Unggun
Ketika unggun acap kali kita nikmati
Malam itu aku sendirian meratapi
Bersama angin malam yang menggigiti
Bersama kobaran api yang menikam jiwa yang mati
Kayu telah berubah menjadi abu
Surut tawa karena api telah layu
Kepulan asap terbang tak menentu
Tahan agar tak pecah meski langit tak sedang merayu
Terkikis kayu, menghitam jadi arang
Ambruk di tempat tiada lagi penerang
Unggun usai, tapi tetesan dari mata belum selesai
Unggun usai, tapi tak ada satu pun kenangan yang terangkai
Unggun itu kosong, hanya terbalut sepi
Unggun itu hampa, hanya terselip sunyi
Unggun itu ilusi, hanya duka yang menyertai
Unggun itu fiksi, hanya kebohongan yang mendominasi
Sudah pecah
Lantas mau apa?
Mereka tak acuh
Sudah percuma jika mengeluh
Majalengka, 30 September 2017
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top