O 6 🌿
Sarawat Pov
"Ai Wat!"
Dengan malas aku berhenti dan menoleh kepada Ayahku. Lelaki itu selalu saja semaunya sendiri akhir-akhir ini.
"Nevvy bilang kau mencampakannya? Apa benar?" Tanyanya.
Aku tersenyum remeh, "wanita itu mengadu?" Tanyaku balik.
"Aku sudah bilang jangan mencari keributan dengan keluarga Nevvy, Wat!" Bentaknya padaku.
"Tidak bisakah sehari saja kau tidak berteriak padaku, khun Pho?" Ucapku terlampau sopan padanya.
"Bagaimana aku tidak berteriak sedangkan kau seperti itu? Bagaimana jika mereka membatalkan kerja sama dengan perusahaan?!" Ucapnya dengan keras lagi.
"Lalu apa aku juga tidak memilik kepentingan tersendiri? Aku masih memilik banyak urusan yang jauh lebih penting daripada menemani wanita manja sepertinya!" Bentakku tak kalah keras darinya.
Aku tertawa remeh, "oh, atau kau senang aku diperlakukan seperti bodyguard dengannya? Kemanapun aku harus pergi menemaninya dan lainnya, menjadi budaknya?!"
"Bahkan aku dengan Tine tidak pernah seperti itu, Pho! Dia selalu mengerti bagaimana aku! Tidak semaunya sendiri dan sekarang aku kehilangan itu semua karena siapa? Karena dirimu!"
"Kalian memang berhak menyuruhku, tapi aku tidak berhak menerima suruhan kalian!" Kataku dengan menekan setiap kataku lalu pergi meninggalkan Ayahku dan memasuki kamarku.
"Ai Wat!" Teriak Ayahku yang masih bisa ku dengar tapi tak ku hiraukan.
Sudah hampir dua bulan aku merasa tertekan seperti ini. Jika sekarang aku mudah emosi, maka aku sungguh berbeda denganku yang dulu saat masih bersama Tine. Dia selalu merawatku dengan baik. Mengendalikanku disaat emosiku tidak stabil dan lain sebagainya.
Tapi, kini aku benar-benar kehilangan sosok sepertinya dalam hidupku. Aku masih mencintainya, sungguh. Tapi aku juga tidak bisa melihat usaha Ayahku yang ia bangun dari nol hancur begitu saja. Bagaimanapun juga ia tetap Ayahku. Yang selalu mengerti bagaimana aku.
Aku meraih kotak kecil yang berada di atas meja sebelah ranjangku. Kotak kecil pemberian dari Tine yang belum sempat ku buka. Aku tau itu adalah hadiah hari jadi kami yang ke-empat tahun. Aku membukanya dan melihat benda yang tak asing lagi bagiku.
Itu adalah pick gitar yang tak sengaja ia gunting menjadi dua. Dan kini ia membuatnya menjadi sebuah kalung. Hanya sebagian. Aku yakin sebagian lagi ada di dirinya. Ada sebuah kertas di dalam sana, aku meraihnya dan mulai membacanya.
Apa kau sudah membukanya?
Kalau kau membaca ini tandanya sudah haha
Bagaimana? Kau suka?
Maaf aku hanya memberimu sebuah kalung pick yang tak sengaja ku gunting waktu itu.
Aku hanya, bingung ingin memberimu apa, jadi aku membuatnya.
Ah ya, sebagiannya lagi ada padaku
Cepat gunakan! Karena aku juga akan menggunakannya haha
Aku berhenti sejenak membacanya dan langsung memakai kalung yang ia beri.
Aku harap kau suka, Wat.
Ini adalah pertama kalinya aku memberimu hadiah anniversary selama 4 tahun kita menjadi kekasih
Ah ya aku lupa! Selamat hari jadi yang ke-empat, Saraleo! Haha
Aku sudah lelah menulis, sudah dulu okei... Aku mencintaimu
Selalu
Tine Opasiamkajorn
"Aku lebih mencintaimu, Tine. Selamanya" gumamku pelan lalu memasukkan kembali kertas tersebut ke dalam kotak dan menyimpannya di dalam loker mejaku.
"Luk" aku menoleh ke arah pintu kamarku saat mendengar Ibuku memanggil.
Aku berdiri dan berjalan untuk membuka pintu, "ada apa, Mae?" Tanyaku sembari tersenyum.
Ia tersenyum, "apa kau baik-baik saja? Kita tidak bercakap banyak selama lebih dari sebulan ini" tanyanya.
Aku tersenyum lalu menggeleng, "aku tidak apa-apa, Mae" kataku padanya.
Ya, memang hampir setelah kejadian pemaksaan itu aku jarang sekali berbicara atau sekedar mengobrol bersama Ibuku terutama Ayahku juga. Aku bukan bermaksud menghindari Ibuku. Hanya saja, setiap ia berada selalu ada Ayahku disampingnya yang membuatku mau tak mau menghindarinya terlebih dulu. Bahkan aku juga jarang atau bahkan hampir tidak pernah ikut sarapan dengannya.
"Mae kho thod, Luk" ucapnya lalu meneteskan air matanya.
Aku memegang kedua pundak Ibuku, "mai pen rai, Mae. Semuanya akan baik-baik saja" kataku menenagkannya.
"Mae tidak bisa membantumu apa-apa, Luk" ucapnya sambil menatapku.
Aku menatapnya kembali lalu tersenyum, "ini urusanku Mae, kau tidak perlu khawatir! Aku akan mengurusnya dengan baik" kataku meyakinkan.
Ia mengangguk, "baiklah, kalau begitu istirahatlah" pintanya.
"Fan di na, Mae" kataku lalu kembali masuk ke dalam kamarku.
Aku merebahkan tubuhnya diatas ranjangku. Menatap langit-langit kamarku. Mengambil nafas dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan sembari memejamkan mataku.
Aku meraih ponselku yang berada diatas meja samping ranjangku. Mulai membukanya dan aku melihat beberapa notifikasi dari teman-temanku. Aku menghela nafas pelan sekali lagi mengingat bahwa dulu aku dan Tine sering sekali bertukar pesan setiap malam, tepatnya sebelum tidur. Kami akan bercerita satu sama lain.
Aku membuka ruang obrolanku dengan Tine. Terakhir kali adalah tanggal 15 bulan lalu. Itupun pesan yang tidak ku balas karena Nevvy mengancam akan memberhentikan kontrak kerja Ayahnya dengan Ayahku. Mau tidak mau aku mengikutinya, demi Ayahku.
To : Tine-ku💙
Tine?
(21.48)
Ya, aku mencoba untuk berani mengirimi dia pesan untuk kali ini. Kali pertama hampir dua bulan kami tidak bercakap satu sama lain.
Tak lama kemudian aku mendapat balasan, darinya. Ada rasa senang di dalam sini.
From : Tine-ku💙
Jika untuk membahas tugas aku persilahkan.
(21.51)
Aku tersenyum miris membacanya. Sebenci itu dia kepadaku sampai tidak ingin bercakap denganku. Tidak apa, aku memahaminya.
To : Tine-ku💙
Hm, bagaimana?
(21.52)
From : Tine-ku💙
Aku sedang tidak ingin keluar rumah. Datang ke rumahku pukul 3 sore. Jika kau tidak datang maka batalkan saja dan aku akan melakukannya sendiri. Jangan balas pesanku, aku tidak ingin mendapat notif darimu.
(21.54)
Aku mematikan ponselku selepas membaca pesan yang dikirim Tine kepadaku. Jika ia memerintahkan untuk tidak membalasnya maka untuk apa ku balas? Yang ada dia akan marah nantinya.
[Episode 6]
Kalung Pick
salam badut 🤡
tetep dukung bright and win ya guys.
gua tau jiwa fujo tuh gimana apalagi yang ngehard
mau gimanapun mereka nantinya, kalo lo support mereka pake hati plus otak lo pasti bakal enjoy aja
dan soal bright yg nge vape lah terus katanya di thailand ilegal lah apa lah
just keep and jan di ungkit
karena smakin lo ungkit, tuh cerita makin banyak yg penasaran dan jadinya malah ke up
ok smpe ini aja
sorry gua lupa update cog:(
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top