28. Hama

Hai, selamat sore
Aku updatenya kesorean. Hampir lupa ini Rabu wkwk

Selamat membaca

***

Kaline dan Flora yang sedang berdiri di samping meja kantin yang Dafina, satu temannya dan pacarnya yang satu sekolah tahu bernama Arsa. Dua gadis itu menunjukan wajah galak lengkap dengan tangan telipat di depan dada. Sementara itu tiga orang yang berada di meja kantin tersebut menatap mereka heran.

"Ada apa ya?" tanya Dafina. Dia berdiri dari duduknya begitu juga satu temannya kecuali Arsa, pemuda itu tetap duduk tenang memakan mie ayamnya.

"Justru gue yang harus nanya itu sama lo." suara Kaline meninggi. Membuat seisi kantin termasuk mamih kantin, mamang pop ice dan beberapa penjual lain teralihkan perhatiannya.

Alis Dafina mengernyit. "Maksudnya?"

"Jangan sok bego. Cewe murahan kayak lo gak pantes pura-pura gak tahu."

Arsa yang sejak tadi diam tiba-tiba berdiri sambil menudingkan jari telunjuknya pada Kaline. "Jaga mulut lo!"

"Diem!" Kaline menepis telunjuk Arsa. Tak peduli pelototan tajam Arsa padanya dan wajah galaknya yang penuh emosi. Pria manapun akan marah saat kekasihnya dikatai murahan di depan wajahnya sendiri kan.

"Gue gak ada urusan sama lo bocah!" walaupun galak, Arsa tetaplah adik kelasnya. Arsa memang pentolan anak kelas sebelas. Cowok badung yang berakhir memilih Dafina atau dipilih Dafina. Intinya mereka cocok satu sama lain.

Kaline berdecih. Baru tersadar sesuatu dari hubungan Dafina dan Arsa. "Emang yah, sampah pantesnya bersanding sama sampah juga. Sama sesamanya."

"Maksud lo apaan ngatain temen gue kayak gitu!" teman Dafina berteriak bersiap menerjang Kaline jika saja Flora tidak cepat mendorong bahunya sehingga gadis berponi tebal itu terdorong beberapa langkah ke belakang.

"Diem, kita gak ada urusan apa-apa sama lo." Sergah Flora.

Teman Dafina tersebut geleng-geleng kepala sambil tersenyum sinis. "Jelas saja ini urusan gue. Kalian ganggu temen gue. Tiba-tiba dateng langsung ngatain temen gue."

"Kaline! Flora!" dari pintu kantin Jonathan berteriak.

Seisi kantin termasuk objek yang menjadi pusat perhatian—Kaline, Flora, dan kelompok Dafina—memutar kepala ke arah pintu masuk. Di sana berdiri tiga pria yang sama-sama terengah-engah.

Jonathan berlari mendekat pada Kaline, menarik tangan Kaline menjauh namun Kaline menyentakan tangannya.

"Kenapa?"

"Jangan kayak gini malu." Jonathan kembali memegang tangan Kaline namun Kaline menghempaskan tangan itu lagi.

Kaline berbalik kembali menatap Dafina. Mengeluarkan semprotan dari saku roknya lalu menyemprotkannya pada Dafina. "Hama kayak lo harus dibasmi. Supaya gak ada lagi cowok yang menderita sama ulah lo."

"Lo gak bisa ngaca!" teman Dafina maju dua langkah sehingga tubuh mereka berhadapan satu sama lain.

Dafina dibelakangnya sedang dibersihkan wajahnya oleh Arsa. Dafina tersenyum tulus, "Aku gak apa-apa, Sa."

"Hama bilang hama!" teriaknya lalu tertawa. Menatap ke setiap penjuru kantin. "Coba lo tanya sama cewek-cewek yang ada disini, siapa yang mereka anggap hama? Siapa di sini yang suka hancurin hubungan orang lain? Siapa yang suka buat Jonathan putus sama pacarnya? Siapa?"

Kaline ikut menatap ke sekeliling. Diantara mata siswi-siswi yang ada di kantin kebanyakan adalah mantan perempuan yang pernah dekat atau pernah menjadi pacar Jonathan sebelumnya. Tatapan mereka semua sama, sama-sama menatapnya benci.

"Lo sendiri yang suka buat hati orang lain patah. Justru diri lo sendiri hama!"

Kaline menatap Jonathan yang menunduk, menghindari tatapannya. Apa Jonathan juga berpikir seperti itu? Apa Jonathan juga menganggapnya hama karena selama ini Kaline selalu super protektiv terhadapnya menyangkut perempuan? Apa memang dirinya hama di mata Jonathan?

"Udah Ge." Dafina tersenyum sambil memegangi lengan sahabatnya. "Dia pasti salah faham."

Temannya yang Dafina panggil Ge itu memutar bola mata sambil menghela napas. Kali ini Dafina menatap ke arahnya. "Tenang aja, gue gak bakalan sama Jonathan." Dafina menatap Arsa di sampingnya kemudian tersenyum lembut. "Gue udah punya Arsa."

"Denger itu!" salah seorang berteriak dari sudut kantin. Kalau tidak salah namanya Tiara, mantan Jonathan yang setahun lalu ia buat putus dengan Jonathan. "Gak sadar lo hama."

Kaline lagi-lagi menatap Jonathan, pria itu masih menunduk. Apa benar Jonathan menganggapnya seperti itu?

Lalu ia menatap Flora, Yogi, dan Fauzan. Namun tatapan mereka seolah mengatakan yang ada di pikirannya.

Tidak tahan Kaline berlari keluar dari sana. Suara riuh sorakan penuh cemoohan terdengar begitu ia kelua dari kantin.

***

Sesaat setelah Kaline pergi, Jonathan tetap diam di tempatnya. Situasi tiba-tiba berubah jadi rumit.

Kediamannya tersebut membuat Flora meneriakinya karena tidak berlari mengejak Kaline seperti seharusnya. Setelah itu Flora lah yang berlari mengejar Kaline.

Jonathan mengepalkan kedua tangannya, dengan keberanian yang dipaksakan ia menaiki meja dan berdiri di sana. Merebut seluruh perhatian semua orang padanya.

"Denger!" Jonathan berteriak. Suasana kantin yang tadinya penuh bisik-bisik mendadak hening.

"Tiara," panggil Jonathan. Gadis bernama Tiara yang tadi meneriakan kebenciannya pada Kaline mengangkat kepalanya menatap Jonathan. Jelas sekali masih ada pengharapan yang amat besar di matanya. Namun, Jonathan tidak akan pernah memberikan harapan apapun lagi.

"Gue minta maaf."

"Lo gak salah, kenapa lo yang minta maaf?" tanya Tiara. Dua temannya yang ada di sampingnya mengangguk-angguk.

"Karena dulu sedetik pun gue gak pernah ada perasaan sama lo."

Pernyataan Jonathan membuat Tiara membatu.

Jonathan lalu menatap pada gadis lain, yang juga pernah menjadi pacarnya dan putus karena orang yang sama.

"Juga elo, Ras."

Rasi siswi berkucir kuda itu hanya menatapnya dingin.

"Dan kalian semua yang pernah pacaran sama gue...." Jonathan menjeda kalimatnya. Semua orang yang ada di kantin menunggu apa yang akan Jonathan katakan selanjutnya.

"Maaf karena selama kalian jadi pacar gue, gue gak pernah satu detik pun punya perasaan sama kalian. Gue jatuh cinta sama orang lain, sejak dulu, sama satu orang dan gak bisa digantikan. Mungkin itu kutukan, karena gue gak bisa jatuh cinta sama orang lain selain Kaline."

"Dari dulu, sekarang, besok, dan selamanya." Imbuh Jonathan kemudian tersenyum.

"Bangsat lo!" Tiara mengumpati Jonathan. "Lo cowok paling jahat yang pernah gue temui." Setelah itu Tiara dan dua temannya pergi dari kantin dengan perasaan terluka.

Begitu juga dengan Rasi yang pergi tanpa mengatakan apa-apa. Namun, jelas sekali bahwa dia juga terluka. Dan gadis-gadis lain juga menatapnya dengan tatapan yang sama. Terluka. Perempuan mana yang tidak akan terluka mengetahui sesorang yang pernah dia jadikan orang nomor satu di rongga dadanya mengatakan bahwa selama menjalin hubungan tidak pernah menyukainya satu detikpun. Walaupun status mereka sudah tidak ada apa-apa tetapi tetap saja akan menyakitkan, kecewa, merasa dibohongi.

Jonathan lalu turun dari meja. Dafina dan Arsa sedang tersenyum padanya.

Arsan menepuk bahu Jonathan. "Gue gak pernah ketemu cowok yang mau jujur bilang kayak gitu."

"Mau bilang gue jahat juga? Brengsek?" tanya Jonathan sambil tersenyum miring.

Arsa menggeleng. "Hebat!"

"Sana kejar Kaline." Dafina menggedikan dagunya ke arah perginya Kaline. "Dia emang barbar tapi gue yakin perasaannya pasti terluka. Bilang dia bukan hama buat lo."

Jonathan mengangguk mantap, tersenyum penuh rasa terimakasih pada Dafina dan Arsa. Kemudian tanpa mengatakan apapun lagi ia berlari mencari Kaline. Ia harus meluruskan isi kepala gadis itu.

Sungguh, ia sama sekali tidak menyangka bahwa dm dari Dafina bisa berdampak seperti ini. Lima menit Jonathan berlari seperti orang kesetenan mencari Kaline di koridor, toilet perempuan, kelas, sudah kemana-mana ia namun tidak menemukan gadis tersebut. Hanya ada satu tempat yang belum Jonathan jamah. Tempat paling tenang di seluruh sekolah. UKS.

Jonathan membuka perlahan salah satu tirai, namun yang dilihatnya membuat ia seketika melangkah mundur. Berbalik kemudian pergi dari sana.

Ia tidak dibutuhkan.

***

Kenapa gerangan sama Jonathan?
Kenapa dia langsung pergi?
Coba tebak

Follow ig aku dong
@iistazkiati

Nantikan cerita ini hari Jumat

Sending hug
Iis Tazkiati N
120619

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top