Teruntuk Yang Terkasih
Kita bersama terdiam saling memandang sendu
Ada yang sedang mengenang sesuatu
Ada yang sedang meratapi memorabilia lalu
Ada pula yang sedang menahan untuk tak menangis karena itu
Baju cokelat memang pernah menyatukan kita
Saat ini, ia sedang menyaksikan perpisahan kita
Merah putih yang menjuntai memang pernah memadukan
Namun saat ini, ia seakan membelit membuat sesak
Kucoba mematikan detak jam dinding beberapa saat
Di tengah riuh canda tawa kepalsuan yang tercetak jelas
Kucoba menikmati sejenak kebersamaan ini
Sebelum jarum jam dinding melaju lagi lantas menyudahi
Di awal kemarau ini, hujan malah jatuh dari mata
Meluruh bersama isak yang ditahan
Di awal kemarau ini, gugurlah dedaunan
Meruntuh tak dapat dicegat perginya
Teruntuk yang terkasih,
Seorang Kakak tak sedarah, tapi senantiasa memberi arah
Seorang Kakak tak seibu, tapi selalu memberi ilmu
Seorang kakak tak seayah, tapi tetap menyayangi tanpa lelah
Teruntuk yang terkasih,
Adikmu mungkin pernah membuatmu marah
Pernah membuat emosimu tak terkendali
Pernah membuatmu kesal luar biasa hingga benci
Mendidik memanglah hal yang paling sulit
Namun, Kakak sudah berusaha dengan sangat baik
Inilah kami, berkat didikan Kakak kami pun bisa
Berkat arahan Kakak kami akan meneruskan perjuangan kalian
Dalam larik puisi ini,
Kuucapkan terima kasih atas jasa yang sudah Kakak torehkan
Kuucapkan beribu maaf atas kesalahan yang pernah kami lakukan
Kuucapkan sampai jumpa di lain kesempatan
Majalengka, 11 Mei 2018
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top