chapter 14

🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴

"Wah, segar sekali. Memang aku harus sering-sering liburan. Mencium bau laut ternyata menyenangkan juga."

Eun Woo menatap lurus ke pemandangan biru di depan sana. Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambutnya.

GDUBRAK

Suara decitan roda serta suara hantaman cukup keras mengagetkan lelaki berbaju biru itu. Dia langsung berlari ke arah sumber suara, dan didapatinya pemandangan pilu yang menyayat hati. Sebuah mobil pick up pengangkut kaca menabrak seorang pengendara sepeda motor. Seketika pecahan kaca berhamburan kesana kemari. Ada beberapa bagian kaca yang menancap di tubuh korban. Supir pick up aman karena dia melompat sebelum mobilnya bertabrakan. Sementara pengendara tampak bersombah darah. Motor yang di kendarainya sudah tidak lagi berbentuk.

Tanpa pikir panjang Eun Woo berlari menembus kerumunan dan menggendong korban meletakkannya di mobil miliknya lalu melesat menuju rumah sakit terdekat.

Masih ada tanda bahwa korban masih bernafas. Karena itulah dia segera melarikannya ke rumah sakit. Jika menunggu ambulance pasti memakan waktu lama. Ia tidak memperdulikan jog belakang mobilnya kotor terkena cipratan darah. Yang dia khawatirkan hanya satu keselamatan orang itu.

"Apa kau mengenalnya Nak?" tanya salah satu warga yang ikut mengantar korban.

"Tidak, Pak. Saya dari Seoul dan baru saja tiba di sini," jawab Eun Woo sambil melirik ke arah spion depan.

"Lalu mengapa kau mau repot-repot menolong orang yang bahkan tidak kau kenal ini, Nak? Sampai-sampai mobil mewahmu kotor."

"Apa perlu alasan pak untuk berbuat baik? Hatiku melangkah dahulu sebelum pikiranku, Pak."

"Wah mulia sekali.jarang-jarang ada anak muda yang berfikiran luas seperti Anda."

"Anda juga Pak. Anda juga orang baik, buktinya Anda mau ikut menolong bersama saya."

Setelah momen saling lempar pujian berakhir, Eun Woo melajukan mobil hitamnya menuju rumah sakit di ujung jalan sana. Rumah sakit yang tidak begitu besar. Mungkin hanya seperempat rumah sakit di Seoul. Sedikit mirip klinik.

Petugas medis dengan sigap memindahkan pasien ke ranjang dan membawanya masuk. Eun Woo dan bapak yang ikut bersamanya menunggu di ruang tunggu. Baju dan celana kedua orang itu kotor terkena noda darah. Akan tetapi mereka tidak menggubrisnya.

Seluruh orang di UGD nampak sangat pucat dan panik. Mereka seperti menerka-nerka apa yang harus mereka lakukan berikutnya.

"Apakah kami boleh mengambil alih semua situasi ini?" Dengan sopan seorang dokter meminta kesediaan mereka untuk menyerahkan semua permasalahan ini padanya. Suara yang tidak asing di telinga Eun Woo.

"Ta.. tapi?" terdengar kembali perawat ingin menyangkal.

"Ini bukan lagi masalah jaga image. Ini masalah hidup dan mati. Saya dan dr. chou bisa membantu menyelamatkan orang ini. Kami lebih berpengalaman menangani kasus seperti ini. Saya mohon ijinkan kami menanganinya." Suara berat pria menimpali.

Dr. chou, nama yang membuat fokus
Lelaki berpostur proporsional itu berpindah. Ia lalu berjalan menuju pintu masuk UGD. Dari celah kecil ia mengintip ke dalam. Terlihat siluet wanita yang ia kenal. Suara merdu kembali mengalun di kedua indra pendengarannya.

"Tzu Yu."

"Kau mengenalnya, Nak?"

"Ah, itu, dokter nya adalah temanku di Seoul," jawab Eun Woo bangga.

"Tapi siapa lelaki di sampingnya itu? Sepertinya bukan orang sini juga. Tzu Yu nampak tidak nyaman berdiri di sampingnya."

Operasi berlangsung lama. Cukup untuk membuat Eun Woo tertidur. Kepalanya terkantuk-kantuk di kursi tamu. Hingga dia sendiri tersentak kaget setelah kepalanya membentur tembok.

"Adududuh."

"Lho Tuan Barista. Kok Anda bisa ada di sini?"

Eun Woo nampak masih mengumpulkan kesadaran. 

"Eh, Chau Tzu Yu."

" Saya kemari ingin menemui wali dari pasien . Tapi nihil. Tidak ada satupun yang terlihat menunggu di sini kecuali Anda. Apa anda wali dari korban kecelakaan itu? "

"Ah bukan. Saya kebetulan levat dan membantu."

🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴

Eun Woo

Tzu Yu

Joo Hyuk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top