Chapter 10
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
"Sudah puas senyam senyum sendirinya?" tanya kak Kang Joon. Lelaki itu sekarang sudah duduk tepat di hadapanku. Netraku terbelalak karena kaget.
"Astaga, kak Kang Joon. Jantungku. Seenaknya saja ngagetin orang. Kakak pulang kenapa ga beri salam sih, ih ga sopan. Biasanya yang paling bawel tentang tata krama kan kak Kang Joon, bisa-bisanya hari ini... " gumamku sewot. Sejak kapan dia pulang.
"Ouh, Princess. Yang benar saja. Aku dan kak Seon Ho sudah berada di rumah sejak tiga puluh menit yang lalu. Kami sudah bertata krama dengan angin sejak tadi." Mata Kak Kang Joon menatap lekat ke arah manik mataku. Serasa ada jutaan pertanyaan yang harus dia sampaikan dan dia tidak mau aku berbohong barang sekejab pun.
"Hehehe." Aku masih belum siap menceritakan semuanya. Sebenarnya ga ada yang harus aku ceritakan juga sih. Nam Joo Hyuk sudah bukan orang terpenting juga di hidupku ini.
"Ketawa teros. Ga lucu kali dek. Ayo buruan cerita. Kau berhutang banyak pada kami." Lelaki berkaus casual itu duduk sambil menyesap secangkir kopi hitam. Dari baunya aku hafal jika kopi itu pasti rasanya sangat pahit dan tidak enak. Entah mengapa dia sangat suka minuman itu.
Kami berada di meja kecil di teras belakang. Tepat di depan taman kecil rumah kami. Temaram lampu serta semilir angin menambah ketenangan di tempat ini, tempat favoritku menghabiskan malam.
Kuhela nafas panjang. Entah dari mana aku harus memulai penjelasan dari cerita yang bahkan sangat tidak menarik minatku ini.
Kuputar kedua bola mataku bingung. Yang menggangguku sekarang adalah pertanyaan pasti apakah kedua kakakku ini akan percaya kata-kata yang akan keluar dari mulutku setelah ini.
"Minum dulu." Segelas kopi yang masih berkepul disodorkan kak Seon Ho kepadaku. Wah, harumnya. Pasti enak, rasa kesukaanku. Ingin rasanya segera kuambil cangkir itu dan ku tegak nikmatnya hasil alam itu. Akan tetapi aku urungkan.
Kak Seon Ho kemudian menarik kursi di sebelahku dan duduk. Dia tidak kalah tajam menatapku. Hingga kalau dibiarkan terus menerus wajahku ini pasti akan berlubang karena tatapan kedua makhluk di depanku ini.
"Em, itu." Kucoba mengeluarkan suara dengan hati-hati. Pemilihan kata juga harus tepat dalan situasi ini, pikirku.
"Jangan ada kebohongan di penjelasan ini. Kau pasti tidak suka jika orang yang kau percaya membohongimu kan? Maka dari itu jangan melakukan hal yang kau sendiri tidak menyukainya," kata kakak Kang Joon, kakak lelaki bawelku.
Menyebalkan sekali. Aku sudah tahu tanpa perlu kau kasih tahu, kak. Dibohongi juga dicurangi itu sangat memuakkan.
"Kang Joon benar. Kami tidak ingin menuntut banyak, yang kami inginkan hanya kejelasan saja," tambah kak Seon Ho.
"Sama seperti author kita ini. Dia juga sedang dicurangi oleh platform menulis yang disebut-sebut platform miror. Yang mengkopi seluruh karyanya tanpa izin."
"Hah yang bener kak?" Ih, author mau-maunya di kibulin, kataku dalam hati. Laporin dong Thor.
"Lapor kemana Bambang? Web ini diberantas pun akan muncul lagi, muncul lagi. Capek kali ngeladeninya," jawab Author.
"Cari tempat aman aja Thor."
"Nah Iya juga. Bener nih saran kak Kang Joon," kata Tzu Yu bersemangat.
"Jangan mau dicurangi."
"Astaga, anak-anak durhaka. Luwes sekali mulut kalian. Mau saya kutuk kalian semua jadi gembel," tambah author sang maha benar di cerita ini.
"Ampun, Neng." ketiga karakter buku Cream Art nampak memelas. Meski Author tahu isi hati mereka. Mereka tetap julid sama author.
"Ga perlu cari muka. Kalian memang bener-bener ya. Saya sendiri juga sedih karena karya kesayangan saya ini dicopi seenak jidat. Tapi bagaimana lagi. Author masih sayang dengan pembaca-pembaca setia CREAM ART. Sebenarnya dari teman-teman nubar sudah pada pindah lapak. Cerita ini juga ada di lapak sebelah. Tapi author tetep akan up di sini. Namun mau full episode tiap chapternya silakan mampir ke GWP dengan judul yang sama ya Guys."
"Cih, pencitraan Thor," kata Kang Joon masih tidak percaya dengan kata-kata Author.
"Kang Joon. Biarkan saja! Yang penting dia tetap melanjutkan kisah kita. Males saja jika di stop di tengah-tengah begini," tambah Seon Hoo. Nih, orang memang kalem dan gak banyak omong. Sekalinya omong nusuk njir ampe ke tulang.
"Iya Thor. Bagaimana nasib percintaanku jika cerita ini berhenti. Padahal progres hubungaku dan Eun Woo udah sangat maju. Inget Thor, jika kau ga mau bikin ending yang bahagia. Aku akan datangi mimpimu tiap malam." Tzu Yu tidak mau kalah. Ekspresi wajahnya tampak mengerikan. Memang ya, kita tidak boleh main api saat seseorang baru dimabuk asmara. Salah sedikit kena bacok pasti.
"Hahaha..."
Tenang saja Author tidak akan berhenti update cerita ini. Author sayang semua pembaca Cream Art maka dari itu author tetap Up di Wattpad. Dengan satu syarat, mohon baca pesan cinta author ya.
Pesan Author
If you are reading this story on any other platform other than WATTPAD, you are very likely to be at risk of malware attack.
If you wish to read this story in it's original, safe, form.
Please go to:
https://www.wattpad.com/story/281848980
Sekedar info guys. FF ini terkena mirror web. Hiks... Sedih sekali... Banyak oknum yang kurang bertanggung jawab meresahkan warga wattpad. Pencurian karya meski masih dengan nama penulis asli.
Dukung penulis dengan kembali membaca ke PF asli. Ingat yang warnanya oren ya guys. Kalian akan lebih aman bila membaca di tempat itu.
Terima kasih sudah membaca chapter ini.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top