang diriku dan bagaimana aku bisa ada dalam dirinya.

Dan kau mulai berteriak, menangis keras tidak memperbolehkan aku untuk pergi. Kau mulai menunjukan kerapuhanmu lagi. Jika seperti ini, bagaimana aku bisa pergi dengan senyuman seindah milikmu?

Kau egois, tapi aku jauh lebih egois. Aku tak ingin dilupakan saat kau sudah dewasa kelak, ketika kau sudah memiliki orang yang bisa kau percaya selain diriku. Aku tak ingin melihat itu semua.

Maka dari itu, tolong lepaskan aku. Biarkan aku pergi dengan tenang, tanpa ada beban seperti saat kau tertawa.

Dan ketika tiba waktu yang tepat untukku pergi, berilah aku tawamu itu. Dan aku akan dengan tulus mengatakan, "aku sayang padamu."

Dari orang yang tidak seharusnya ada.

Written by Noorun-eo

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top