Crazy - 25
SETELAH makan Irin berniat bertanya lagi. Namun, baru saja mulutnya terbuka, sosok itu lebih dulu menyapa dengan cara memanggil namanya.
"Hai Irina!"
Seorang wanita cantik dengan body yang sanggup membuat Irin merasa iri itu kini sedang berjalan mendekati meja mereka. Irin mengernyitkan dahi, dia tidak merasa pernah mengenal wanita itu sebelumnya.
"Gue boleh duduk sini, kan?" tanya wanita itu, yang kini langsung menarik kursi di sebelah Rein dan duduk di sana, bahkan tanpa menunggu persetujuan dari keduanya.
"Gue nggak nyangka banget bisa ketemu sama kalian di sini," kata wanita itu sekali lagi.
Irin menendang kaki Rein yang sejak tadi fokus pada makanannya tanpa mau menolehkan kepala untuk melihat siapa yang datang menghampiri mereka. Rein menatapnya dan Irin langsung memelototinya.
Rein pun menoleh ke samping dan secara refleks dia berkata, "Freya? Ngapain lo di sini?"
Dalam hati Irin mendumel sendiri. Lo dari tadi ngapain, sih? Kenapa bisa nggak sadar ada orang di samping lo?
Tunggu dulu, Rein memanggilnya Freya tadi, kan? Itu berarti dia ... yang itu, kan? Masa, sih? Kok sepertinya dia banyak perubahan sampai Irin tidak bisa mengenalinya lagi?
Irin menatap Freya dari atas sampai bawah. Banyak sekali yang berubah. Sungguh, bukan hanya wajahnya saja yang terlihat makin cantik, tapi juga tubuhnya ... lebih-lebih payudaranya.
Perasaan dulu nggak segede itu, deh? Diapain ya, kok bisa nambah segede itu? Irin jadi ingin menanyakan padanya bagaimana tips atau rahasianya mungkin?
"Hai Rein! Kebetulan banget gue bisa ketemu sama kalian di sini!" Freya tersenyum manis.
Senyum yang benar-benar sanggup membuat Rein muak saat melihatnya. "Oh!"
Rein langsung menatap Irin. Istrinya sudah selesai makan, jadi mereka bisa langsung pergi sekarang. Rein tidak ingin berada di satu meja yang sama dengan Freya, apalagi berada dalam tatapan mata istri kesayangannya.
Irin itu mulutnya memang pedas dan ganas, tapi sebenarnya dia punya hati yang lembut sekali, apalagi kalau sesama perempuan, dia biasanya bakal lupa pada dirinya sendiri.
Kalau enggak gitu, mana mungkin dia bakal diam saja saat perempuan lain merebut cowok gebetannya? Atau waktu Freya dulu ngaku-ngaku sebagai pacar Rein, kan?
Atau saat dia mendapat tawaran pulang bareng, karena tidak bawa payung. Namun harus dia tolak, karena dia tahu cewek di sampingnya naksir sama orang yang menawarinya itu. Karena pada dasarnya, Irin memang terkenal waktu mereka sekolah dulu.
Rein membuka mulut, hendak memanggil Irin dan mengajaknya pulang. Namun, yang terjadi malah sebaliknya.
Irin lebih dulu membuka mulutnya dan berkata, "Lama banget gue nggak pernah ketemu sama lo, ya? Gimana kabarnya, Freya?" tanyanya, tampak santai dan biasa-biasa saja, tapi Rein yang harus kena serangan jantung mendengar pertanyaan ramahnya.
Irin tersenyum sopan, senyuman biasa yang akan dia tunjukkan pada semua orang di sekitarnya. Walaupun jujur dia masih kesal dan marah pada Freya, tapi dia tidak bisa lantas membencinya begitu saja.
Apalagi, Rein sudah menegaskan hubungan di antara mereka. Harusnya Freya sadar diri dan berhenti mengejar-ngejar suaminya lagi, kan, ya?
"Baik, kok, lo sendiri gimana? Katanya lo udah nikah sama Rein, kok lo nggak ada ngundang-ngundang gue, sih?" Freya menyangga dagunya dan menatap Irin lurus-lurus.
Dia sedang mencoba membaca pikirannya. Apakah Irin sengaja tidak mengundangnya atau bagaimana? Mengingat Irin pernah tahu kebohongan yang dia buat jauh sebelumnya, harusnya dia merasa marah dan cemburu karena suaminya masih berhubungan dengannya sampai sekarang, kan?
"Sorry, karena nikahannya agak mendadak gitu dan gue juga nggak tahu harus ngundang lo ke mana. Rein juga nggak pernah bilang kalau masih kontakan sama lo selama ini, jadi ya gitu," jawabnya jujur. Agak menyesal karena dia tidak bisa mengundang Freya.
Padahal Irin mengundang semua teman-teman sekolahnya dulu, sampai gebetannya pun dia undang ke pesta pernikahannya itu. Ya ... walaupun dia nggak datang sih, tapi setidaknya teman-teman satu geng pria itu mau datang dan memberinya selamat.
Rein mendengkus pelan mendengar jawaban penuh kejujuran dari istrinya itu. "Gue males ngundang-ngundang."
Irin menunjuk suaminya. "Noh, denger sendiri dia ngomong apa," katanya sambil memutar bola matanya malas.
Rein tersenyum tipis. "Gue kan emang nggak punya temen deket dari dulu, Rin."
"Ya, seenggaknya geng lo dulu diundang, kan, bisa? Kan lumayan bisa bikin pesta pernikahan kita rame?" usulnya.
"Udah diramein sama Jake gitu," jawab Rein dengan wajak sok bodohnya.
"Aktor jahanam itu lo bilang ngeramein?!" Irin memasang ekspresi mau muntah. "Gue sebenernya masih bingung sampai sekarang, kok bisa-bisanya si Syila doyan sama laki berengsek kayak gitu, ya?"
"Jake gitu-gitu aslinya orang baik, kok." Rein mengangkat bahunya ringan. "Tergantung yang nilai aja, bagian apa yang mau dinilai dari dia?"
Irin hanya memutar bola matanya malas mendengar belaan Rein pada sahabat berengseknya. Sedangkan Freya merasa jadi obat nyamuk saja. Apakah keputusannya bergabung di sana memang benar adanya?
Dia melirik meja lain yang berisikan dua orang berpasangan. Niatnya datang ke sana untuk bertemu dengan kenalan barunya, tapi beberapa menit yang lalu dia mengirim pesan kalau dia tidak bisa datang saat itu juga. Alhasil, Freya masuk duluan dan tak sengaja menemukan Rein dan Irin di salah satu meja.
Memang dasarnya jodoh tidak bakal ke mana. Buktinya mereka terus menerus bertemu, walaupun Freya tidak berniat mengikutinya. Dia bahkan berusaha untuk melupakannya.
Namun, satu meja di ujung sana mengundang perhatian lebih darinya. Dia bukannya ....
"Rin, Rin, coba lo lihat meja ujung itu, deh? Itu Alea bukan, ya?" katanya sambil menunjuk meja di ujung yang sebelumnya dia lihat.
Irin dan Rein mengikuti arah telunjuknya dan benar saja, wanita yang ada di sana memang Alea. Dia tidak banyak berubah, masih sama seperti dulu. Cantik, lucu, dan menggemaskan dengan tinggi badannya yang kurang itu. Alea masih terlihat sama layaknya anak SMA yang pernah dilihatnya dulu.
"Yang lagi sama dia itu ... mungkin nggak sih si Akram yang katanya pacar selama-lamanya Alea?" Freya lagi-lagi berkata, mengingatkan Irin pada masa lalunya yang tergila-gila pada sosok bernama Akram.
Rumor itu sudah tersebar di mana-mana, jadi harusnya tidak ada seorang pun yang tidak mengetahuinya di angkatan mereka.
Rein langsung tersenyum masam saat melihat rupa pria yang duduk semeja dengan Alea. Terlalu tampan. Jika memang itu adalah Akram. Dia hanya berdoa, semoga saja Irin tidak kembali tertarik padanya atau malah kembali mengejar-ngejarnya sama seperti dulu.
Sedangkan Irin terdiam. Dia jelas bisa melihat pria itu dengan baik. Namun, dia bukan Akram. Pria itu jelas orang lain. "Bukan, dia bukan Akram."
Dan jawaban itu membuat Rein maupun Freya langsung terkejut mendengarnya. Pasalnya Alea dan Akram pernah bilang, mereka tidak akan pernah putus apa pun yang terjadi nantinya.
"Lo yakin?" Rein menatapnya heran.
Irin hanya memutar bola matanya malas. "Emang gue nggak bisa bedain apa? Mukanya aja udah beda."
Ya, walaupun dia tidak bisa mengenali Freya sebelumnya, karena memang banyak yang berubah darinya. Namun untuk Akram ... dia yakin masih bisa mengingatnya dengan baik. Pria itu bukan Akram Hardiansyah Putra, cinta monyetnya sewaktu SMA.
"Iya, kah?" Rein benar-benar sudah lupa bagaimana wajahnya, karena memang mereka tidak sedekat itu dulunya.
Namun, jika apa yang Jake katakan padanya dulu memang benar, harusnya dia tidak akan muncul di tempat terbuka seperti ini, kan?
"Mau dibuktiin nggak? Karena gue penasaran banget," kata Freya yang kini sudah berdiri dan hendak menghampiri dua orang berpasangan di pojok ruangan itu.
"Silakan aja, tapi gue nggak ikutan." Irin tersenyum tipis, lalu menoleh pada Rein. "Yok balik sekarang!"
___
Izin ngilang buat bulan februari nanti, ya 😆
Aku mau namatin Rein dan Irina, terus publish di Karya Karsa dan Good Novel duluan. Mau kejar setoran gitu.
Kalau di Wattpad gak tahu kenapa suka kelupaan nulis lanjutannya, astaga! 😂
TETAP DIPUBLISH DI WATTPAD JUGA SAMPAI TAMAT, KOK.
TENANG AJA!
SERIUS!
GUE NGGAK BOHONG!
Yang udah dukung aku di Karya Karsa, aku ucapin makasiiiihh banyak buat kalian semua ❤️❤️❤️
Yang mau dukung semua bab sampai tamat dan cuma bayar sekali aja, kalian bisa buka bagian "PAKET", lalu dukung "CRAZY MARRIAGE (ReIrin).
Jangan lupa masukin kode voucher REIRIN biar dapat potongan 10k. Cuma untuk 100 orang saja.
Buat yang udah telanjur beli dua part sebelumnya, silakan chat aku, ya! Nanti aku kasih voucher khusus kalau mau beli paketan itu. 🥰🥰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top