31. Jonathan Kemana

Hai, selamat siang

Jadwal update yang biasanya pagi jadi keteteran gini ya. Maaf ya


Selamat membaca

***

Setelah kejadian memalukan di kantin tadi siang, Jonathan tidak terlihat sama sekali. Pria itu yang biasanya menjemputnya di tempat latihan untuk pulang bersama tidak muncul. Kaline berkali-kali ragu-ragu untuk memesan ojek online, takut jika ia memesan Jonathan datang. Siapa tahu kan pria itu pulang latihan lebih sore dari biasanya.

Tetapi, ternyata sampai setengah jam ia menunggu Jonathan tidak muncul juga. Membuat ia merasa tidak enak pada Flora dan Yogi yang menemaninya supaya tidak sendirian menunggu Jonathan.

"Apa bener Jonathan bilang semua itu sama semua orang?" Kaline jadi ragu, dengan apa yang Yogi ceritakan bahwa setelah kepergiannya dari kantin Jonathan menjelaskan semuanya pada mantan-mantannya. Bahwa Jonathan sejak dulu memilihnya dan hanya menjadikan mantan-mantannya mainan dan tidak pernah benar-benar memiliki perasaan pada mereka. Jahat kan Jonathan? Hanya demi seorang Kaline.

"Beneran," jawab Yogi.

Kaline menilik-nilik wajah Yogi. Siapa tahu kan Yogi berbohong unutk menenangkan dirinya yang tadi down karena takut Jonathan benar-benar merasa bahwa dirinya hama untuk hidupnya. Namun, ia sama sekali tidak melihat kebohongan di wajah Yogi. Bahkan Flora pun mengangguk, yakin pada Yogi.

"Walaupun gue gak di sana, gue percaya, Yogi gak bakalan bohong sama lo, sama gue." Flora tersenyum menenangkan.

Kaline ingin percaya, tapi kenapa pria itu tidak muncul juga. Sampai motor yang ditumpangi Fauzan tiba-tiba berhenti di hadapannya.

"Kenapa belum pada pulang?" tanya Yogi tanpa turun dari motor, hanya menaikan kaca helmnya.

Jika Fauzan sudah berkeliaran di luar, itu artinya club bulu tangkis sudah selesai latihan.

"Nunggu Jonathan." Kaline tersenyum masam. "Lo gak latihan?"

"Gue latihan, baru aja pulang."Fauzan melihat Kaline kebingungan. "Jonathan gak jemput? Tumben? Gue pikir tadi pas dia balik buru-buru mau jemput lo."

Kaline mengerjap. "Jonathan udah pulang dari tadi?"

Fauzan mengangguk yakin. Tanpa tahu situasi bahwa Kaline sejak tadi menunggu Jonathan dengan kesal.

Fauzan melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. "Setengah jam lalu mungkin," katanya lalu kembali menatap Kaline. "Tadi dia buru-buru, gue pikir ke sini jemput lo. Kaget gue lihat lo masih ada di sini."

"Lo gak bohong Jonathan udah pulang setengah jam yang lalu?" tanya Flora. Sama-sama tak percaya aya yang Fauzan katakan seperti Kaline tak mempercayainya.

"Gimana bisa?" gumam Flora sambil diam-diam melirik kepalan tangan Kaline yang semakin terlihat kuat. Ia tersenyum ngeri. Dia tahu sahabatnya sedang kesal menuju ke marah saat ini.

Flora menyentuhkan tangannya pada bahu Kaline, mencoba untuk menenangkannya. "Mungkin dia ada sesuatu yang mendadak."

Kaline merogoh ponsel dari tas bagian depannya. Mengeceknya selama beberapa saat. "Dia gak ada bilang apa-apa sama gue."

Kaline seketika terlihat sendu. Flora, Yogi dan Fauzan saling tatap. Mengerti perasaan Kaline.

Selama ini mereka berdua selalu bersama. Kemana-mana berdua. Berangkat sekolah dan pulang selalu berdua. Mereka tidak pernah terpisahkan. Walaupun tidak mengalami hubungan aneh seperti Kaline dan Jonathan namun mereka bisa menebak seperti apa perasaan Kaline saat ini. Marah dan sedih karena sesuatu yang biasa dilakukannya, seseorang yang biasa ada bersamanya mendadak tak ada bersamanya.

"HP nya habis baterai kali." Fauzan mencoba menenangkan.

Begitu juga dengan Yogi. "Tuh, dengerin. Jangan mellow."

"Gue cuma ngerasa aneh aja. Kayak Jonathan menghindari gue." gumamnya sambil menyimpan kembali ponsel ke saku belakang tasnya. "Takut Jonathan bilang ke semua orang kalau dia gak terganggu sama gue tapi ternyata dia emang terganggu. Hati seseorang siapa yang tahu isinya kan? Mulut bilang apa, hati siapa yang tahu."

"Daripada galau, gue anter aja." Fauzan menawarkan. "Siapa tahu Jonathan udah pulang. Nanti lo bisa tanya sendiri sama dia kenapa dia gak pulang bareng sama lo."

Kaline menatap Flora, sahabatnya mengangguk. Mungkin benar, ia harus pulang. Dan kalau Jonathan memang sengaja menghindarinya, ia harus seperti apa. Jonathan tidak mungkin menghindarinya tanpa alasan kan? Tidak pernah sebelumnya pria itu menghindarinya, kecuali jika dia marah.

Kenapa hubungan mereka semakin rumit saja? Semakin dewasa semakin banyak hal yang tak ia ketahui menjadi penyebab menjauh, seperti saat ini. Tiba-tiba saja Kaline merindukan masa-masa SD dimana mereka berdua begitu terbuka.

Benar yah, semakin dewasa seseorang dia akan semakin tertutup akan isi hatinya. Menyembunyikan masalah seolah bisa menyelesaikannya sendiri.

Kaline menghela napas kemudian mengangguk. "Anter gue dengan selamat, Zan."

Fauzan mengangguk sambil mengacungkan jempolnya. "Siap Bunda Ratu!" Fauzan terkekeh. "Tapi gue gak bawa helm." Dia lalu nyengir baru tahu kebodohannya menawarkan tumpangan tapi tak membawa dua helm.

"Lewat jalan tikus aja." Kaline memberi usul. "Gue tahu rute tercepat."

Fauzan mengangguk.

"Flo." Kaline yang sudah berada di boncengan Fauzan menoleh pada Flora dan Yogi. "Gue duluan."

Pasangan terbucin itu mengangguk secara bersamaan. Setelah itu motor yang Fauzan kendarai melesat. Dengan arahan dari telunjuk Kaline, Fauzan melajukan motornya masuk ke sebuah jalan kecil seratus meter dari sekolah. Terus mengikuti arahan Kaline.

"Gue bonceng lo, kok deg degan lagi." Fauzan tertawa kecil.

Kaline memukul helm pria itu. "Karena lo hidup."

"Bukan itu," bantah Fauzan.

"Lo jatuh cinta lagi sama gue."

"Iya! Gue jatuh cinta lagi sama lo!" entah setan apa Fauzan berteriak kencang membuat sekumpulan ibu-ibu yang sedang berada di teras rumah bercat merah yang meraka lewati serempak menatap ke arah merea.

Kaline memukul sekali lagi helm Fauzan. Membuat pria itu sedikit terantuk ke depan kemudian menegakan lehernya kembali.

"Tapi, gue takut sama bodyguard lo." Fauzan tertawa. "Jadi cari aman aja. Lagian gue juga udah punya pacar."

"Dasar buaya," cibir Kaline sambil tertawa kecil. "Punya pacar tapi bilang cinta sama cewek lain. Buaya dasar."

Fauzan hanya tertawa tak lagi berbicara. Sepuluh menit kemudian mereka sampai di gerbang kompleks perumahan tempat Kaline dan Jonathan tinggal.

"Langsung ke rumah Jonathan aja." Perintah Kaline.

Tanpa membantah, Fauzan membelokan motornya ke kanan, melaju pelan lima puluh meter sampai akhirnya sampai di depan pagar putih setinggi dua meter. Rumah Jonathan.

Kaline turun dan mengucapkan terimakasih. Setelah mengangguk Fauzan menarik gas motornya pergi dari sana.

Anya yang kebetulan hendak masuk ke rumah melihatnya dan berjalan mendekat pada Kaline yang baru saja membuka gerbang.

"Jonathannya mana?" tanya Anya sambil celingak-celinguk mencari keberadaan mobil hitam putranya.

Alis Kaline saling bertautan. "Dia belum pulang?"

"Belum, kan biasanya kalian pulang bareng." Anya kelihatan heran.

Kaline diam. Jika Jonathan belum pulang, lalu kemana pria itu?

***


Hayoo tebak, kemana Jonathan?


Ada kalimat di chapter ini yang buat gue ngerasa terpengaruh, yaitu "Benar yah, semakin dewasa seseorang dia akan semakin tertutup akan isi hatinya. Menyembunyikan masalah seolah bisa menyelesaikannya sendiri."

Itu adalah fase yang pernah gue alami atau mungkin lo alami di luar sana saat ini. Keinginan untuk bergantung sama orang lain semakin berkurang termasuk sama orang tua. Semakin umur gue bertambah gue merasa semakin gak memerlukan bantuan orang lain, merasa diri bisa melakukannya sendiri. Gue merasa udah dewasa, umur nambah, dan gue pikir gue bisa berpijak di muka bumi dengan kaki sendiri.

Menurut gue itu gak salah sama sekali. Tetapi, kita masih butuh orang lain. Sesekali bergantung sama orang lain, terbuka pada orang lain, itu baik. Karena kadang saat menghadapi masalah kita gak butuh orang lain buat bantu memecahkan masalah itu, mencari jalan keluarnya. Sebelum bayi bisa bener-bener berdiri dengan bener pun dia butuh orang yang megang dulu kan?

Kalau untuk orang yang semakin dewasa semakin tertutup gue setuju. Semakin kita dewasa semakin pintar kita bersembunyi. Tapi, jangan bersembunyi terus-terusan ya. Hidup ini bukan petak umpet yang mana kamu sembunyi terus itu baik.


Follow ig aku ya

iistazkiati

_flowerflo


Sending hug

Iis Tazkiati N

190619

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top