PROLOG


***

"Serius! Juna sama Ryan?" siswa yang tadinya duduk di pinggiran kelas sambil bermain game terlonjak begitu diberitahu sesuatu oleh temannya.

"Serius lah! Ayo!" ajak temannya. Mereka berdua pun menyusul puluhan anak lainnya yang juga berlarian di koridor yang sama menuju tujuan yang sama. Seolah sedang berlomba-lomba siapa cepat yang sampai.

"Ayo! Mereka mau berantem di lapang basket!" ajak anak lain pada temannya yang kemudian bergabung dengan yang lainnya berlari menuju lapang basket.

Berita tentang Juna dan Ryan yang akan bertengkar menyebar dengan cepat. Siswa siswi berlarian menuju tempat yang sama. Dan dalam hitungan menit lapangan basket sudah dipenuhi banyak orang. Tribun penuh. Begitu juga yang berdiri di pinggir lapangan.

Puluhan bahkan mungkin ratusan ponsel mengacung. Bersiap merekam kejadian paling langka sepanjang sejarah. Dimana Juna dan Ryan yang terkenal bersahabat baik yang juga merupakan ketua dan wakil ketua geng persatuan kelas sepuluh ini akan bertengkar.

Banyak dari mereka yang tidak tahu penyebab dua bersahabat yang saat ini menjadi centre ini tiba-tiba berseteru. Tapi ada juga yang tahu kenapa Juna dan Ryan akan mengadakan duel saat ini.

Juna yang berbadan lebih tinggi namun memiliki kulit kecoklatan dengan rambut ikal menatap rivalnya Ryan yang berdiri di hadapannya dengan tatapan bengis. Dia meludah sembarangan seolah sedang mengolok-olok Ryan.

Ryan yang berbadan lebih pendek dan berkulit putih tampak membulatkan mata melihat apa yang Juna lakukan. Detik berikutnya salah satu sudut bibirnya tertarik. Memandang remeh lawannya terang-terangan.

Suasana semakin tegang tat kala Juna maupun Ryan sama-sama memasang kuda-kuda.

"Aaaa!!!" siswi-siswi berteriak. Sementara siswa-siswa saling bersorak menyemangati jagoannya. Ada yang meneriakan nama Juna dan ada juga yang meneriakan nama Ryan.

Lapangan basket seketika saja berubah seolah tempat sparing. Begitu Juna dan Ryan mulai memukul satu sama lain. Juna meninju perut Ryan lalu disusul dengan menyikut punggungnya. Ryan tak mau kalah, ia mencoba bangkit. Posisinya yang sebelumnya membungkuk di bawah Juna memberinya keuntungan karena selanjutnya ia berhasil menyundul Juna.
Juna mundur beberapa langkah. Meraba hidungnya yang terkena sundulan. Melihat darah keluar dari hidungnya Juna semakin emosi. Dia berlari sekuat tenaga, melayang lalu menendang dada Ryan. Mereka berdua jatuh. Juna dan Ryan sama-sama belum bangun.

Prok prok prok

Juna dan Ryan menoleh secara bersamaan ke sumber suara. Mata mereka membelalak.

Seorang gadis dengan alat panah di punggungnya bersama cowok bertubuh tinggi yang mengenakan baju olahraga datang.

Gadis itu bertepuk tangan sambil tersenyum lebar. Cowok di sampingnya menatap remeh pada Juna dan Ryan.

"Kaline." Panggil Juna pelan lantas berdiri tergesa-gesa begitu juga dengan Ryan.
Dua cowok yang tadi berduel itu menunduk saat gadis yang dipanggil Kaline mendekat. Tersenyum lebar sampai membuat matanya membentuk bulan sabit.

"Ayo lanjutin. Kalian lagi rebutin gue kan?"

***

Ini adalah series kedua dari sweet series. Denga. Series pertama Ra? (Ameera Kanti Firtan & Antasena Theodore)

Di series ke dua ini semoga kalian bisa jatuh cinta sama Kaline Nafeesa dan Jonathan Chaanakya

Sampai jumpa di postingan selanjutnya

See U

250319
Flower flo

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top