Perasaan Yang Sia-sia
Àku membencimu. Tapi aku lebih membenci diriku sendiri yang tidak bisa melupakanmu.
Aku ... tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Sebuah rasa yang sungguh menyiksaku.
Aku tidak merindukanmu. Aku hanya ... rindu momen saat-saat bersamamu. Semua kenangan itu ... sungguh terlalu indah dan menyenangkan untuk kulupakan.
Sebenarnya aku tak perlu melupakan semua itu. Tidak perlu sama sekali. Tapi, setelah semua itu, setelah waktu berlalu, kau tak lagi seperti dulu. Kau tak lagi bicara padaku. Kau tak lagi memedulikanku. Kau tak lagi di sisiku. Kau tak lagi ... melakukan hal konyol demi menyenangkan diriku.
Aku sungguh egois, menginginkanmu tapi tak ingin kau menginginkanku. Aku sungguh egois, ingin kau tetap di sisiku tapi tak ingin kau memilikiku. Aku sungguh egois, tak ingin kau pergi dariku tapi aku yang mulai menjauhimu.
Sebenarnya aku ini kenapa?
Pertanyaan itu selalu ada dalam benakku dan tak pernah kutemukan jawabannya.
Hati dan logikaku sungguh bertentangan jika menyangkut tentangmu. Perasaan dan logika ini tak pernah selaras, tak pernah seirama.
Hatiku menginginkanmu terus bersamaku, berbicara padaku, memedulikanku. Namu logikaku berkata untuk tidak melakukan semua hal itu. Logikaku selalu menentang dengan berkata, "Untuk apa? Untuk apa semua itu dilakukan? Semua itu adalah hak sia-sia. Kamu tidak memerlukannya."
Lalu hatiku kembali kalah. Aku kembali diam, hatiku tersiksa.
Aku selalu bertanya-tanya apa yang dia pikirkan tentangku? Apakah aku pernah berharga di matanya? Apakah dia pernah serius mengatakan setiap candaannya? Apakah aku pernah sepenting itu baginya?
Mungkin ... sejak awal, akulah yang berlebihan. Dia tak pernah benar-benar menganggapku. Dan aku ... tak pernah benar-benar penting untuknya.
Menyedihkan sekali aku ini.
Hanya karena seseorang seperti dia, aku sampai seperti ini?
Menggelikan.
Menyedihkan.
Aku ingin sekali bertanya padanya. Aku ingin sekali berbicara padanya. Aku ingin sekali ... bisa seperti dulu.
Tapi, aku hanyalah seorang pecundang. Pengecut.
Ah, betapa payahnya aku ini.
Perasaan yang sungguh sia-sia.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top