2 O 🌿

Author Pov

"Minggu depan perusahaan akan mengadakan pesta ulang tahun, tepatnya di selenggarakan di rumah Mr. Opas selaku pemilik perusahaan. Diharapkan seluruh pekerja yang terikat di perusahan untuk hadir bersama dengan putra dan putri masing-masing pukul 7 malam"

Begitulah pengumuman yang tersebar luas di seluruh cabang perusahaan milik Mr. Opas. Hanya tertulis jika pekerja yang terikat saja yang dapat hadir di sana. Tidak tau lagi jika sang pemilik mengundang beberapa kerabat dekat atau jauhnya.

"Mr. Voyage"

"Ao? Mr. Opas?"

Mr. Opas tertawa renyah, "bagaimana kabarmu?" Tanyanya.

"Seperti yang kau lihat" balasnya.

"Ada apa jauh-jauh datang kemari?" Lanjut Mr. Voyage bertanya.

"Hanya ingin mengundangmu ke acaraku" jelas Mr. Opas.

"Benarkah? Apa itu?"

"Ulang tahun perusahaanku" katanya.

"Ah maaf tahun kemarin aku tidak datang, aku benar-benar sibuk dengan pekerjaanku di Amerika" ucap Mr. Voyage sedikit merasa bersalah.

Mr. Opas tersenyum, "tidak masalah. Ao! aku dengar anakmu baru saja kembali dari Amerika, apa benar?" Tanyanya.

Mr. Voyage mengangguk, "sudah lama dia kembali, hampir enam bulan dia disini" jelasnya.

"Aku sangat telat mengetahuinya. Apa sudah ada calon menantu?" Tanya Mr. Opas sedikit menggoda.

Mr. Voyage sedikit terkekeh, "sebenarnya Luke, anakku telah memiliki seorang kekasih tetapi aku sedikit kurang setuju tentang hubungannya" jelasnya.

"Ao? Kenapa?" Tanya Mr. Opas.

"Kekasihnya adalah anak dari pemilik perusahaan yang saat ini sedang bekerja sama dengan perusahaanku" katanya.

"Perusahan milik?" Tanya Mr. Opas lagi.

"Sukaram, anak tunggal Sukaram yang bernama Nevvy itu adalah kekasih anakku" jelas Mr. Voyage.

Mr. Opas tertawa pelan, "ada apa?" Tanya Mr. Voyage bingung.

Yang ditanya menggeleng, "hanya terdengar lucu" katanya.

"Ah aku harus kembali bekerja. Jangan lupa datang ke acaraku tepat waktu, agar tidak tertinggal sebuah kejutan. Ajaklah Luke" kata Mr. Opas lalu berpamitan dengan Mr. Voyage.

"Anak itu sudah ku bilang jangan berhubungan dengan Nevvy masih saja tetap membantah" cicit Mr. Voyage lalu kembali ke duduknya.

Tine Pov

Aku tidak berpikir bahwa aku akan berbicara lagi dengan Sarawat setelah ia memutuskanku hari itu. Tapi, tak ku duga itu semua hanya drama konyol yang di buat oleh Nevvy untuk memisahkanku dari Sarawat dan ia dapat mengambil Sarawat.

Aku tidak tau bagaimana perasaanku kini kepada Sarawat. Rasa suka itu masih ada, namun juga ada rasa takut yang mengelilingiku saat bersamanya. Entahlah, meski alasan ia memutuskanku karena terpaksa tetapi itu sangat membuatku waspada dengannya. Aku hanya takut jika aku dan dirinya benar-benar harus berpisah satu sama lain.

Jika aku benar berpisah dengannya, maka akan dengan siapakah aku? Diriku bahkan tidak bisa menyukai seorang lelaki lain karena pada nyatanya diriku hanya bisa menyukai seorang Sarawat. Kalaupun aku harus menyukai seorang wanita, mencari wanita yang pas dan sesuai kriteriaku sangatlah sulit untuk ku dapat dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Mengingat aku tidak pernah dekat dengan seorang wanita satupun semenjak berhubungan dengan Sarawat.

Sudah ku putuskan, jika benar pada akhirnya aku dan Sarawat akan berpisah. Maka aku akan menjadi seorang lajang seumur hidupku. Tak perlu bersama siapapun asal aku senang aku pasti bahagia. Sama seperi Phi Type, bahkan sampai sekarang umurnya sudah menginjak 24 tahun keatas ia masih belum memiliki seorang kekasih. Entah aku yang tidak tau atau dia menyembunyikannya atau memang benar-benar tidak ada.

Tapi jika aku dan Phi Type benar-benar melajang, maka siapa yang akan melanjutkan bisnis keluargaku?
Ao? Kenapa pikiranku sungguh meluas? Mari lupakan.

"Tine!"

"Ai Ohm?" Seruku terkejut.

"Ada apa? Kenapa kau tidak fokus hari ini?" Tanyanya.

Aku menggeleng, "hanya saja memikirkan sesuatu" kataku.

"Sarawat?" Tanyanya.

Aku tersenyum canggung lalu menggeleng, "ai Ohm, apa keluargamu akan datang ke acara perusahaan keluargaku minggu besok?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

Ia mengangguk "sepertinya iya? Ayahmu mengundang keluargaku secara pribadi, jika kami tidak datang itu sangat memalukan" katanya lalu tertawa pelan.

Aku menganggukkan kepalaku paham, "apa kau siap untuk presentasi materi hari ini?" Tanyanya.

Aku mengangguk lagi, "sudah ku persiapkan di laptopku" kataku.

"Ao? Lalu mana laptopmu?" Tanyanya.

Aku menoleh ke sebelahku. Ao? Tidak ada? Bukankah tadi aku sudah membawanya kesini?

"Ao? Apa masih tertinggal di mobilku?" Tanyaku.

"Mana aku tau? Aku antar untuk melihat, ayo!" Katanya lalu kami berjalan keluar kelas dan menuju area parkir.

"Tine?"

Aku dan Ohm berhenti kala ada seseorang yang memanggilku saat aku hendak menuju mobilku. Ao? Mereka, Luke dan Nevvy.

Aku mengerutkan keningku, "kau tau namaku?" Tanyaku.

"Dia siapa, Tine?" Bisik Ohm padaku.

Aku menggidikkan bahuku, "entahlah" bisikku kembali.

"Luke, kau kenal dengannya?" Itu suara Nevvy, yang bertanya pada Luke.

Luke, lelaki itu menggeleng lalu mengangguk, "aku beberapa kali bertemu denganmu bukan? Aku tau namamu dari Sarawat, kekasihmu" katanya.

Ohm dan Nevvy menatapku dengan tatapan yang berbeda. Seperti tatapan Ohm, tatapan yang merujuk untuk penjelasan. Dan tatapan Nevvy yang menunjukkan kemarahan.

"K-kau kenal Sarawat?" Tanya Nevvy pada Luke.

Luke mengangguk, "sempat berkenalan dengannya, ada apa?" katanya.

Nevvy menggeleng, "lebih baik kau jangan dekat dengan mereka" katanya sambil menunjukku dan Ohm.

"Ao? Seharusnya kami yang bilang begitu! Jangan bertingkah seperti kau mengenali kami!" Ucap Ohm.

Aku menepuk lengan Ohm pelan, "apa? Aku benarkan? Bukankah kau ini yang merebut Sa– ao shia Tine kenapa mencubitku?" Ucap Ohm.

Aku dengan cepat membuka mobilku dan mengambil tas berisi laptopku, "ah kita ada kelas sebentar lagi, permisi" kataku lalu menarik tangan Ohm menjauh dari sana.

"Kau gila?" Kesalku padanya.

"Kenapa? Aku benar kan?" Katanya.

Aku mengangguk, "tapi tidak seperti itu caranya" kataku.

"Lalu seperti apa?" Kesalnya.

Aku menggidikkan bahuku, "entahlah, aku hanya merasa itu semua akan terbongkar esok" kataku yang membuat Ohm mengerutkan keningnya bingung.

Aku juga sendiri sebenarnya bingung. Tapi entah mengapa aku merasa jika semua kekacauan yang dibuat olehnya akan terbongkar seiring berjalannya waktu. Aku harap instingku benar kali ini.


























[Episode 20]

Woi anjaiii
Plis kasih gua saran
Nih gua mau bikin cerita baru lagi kan abis ini cerita gajelas selesai
Nah kan ceritanya gua pengen cerita baru gua tuh ada sedih2nya
Tapi, di sisi lain tuh gua punya ide cerita lagi tapi ga sesuai ama judul cerita yang mau gua bikin

Jadi gua kudu otoke?
Apa gua gabungin aja?
Atau buang cerita sedih buat cerita baru yang muncul di otak

Gatau amjinc buntu bat otak gua

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top