20. Turut Berduka Flo

Hai, selamat siang

Aku update agak telat, biasanya pagi-pagi. Biasa penyakit males menyerang wkwk


Semoga hari ini jadi hari terbaik. Puasa terbaik. Aamiin


Selamat membaca!!


Jangan lupa vote sama komentarnya!!


Dalam sebuah hubungan, komunikasi memang penting. Tetapi, dalam sebuah hubungan bukan hanya komunikasi yang penting. Beri dia sedikit ruang untuk dirinya sendiri tanpa ada kamu beberapa saat.

***

"Kerja bagus." Jonathan menepuk-nepuk kepala Kaline sambil tersenyum bangga.

Kaline balas tersenyum kemudian melingkarkan lengannya pada pinggang pria itu. Jonathan saja yang hanya sebagai pendengar dari cerita yang baru saja ia ceritakan bisa terlihat sesenang ini, apalagi dirinya yang mengalami kisah itu sendiri.

Ia baru saja menceritakan tentang dirinya yang mulai membiasakan diri dengan Yeji. Tidak selamanya ia harus menghindar, begitu kata Jonathan waktu itu. Dan ia merasa sangat senang bisa melaui proses itu. Proses pertama yang Yusuf katakan padanya, tidak mendengarkan kata hatinya sendiri bahwa Yeji bukan adiknya. Dan sekarang ia sedang menjalani proses kedua dimana ia akan membiasakan diri dengan kehadiran Yeji.

"Gue pikir Yeji gak seburuk itu." Kaline pura-pura bersikap angkuh. "Dan gue rasa... gue emang berbakat jadi kakak yang baik."

Jonathan geleng-geleng kepala. Dia memiting kepala Kaline tepat di bawah ketiaknya membuat ia meronta-ronta minta dilepaskan. Tapi bukan Jonathan kalau dia langsung menghiraukan teriakannya. Pria ini melangkah membawanya menaiki tangga tanpa peduli dengan siswa/I lain melihat mereka dan tertawa.

Mereka bisa tertawa, tapi Kaline yang berada di dalam siksaan Jonathan hanya bisa meronta.

"Hai Chi!!" Jonathan melambaikan tangan pada gadis ketus yang berpapasan dengan mereka di koridor lantai 2, Chiara, asset berharga SMA Bumi Nusantara di bidang senam ritmik. Di belakangnya Askara menyusul sambil membawakan tas gadis itu.

"Chi tolong gue!" Kaline berteriak minta pertolongan. Berharap gadis ketus yang tak peduli pada orang lain itu tersentuh melihat penderitaannya kemudian turun tangan untuk menolong.

Namun Chiara hanya menatap sekilas padanya beralih pada Jonathan. "Cara kalian saling mengungkapkan perasaan aneh banget ya." Bibir tipis gadis itu tertarik samar.

"Askara tolong gue. Sumpah, ketek Jonathan bau banget!" Kali ini Kaline meminta pertolongan pada pria yang berdiri di samping Chiara, kekasih gadis itu, sekaligus anak ketua yayasan SMA Bumi Nusantara.

Askara hanya tertawa, mengangguk membenarkan apa yang dikatakan kekasihnya. "Bener Chi, cara mereka saling mengungkapkan aneh banget."

"Lepas," desis Chiara saat Askara meletakan lengannya pada pundaknya.

Kali ini giliran Jonathan dan Kaline yang tertawa.

"Pacar sendiri aja gak mau lo rangkul," ledek Jonathan.

"Itu dosa lo karena gak mau nolong gue," semprot Kaline balas dendam.

Askara hanya mencebik.

"Chiara, kapan putus?" pertanyaan gila Jonathan yang langsung membuat Askara di sampingnya melotot padanya. "Gue jomblo lho."

Chiara tersenyum miring. "Sorry, lo bukan tipe gue."

Setelah itu Chiara dan Askara berlalu dari hadapan mereka, berjalan menuju tangga menuju lantai 3. Meninggalkan Jonathan yang merengut dan Kaline tertawa puas.

Tak lama kemudian Flora datang dari arah berlawanan. Berjalan pelan tanpa gairah, mata sembab ditambah kantung mata hitam, wajah kuyu seperti tidak mandi, dan seragam yang biasanya rapi terlihat sedikit berantakan.

Kaline memukul-mukul lengan Jonathan minta dilepaskan. Pria itu menurut. Membuat Kaline bisa bernapas lega terbebas dari udara yang bercampur bau asem dari ketek Jonathan. Merapikan sejenak rambutnya yang sedikit kusut karena ulah pria itu. Sebelum ia sempat bertanya, Flora lebih dulu berhambur ke dalam pelukannya kemudian menangis.

"Gue putus sama Yogi."

***

Beruntung jam pertama guru tidak hadir, semua guru kelas 12 sedang rapat untuk membahas simulasi UNBK yang akan dilaksanakan 2 bulan lagi. Sehingga Kaline dan Jonathan bisa dengan bebas pergi ke kantin membawa Flora yang baru saja mengalami musibah. Musibah terbesar—mungkin—dalam hidupnya, putus dengan Yogi.

"Gue seneng lo putus sama Yogi," ucap Jonathan membuat Kaline harus memukul bibirnya. Dalam situasi seperti ini tidak seharusnya dia berkata seperti itu. Flora pasti sedang terluka saat ini.

"Berarti gue gak perlu mengkhawatirkan mata gue lagi dengan drama roman picisan kalian."

Kaline geleng-geleng kepala. Tidak cukup mulutnya dipukul, dia masih saja melanjutkan. Membuat Flora yang sebelumnya sudah sedikit tenang menangis lagi.

"Enyah gak lo dari sini!" Kaline melotot pada Jonathan.

Pria itu bungkam seketika sambil menggeleng tidak mau.

"Kehadiran lo gak membantu sama sekali."

Jonathan lagi-lagi menggeleng menolak pengusiran dari Kaline.

"Oke, gue bakalan diem sekarang." Pria itu membuat gerakan seolah menutup resleting mulutnya.

Kaline mengangguk sambil menatapnya penuh ancaman. "Awas aja kalau lo buka mulut, gue gak bakalan segan-segan nendang lo ke Antartika."

Jonathan menangguk-angguk lebih dalam lagi.

"Jadi kenapa?" tanya Kaline pada Flora.

Bukan hanya Jonathan, ia juga sering merasa sakit mata melihat Flora dan Yogi bermesraan di depan mereka berdua yang berstatus jomblo. Sakit mata yang disebabkan keirian para Jomblo karena dirinya sendirian. Bukan karena tak suka pada hubungan mereka. Karena kalau boleh ia jujur, hubungan Flora dan Yogi itu sangat manis.

"Yogi tiga hari gak ada ngabarin. Gue kesel dan minta putus. Bukan karena gue mau, gue cuma pengen nunjukin kalau gue gak bisa tanpa dia satu detik pun. Cuma buat ngancam aja. Gue pikir dia gak bakalan iyain." Flora kembali menangis, menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. "Bahkan sebelum ludah gue ketelen dia udah bilang iya."

Flora meraung keras. Membuat beberapa orang menatap ke arah mereka.

Kaline di sampingnya setia mengusap punggung sahabatnya sambil melirik sekilas Jonathan yang baru saja beranjak menuju stand jus dan aneka minuman.

Hanya lima detik, Jonathan sudah kembali lagi. Membawa dua gelas es teh manis yang diletakannya di depan Kaline dan Flora, sementara minuman untuknya dibawakan teteh-teteh penjual minuman.

"Cewe yah." Jonathan geleng-geleng kepala sambil menggeser minumannya ke depan dadanya. "Yang minta putus siapa yang nangis siapa."

Flora menangis semakin kencang, membuat beberapa anak kelas 12 yang juga menghabiskan jam kosong di kantin menatap ke meja mereka. Jonathan memang bener-bener. Tidak tahu timing yang tepat untuk membuka suara.

"Jo." Kaline menghela napas. Mengarahkan telunjuknya ke pintu keluar sambil tersenyum lebar. "Enyah dari sini."

Jonathan nyengir. "Maaf."

"Gue harus gimana?" tanya Flora di sela-sela tangisnya.

"Tunggu aja, cowok biasanya kalau masih sayang pasti ngejar lagi. Gue yakin, Yogi juga faham kalau lo sedang menggertak. Dan untuk memberi pelajaran sama lo, bahwa berkomunikasi itu gak harus setiap detik makanya dia iyain pas lo minta putus," ujar Jonathan membuat Kaline tidak lagi punya keinginan untuk mengusirnya. Apa yang Jonathan katakana ada benarnya. Dan itu membantu karena detik berikutnya Flora mati-matian menghentikan tangisnya.

"Lo yakin Yogi kayak gitu?" Flora menatap Jonathan penuh harap.

Jonathan mengangguk. "Seratus persen."

***


Ya ampun... pasangan terbucin seSMA Bumi Nusantara putus

Yang sabar Flo:(


Terima kasih sudah membaca

Nantikan kelanjutannya hari Jumat

Bantu share ya kalau kalian suka sama cerita ini


Sekali lagi terima kasih


Salam hangat

220519

Iis Tazkiati N

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top