22. Deok Sun-Jung Hwan
Hai, selamat siang
Puasanya masih lancar kan?
Harus dong, kan bentar lagi lebaran
Selamat membaca
dan selamat jatuh cinta
Jangan lupa vote sama komentarnya ya
Koreksi kalau ada kesalahan apapun itu. Jangan ragu-ragu buat bilang
***
Jonathan duduk perlahan-lahan di tepi ranjangnya. Dua kruk yang sejak satu jam lalu membantunya berjalan diletakan disamping tubuhnya. Kaline berjalan melewatinya, menuju sisi ranjang yang lain kemudian membaringkan tubuhnya menghadap langit-langit kamar. Pria itu melakukan hal yang sama seperti Kaline. Sehingga posisi kepala mereka bersebelahan.
"Kaki lo kenapa bisa patah?" Kaline menolehkan kepalanya.
"Jatuh dari tangga SMA Harapan."
"Lo kayaknya emang sengaja pengen cari mati." Desisnya membuat Jonathan menoleh. Pandangan mereka berdua bertemu.
"Cari mati?"
"Udah berapa kali gue bilang, tubuh buat seorang atlet itu asset paling berharga. Jaga tubuh itu kewajiban semua atlet. Lo gak hati-hati makanya lo bisa jatuh."
"Ini sepenuhnya bukan salah gue."
"Lo mau nyalahin siapa ha?" Kaline bangkit, memutar tubuh menatap Jonathan yang ikut-ikutan bangun.
"Salahin itu cewek-cewek SMA Harapan yang ngejar-ngejar gue. Gue gak mungkin jatuh dari tangga kalau mereka gak ngejar gue tadi," ucap Jonathan kesal karena dirinya dituduh akan menyalahkan orang lain. Detik berikutnya cengiran lebarnya terlihat. Sebelah tangannya mengelus-ngelus dagu, alisnya naik turun beberapa kali.
Kaline mulai merasa tidak enak.
"Ya... mau gimana lagi. Cowok ganteng kayak gue emang banyak yang suka."
"Mulai deh narsisnya." Kaline geleng-geleng kepala kemudian menghemparkan kembali tubuhnya. "Gue jadi takut lo punya kelainan jiwa narsistik gitu."
Jonathan kembali membaringkan tubuhnya membelakangi langit-langit kamar. Sedikit merangsek sehingga wajahnya berada di atas wajah Kaline. "Ya enggaklah." Bantahnya. "Tenang aja, gue gak punya kelainan itu."
"Pertandingan lo gimana?"
"Batal lah."
"Sayang banget." Kaline mencebik. "Padahal gue berharap lo bisa bantai si Bari."
Bari adalah salah satu mantan Kaline yang sekolah di SMA Harapan Bangsa. Mantannya yang paling brengsek diantara yang brengsek di dunia ini.
"Sayang banget." Jonathan ikut-ikutan bersuara seolah sedang mengeluh. "Padahal gue berhadap bisa berlama-lama lihat Melisa, bidadari SMA Harapan itu."
Kaline bangun langsung menjitak kepala Jonathan keras-keras. "Cewe... aja mata lo ijo!"
"Kok lo mukul gue?" Jonathan meringsut menjauh sambil memegangi kepalanya.
"Dasar cowok, dimana-mana sama aja. Yang bening aja pengennya dilihatin terus."
"Namanya juga cowok." Teriak Jonathan tak mau kalah. "Pasti suka sama yang bening-bening."
Kaline menjitak kepalanya kembali. Membuat Jonathan harus menggeser lagi tubuhnya menjauh.
"Kok lo terus main kekerasan sih!"
"Nyebelin sih." Tanpa ampun Kaline menjitak kepala Jonathan lagi.
Jonathan menggeser lagi tubuhnya menghindar sebelum kembali mendebat.
"Gue lapor ke Komisi Perlindungan Anak tahu rasa."
"Lapor aja san...."
Kaline belum selesai mengucapkan kalimatnya Jonathan sudah lebih berteriak saat tubuhnya jatuh dari ranjang. Kaline turun dengan cepat dan duduk di samping Jonathan yang sedang meringis kesakitan memegangi kaki kanannya. Posisinya saat jatuh barusan membuat kakinya yang patah terkena hantaman.
Kesakitan tergambar jelas di wajah Jonathan, membuat wajahnya memerah dan mengeluarkan keringat. Dan saking sakitnya juga Jonathan sampai mengeluarkan air mata.
"Sakit banget?" Kaline ragu-ragu menyentuh kaki sahabatnya yang langsung di tepis kuat tanpa sadar.
"Jangan disentuh ishh...."
"Gue harus gimana?"
"Tolongin!"
Kaline hendak menyentuh kaki Jonathan lagi namun ditepis kembali.
"Jangan dipegang bego! Sakit! Gak tahu sakit apa!"
"Ya terus gue harus gimana?" nada bicara Kaline naik. Jonathan meminta ia menolongnya tetapi saat ia hendak menyentuh malah dilarang.
"Ya tolongin gimana kek."
"Yaudah gue pegang, gue lihat seberapa parah."
"Jangan dipegang!"
"Terus gue harus gimana! Jonathan Chaanakya!"
"Ngapain kek."
Kaline mencebik. Jonathan masih meringis. Minta ditolong tapi menolak pertolongan. Ia jadi ingat salah satu scene drama Reply 1988, saat Jung Hwan keram minta ditolong pada Deok Sun tapi tak boleh disentuh. Situasinya mirip sekali dengan yang terjadi saat ini.
"Sumpah sakit banget Kal." Ringis Jonathan.
"Gue pegang ya?" tanya Kaline lembut.
"Jangan ishh...."
Sepertinya Kaline harus benar-benar mempraktekan scene Deok Sun-Jung Hwan yang itu. "Miawwww... miaww...."
Kaline mengeong mengarahkannya pada kaki Jonathan.
"Lo ngapain?"
"Miaww... miawww...." Kaline mengeong kembali.
Jonathan jadi geli melihat gadis itu. Ringisannya perlahan berganti menjadi senyum geli. Kaline kembali mengulangi hal itu berkali-kali. Lihatkan, bagaimana ringisan di wajah Jonathan perlahan-lahan hilang.
Baru setelah Jonathan tertawa terbahak-bahak Kaline menghentikan parody Reply 1988-nya.
"Lo ngapain sih barusan?" tanya Jonathan di sela tawanya.
"Mengeong sayang."
"Apa faedahnya?"
"Gak ada. Lo nyebelin sih minta tolong tapi gak mau ditolong."
Jonathan mengulum senyum. "Ulangin lagi."
Kaline menurut, Jonathan tertawa kembali.
Terimakasih kepada Deok Sun dan Jung Hwan karena salah satu scene menggemaskan di drama itu berhasil membuat Jonathan tertawa. Persis sekali seperti Jung Hwan yang pada akhirnya tertawa karena kelucuan Deok Sun.
"Lo lucu banget sih."
"Tahu kok gue lucu." Kalien mengibaskan rambutnya dengan gaya angkuh.
"Prett...."
"Jo, mau indomie gak? Gue tiba-tiba laper."
"Boleh. Ngetawain lo yang tiba-tiba mengeong buat gue laper juga." Jawabnya. "Buatin ya."
Kaline bangkit, memberikan hormat ala-ala upacara bendera pada Jonathan. "Siap komandan!"
"Pake sosis, telur, sama...."
"Siap!" potong Kaline. "Gue bakalan masukin apapun yang gue temuin di kulkas lo."
Sementara Kaline pergi ke dapur untuk membuatkan indomie sejuta toping favorit mereka berdua, Jonathan ngesot menuju depan televise dengan konsol game di rak pertama, dan CD film di rak kedua. Setengah koleksi drama korea milik Kaline yang sengaja ditinggalkan di sini, setengahnya lagi koleksi CD film miliknya. Jonathan memilih-milih CD untuk ia tonton nanti kalau Kaline sudah kembali.
"Nonton Reply 1988 dong." Seruan Kaline dari pintu kamar membuat Jonathan yang masih sibuk memilah-milah mana yang akan ditonton teralihkan.
Kaline datang membawa nampan dengan mangkuk besar di atasnya. Tanpa ditebak itu pasti mangkuk indomie sejuta toping, satu-satunya masakan yang bisa Kaline buat selain masak air. Dua gelas plastik bersama sebotol air minum berada di samping mangkuk itu.
Kaline meletakan nampan tersebut diantara dirinya dan Jonathan. "Tiba-tiba gue kangen sama Deok Sun."
"Emang CD nya ada di sini?"
"Ada." Kaline mendorong pelan bahu Jonathan supaya memberikan ruang padanya untuk mencari kaset CD drama Reply 1988. "Kalau gak salah setahun lalu gue simpen di sini. Lo juga pernah nonton." Racaunya sambil mengaduk-ngaduk rak CD Jonathan.
"Masa?" Jonathan memilih untuk mundur, menarik nampan ke hadapannya. Membiarkan Kaline mencari benda itu sendirian.
"Iya." Kaline berbalik. Tersenyum sambil menunjukan kaset CD di tangannya. "Tokoh kesukaan lo, Dong Ryong, inget?"
"Ah...." Jonathan bertepuk tangan. "Kalau itu gue inget. Sama si Choi Taek baduk kan?"
Kaline mengangguk. "Iya, si baduk pujaan hati gue. Choi Taek. Park Bo Gum kesayangan gue."
Kaset sudah dimasukannya ke dalam DVD. Kaline mundur dan duduk disamping Jonathan yang menyandarkan punggungnya pada tepian ranjang setelah mengambil remote.
"Kayaknya gue bakalan pulang malem." Gumam Kaline saat episode pertama dimulai. "Nonton drama ini selalu nagih."
"Wah...." Jonathan menatap takjub indomie dalam mangkuk besar dengan berbagai toping, sayuran, sosis di potong-potong, telur ceplok, tomat, dan taburan bon cabe. "Keterampilan memasak lo kayaknya sudah meningkat."
***
Sumpah, drakor itu masih jadi favorit gue sampai sekarang. Padahal banyak drakor baru. Tapi tetep, Reply 1988 terbaik!!
Btw, ada gak nih, pacar, temen, atau saudara cowok yang sering kalian paksa nonton drakor bareng?
Jonathan korbannya Kaline tuh, sampai-sampai tahu tokohnya wkwk
Vote dan komentarnya gak lupa kan?
Bantu share cerita ini ya
Tag temen kamu juga biar baca cerita ini juga
Terimakasih sudah membaca
Sampai jumpa hari Rabu!!
Sending hug
Iis Tazkiati N
270519
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top