Curhat

"Jadi siapa yang mau pesen?" Tanya Aira begitu mereka sudah menemukan meja untuk empat orang di lantai dua.

Tapi tidak ada jawaban dari dua laki-laki dewasa di hadapannya. Bara terlihat membetulkan pakaian Arfan, sedang Bobby sibuk main HP.

"Em, kebiasaan nih" dengkus Aira dalam hati.

"Bob, kamu yang pergi pesan makanan" putus Aira memakai suara jutek, ia membukan aplikasi chat untuk melist pesanan mereka di room chatnya dengan Bobby.

"Bara, Arfan, kalian mau pesan apa?"

"Kami pesan Double Big Box Value aja! Ya kan Fan?" Ucapan Bara di angguki saja oleh Arfan.

"Nanti gak habis..." Aira berucap skeptis, mereka ini mah lapar mata. Pantang lihat yang menggiurkan  sedikit langsung pesan, tapi ujung-ujungnya yang menghabiskan kalau tidak Aira ya Bella.

"Tenang, Bara kan perut karet, pasti habis" ucap Bobby sibuk main HP.

"Ya udah, kalo aku... udah aku list di chat room kita ya Bob, oh iya, Bara gak mau ganti manggo float aja? Kamu kan gak terlalu suka mocha float" tanya Aira kalem.

"Pfffttt, udah SMA masih gak suka kopi" duh... rasanya pengen Bara timpuk abangnya itu paka pampers Arfan yang udah penuh.

"Berisik, iya kak, ganti ke manggo float aja"

"Okay, sana Bob, cepat ya! Tadi antrian masih sedikit" titah Aira setelah men-send pesanan mereka yang di angguki saja oleh Bobby.

Sembari menunggu Bobby memesan, Aira menatap Bara dan Arfan yang sedang bermain. Tampak Arfan sangat kesal dijahili oleh Bara, cowok 17 tahun itu senang sekali menjahili adiknya yang berusia 5 tahun.

"Kata mama kamu ikut tanding ya?"

"Iya, masih tingkat kota, kalo Bara menang bakal tingkat kabupaten, terus kalo menang tingkat kabupaten lanjut provinsi, terus kalo--"

"Jangan menghalu!"

"Mana ada Bara menghalu, kakak gak yakin Bara bisa?" Tanya Bara dengan pandangan mata kosong. Pandangan mata yang sama seperti dua tahun yang lalu.

"Yakin lah adek kakak bisa! Kamu kan hebat" jawab Aira cepat. Jantung Aira hampir saja mau copot rasanya, Aira tidak mau kejadian lama terulang kembali. Setelah mendengar perkataan Aira tersebut, binar mata yang sepat redup akhirnya bisa bersinar kembali, Bara tampak tersenyum bangga.

"Ingat, jangan buat lawanmu sampe patah tulang lho ya" wanti-wanti Aira. Bukan tanpa pasal Aira mengatakan hal itu, tapi setahun yang lalu hal inilah yang membuat Bara didiskualifikasi dari pertandingan. Akibat emosinya yang belum stabil dan dia sendiri yang nekat untuk ikut pertandingan, hampir saja Bara mendapatkan kesan buruk di sekolahnya.

Bara dan kata nakal adalah maklum bagi Aira, tapi Aira tidak tahan jika Bara dipandang buruk dengan hal yang lain. Aslinya Bara itu penurut dan baik, orang-orang saja yang salah menilai Bara hanya karena adiknya suka bad words.

"Iya iya, Bara sekarang udah bisa ngendaliin emosi Bara kok, kata Bu Sinta, Bara udah hebat" jawab Bara kalem yang diangguki gadis berusia 20 tahun tersebut.

"Sekarang kita lanjut kemana? Udah jam setengah empat nih" tanya Bobby setelah mereka duduk masing-masing di mobil.

"Gimana kalo ke time zone" usul Bara yang duduk di kursi belakang. Bibirnya tersenyum lebar dengan pandangan mata menantang ke arah Bobby.

Bobby bisa saja perfect dari segi akademis di mata Aras, tapi bagi Bara Bobby itu cupu. Bara selalu saja menang jika tanding game dengan Bobby.

"Lo nantangin gue?" Dan ya, satu hal lagi. Bobby ini mirip dengan Ayah Senopati mereka, tidak mau kalah. Tidak sih... sepertinya sifat satu ini memang ada dalam diri semua keturunan bapak Senopati.

"Kalo iya kenapa?"

"Oke! Gue ladenin lo!" Kan bener, baru aja dibilang udah kepancing emosi orangnya. Bobby itu tampangnya aja yang cool, aslinya mah tukang bully, egois, gak mau kalah, suka ngatain orang, julid juga. Bahkan diantara mereka berempat, yang paling julid itu ya Bobby. Heran aja gitu, kenapa Bobby bisa di puji sama ibu-ibu kompleks.

Bara menyeringai senang, ini tuh situasi paling Bara suka. Cuma di situasi ini saja Bara merasa lebih superior dari abangnya itu, karena di segala situasi Bobby lebih bisa menguasai problem dan berbeda sekali dengan dia. Walau julid, dan punya banyak sifat buruk, Bobby lebih bisa mikir dengan otak, karena otak Bobby sering digunakan, tidak seperti Bara yang otaknya aktif cuma karena Taekwondo. Bahkan sama El pun, otak Bara makin goblok, kan cinta pake perasaan, bukan logika.

----

Geo
Wassup?

Bara
Gue capek nih

Geo
Ngapain lo sqmpw bisa ca0ek

Bara
Typo lo anjg

Geo
Ya maap, salahin jempol gue yang kelewat besar

Bara
Jempol gue juga besar gak kek lo

Geo
Cot
Capek kenapa lo?

Bara
Biasalah, habis main sama abang, kakak, adek gue

Geo
Enak ya banyak sodara, apalah gue yang anak tunggal

Bara
Enak gak enak sih
Anjg, badan gue pegel semua! Besok kawani gue ngurut y

Geo
Gak bisa besok, Vion ngajak gue nonton

Bara
Setan kelen. Kok gak ngajak gue?

Geo
Lo sibuk orangnya

Bara
Halah cot. Nonton apa?

Geo
Gak tau, Vion yang milihin

Bara
Bodo lah, besok gue ikut, lusa temenin gue ngurut

Geo
Oke, jing

Bara
Bgst, bye.

"Aelah, kenapa lo ikut sih Bar?" Gumam Geo sambil menatap ponselnya.

"Gue kan mau quality time sama Vion" mencebikkan bibirnya, cowok itu kemudian beranjak dari kasur dan keluar dari kamar.

"Mama masak apa?" Tanya-nya ketika melihat Ayu didapur sedang sibuk menguleni adonan.

"Mau buat kue, kan semalem kamu bilang pengen" jawab Ayu kalem, matanya melirik wajah geo yang sedikit suram.

"Kenapa lagi kamu? Berantem sama Bara? Atau Vion?" Geo menggeleng.

"Terus?"

"Bara mau ikut sama Geo nonton film"

"Hmm"

"Padahal Vion yang ngajak Geo"

"Oh... kamu pengennya nonton berdua sama Vion?"

"Iyaaa"

Jawaban dari Geo membuat Ayu tersenyum. Memang jarang sekali anak lelaki mau curhat pada orangtuanya, tapi sudah menjadi rahasia umum kalau anak lelaki juga lengket pada ibunya. Begitulah Geo, sebagai anak tunggal tidak enak rasanya tidak memiliki saudara, kesepian seringkali cowok itu rasakan saat sendirian dirumah. Sebenarnya Ayu kasihan pada Geo, dari kecil anaknya selalu menjadi pembicara aktif dan berulang kali meminta adik bayi, apa daya, Ayu mengalami kecelakaan ketika hamil anak kedua, yang mengakibatkan kemungkinan untuknya hamil sangat kecil.

"Kamu beneran suka ya sama Vion?"

"Yaiyalah Ma! Suka banget malah"

"Yaudah, kamu tikung aja Vion dari Bara"

"H-hah? Maksudnya"[]

***

Guys, tugasku byk bgt🥲

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top