Perpisahan
Kawan ... Masih ingatkah kau pada perjumpaan awal kita?
Ketika kita masih menjelma jadi orang asing yang terjebak dalam dimensi yang sama
Canggung menjadi sekat yang enggan ternoda
Dingin dan datar sampai pada titik jenuh hingga membuatku tak betah
Euforia karena diterima di sekolah yang diimpikan pun terasa sia-sia
Karena pada detik itu aku belum menemukan orang yang menyenangkan
Kau tetap membisu dengan benteng kekakuan yang menjulang
Sedangkan aku membatu karena sungkan untuk mengajak berkenalan lebih dulu
Dimensi itu terlalu pengap dan datar tanpa ekspresi yang menyejukkan
Kenapa tidak kau mulai lebih dulu untuk mencairkan suasana yang membeku ini?
Sebelum dingin menjalar ke setiap sendi dan membuatnya tambah kaku
Harap-harap cemas aku melihatmu untuk memastikan kau tidak seapatis kelihatannya
Dan senyum yang pertama kali kau tunjukkan padaku
Akhirnya memberi udara pada ruangan yang pengap ini
Salam yang pertama kali kau ucapkan
Akhirnya menghilangkan kebisuan yang sedari awal tercipta
Awal perkenalan itu merobohkan benteng yang membentang
Kita bukan lagi menjadi orang asing yang saling diam
Kita adalah teman, kita adalah keluarga
Kita dapat berbagi dalam setiap suka dan duka
Hari-hari berlalu dengan canda tawa dan gurauan yang tak terkira
Kadang ada amarah yang disebabkan selisih paham antara kita
Tak jarang pula kita bertengkar karena suatu hal yang sepele
Namun, akhirnya bisa kita selesaikan dengan bijaksana
Kawan ... Memori tentang kegembiraan yang tercipta pada dimensi hangat itu
Takkan lagi dapat terulang, karena detik ini upacara perpisahan tengah terselenggara
Namun, ketahuilah bahwa setiap inci kenangan yang telah terpatri
Takkan bisa kulupa dan kubuang dengan percuma
Setiap jengkal tawa yang mengudara
Setiap depa tangis yang pernah kita rasa
Rasanya tak pernah sebanding dengan duka karena perpisahan
Rasanya ini terlalu berat untuk kita tanggung seperti biasanya
Ketahuilah, sedari awal kita seharusnya percaya
Bahwa setiap pertemuan memang ada perpisahan
Kendati demikian, harusnya jangan ada luka yang menganga dalam hatimu
Berduka boleh saja, tapi jangan berlarut-larut
Dalam momen yang mengharukan ini
Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih
Atas kenangan masa putih abuku yang indah
Dan mohon maaf apabila ada kesalahanku yang membuat hatimu terluka
Kawan ... Setelah ini langkah kita sudah tak lagi sama
Meski harapan kita masih sama, yaitu untuk meraih kesuksesan
Maka berlarilah! Gapai cita-citamu sendiri!
Aku akan mendoakanmu dalam setiap rukuk dan sujudku
Majalengka, 21 April 2018
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top