2 6 🌿

Author Pov

"Ai Wat, duduklah! Kau akan lelah jika berdiri terus" ucap Type yang melihat Sarawat berdiri dan berjalan mondar-mandir sejak tadi.

"Tenanglah, Wat! Yakinlah jika Tine tidak kenapa-kenapa" kata Ohm menenagkannya.

"Tenang? Bagaimana aku bisa tenang?"

"Kau tidak lihat seberapa banyak darahnya tadi? Kau tidak lihat bagaimana dirinya di tidurkan secara telungkup karena terdapat pecahan vas bunga di kepalanya?"

"Bahkan sekarang dia sedang di operasi! Bagaimana aku bisa tenang?" Kesal Sarawat.

"Setidaknya jangan membuat dirimu lelah, kau tidak akan mampu melihat Tine nantinya" kata Type yang tidak di pedulikan Sarawat.

Tidak lama kemudian pintu ruang operasi terbuka dan menampilkan Tine yang sedang terbaring dengan menutup matanya. Semuanya berkumpul untuk mengetahui hasilnya.

"Bagaimana dengan anakku?" Tanya Mrs. Opas kepada dokternya.

"Operasi berjalan lancar, untungnya pukulan tidak mempengaruhi syaraf matanya, tetapi karena pukulan yang mungkin terlalu kencang membuat pasien mengalami gagar otak ringan dan koma" jelas dokter tersebut.

"K-koma?" Ucap Sarawat tidak percaya. Sedangkan yang lainnya hanya bisa pasrah mendengar perkataan dokternya.

Sarawat menggenggam tangan Tine, "Tine, kau tidak akan meninggalkanku bukan? Lihatlah, sekarang kita akan bersama kembali!" Bisiknya sambil menahan tangisnya.

"Permisi, kami harus membawa pasien ke kamar rawatnya" ucap dokternya lalu para perawat mendorong ranjang Tine.

"Mae, Pho, kho thod khab" ucap Sarawat sambil menunduk.

Ayah dan Ibu Tine menggeleng, "jangan salahkan dirimu" ucap Mr. Opas lalu berjalan mengikuti perawat tadi.

"Percayalah semua akan baik-baik saja" kata Type sambil menepuk pundak Sarawat lalu berjalan menjauh darinya.

"Awalnya aku berpikir akan mudah mengambil Tine darimu. Tapi aku bukanlah tipe seseorang yang merusak hubungan orang lain. Jadi aku mengajaknya untuk bertem- bukan, menjadi sahabatku. Sampai suatu hari kau memutuskannya karena drama perempuan itu aku masih menunggunya. Meskipun aku tau jika dia tidak akan pernah menyukaiku karena dia selalu menyukaimu. Awalnya aku pikir kau adalah lelaki terbrengsek yang dengan enaknya melukai perasaan Tine, tapi ternyata aku salah. Kau memang benar-benar menyukai Tine setulus itu. Jangan sia-siakan kesempatan yang pernah ada. Karena bentuk kesempatan tidak selalu ada dan tidak selalu sama" ucap Ohm pada Sarawat lalu pergi meninggalkannya setelah menepuk pundaknya.

Sarawat melihat punggung Ohm yang mulai menjauh. Ia mengepalkan kedua telapak tangannya keras, "jika terjadi sesuatu dengan Tine, tidak akan ku biarkan keluarga Sukaram hidup dengan tenang!" Gumamnya marah.

Author Pov

Sudah lima hari Tine belum juga bangun dari koma nya. Dan juga sudah lima hari pula Sarawat selalu ada untuk Tine. Mengganti bunga-bunga yang ada di meja kamar rawatnya. Kata dokter, kondisi Tine sudah membaik sejauh ini. Hanya saja tinggal menunggu Tine sendiri yang membuka matanya.

Untuk keluarga Sukaram, terutama Nevvy dan Sukaram sendiri sedang menjalani pemeriksaan di kantor polisi. Nevvy dengan kasus karena mencoba melukai keluarga Opas dan Sukaram yang ternyata melakukan penggelapan uang di perusahaan keluarga Opas.

"Ai Tine, aku baru saja membeli kucing dan kau tau? Aku langsung menikahkannya dengan kucing milik Phi Dim" ucap Sarawat terkekeh sambil mengupas buah apel di samping ranjang Tine.

"tinggal menunggu dia hamil dan melahirkan beberapa bayi kucing, aku yakin kau akan suka. Meskipun kau tidak seberapa suka dengan hewan, tapi aku yakin kau akan suka" ocehnya lagi sendiri.

"Ah ya, hari ini Phi Type memberitahu kalau ia akan ada urusan ke Beijing, katanya jika kau tau pasti akan meminta banyak oleh-oleh darinya" katanya sambil tertawa pelan.

"Nanti jika kau sudah bangun jangan pura-pura tidak tau apa saja ocehanku padamu selama hampir satu minggu ini. Dan yang terpenting kau tidak boleh amnesia!" Katanya dengan membuat nada kesal lalu memakan apel yang sudah ia kupas.

"Setelah ini Ohm akan kesini untuk menjagamu sebentar, aku ada urusan dengan club music. Jika Ohm melakukan sesuatu padamu langsung hubungi aku, oke? Aku akan segera kesini" katanya lagi.

"Ya, akan ku hubungi kau nanti"

Sarawat terlonjak kaget saat mendengar jawaban tersebut. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Ohm yang sedang melipat tangannya di depan dada dengan membuat ekspresi kesalnya.

"Jangan mengambil kesempatan untuk menjelekkanku di depan Tine, ai Wat!" Kesal Ohm.

Sarawat hanya tetsenyum tanpa dosa, "lihat saja apa yang akan ku ceritakan tentangmu nanti kepadanya" kata Ohm lagi.

"Oih, aku hanya bercanda" kata Sarawat.

Ohm memutar bola matanya malas, "sana cepat pergi, aku mual melihatmu" katanya.

"Ao? Sejak kapan kau..?" Ucap Sarawat terhenti sambil menunjuk perut Ohm.

Ohm memandang perutnya dan Sarawat secara bergantian, "ao shia! Pergi atau–"

Sarawat tertawa, "a a a oke, kalau ada apa-apa hubungi aku segera" katanya lalu pergi meninggalkan ruangan Tine.

Ohm duduk di sofa depan ranjang Tine sembari memainkan ponselnya, "ai Tine, aku tidak mengerti kenapa kau bisa menyukainya" kesal Ohm sambil memikirkan kembali tingkah Sarawat yang sebenarnya menjengkelkan.

Yang Ohm tau, Sarawat selalu diam dan hanya bisa hangat di depan Tine. Atau mungkin itu hanya dulu? Dan semanjak Tine masuk rumah sakit, tingkah Sarawat berubah menjadi seperti itu. Bahkan tak jarang Sarawat menjadi ramah pada orang-orang di sekitarnya. Walaupun terkadang masih sama seperti dulu yang tidak peduli dengan sekitar.

Tepat dua jam setelah Sarawat meninggalkan rumah sakit. Ohm di kejutkan dengan suara detak jantung Tine yang terdengar berisik serta tubuh Tine yang tak lama kemudian kejang.

Ohm yang mulai panik langsung menekan-nekan tombol alarm untuk memanggil dokter, "Tine! Kau tidak apa?!" Teriaknya panik.

"Tine! Tine!"

Karena merasa dokter terlalu lama, Ohm membuka ruangan Tine dan berteriak, "Dokter!" Teriaknya yang tak lama kemudian terlihatlah seorang dokter dan beberapa perawat yang berlari memasuki ruangannya.

Ohm membuka ponselnya dan langsung menghubungi orangtua Tine. Setelah itu baru ia menghubungi Sarawat.

"Ai Wat!! Cepat kemari! Tine kembali kritis!" Teriaknya di ponselnya.

Dan terdengar saat itu juga Sarawat langsung berlari meninggalkan anak-anak club music yang memanggilnya khawatir. Saat itu juga ia langsung menuju ke rumah sakit.

Author Pov

Sarawat berlari dengan sangat kencang menuju ruangan Tine. Tidak peduli beberapa kali menabrak seseorang di jalannya. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah keselamatan Tine.

Ia mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Ohm, tetapi tidak bisa karena ponsel milik Ohm dimatikan.

"Ao shia!" Umpatnya kesal.

Tak lama kemudian ia sampai di ruangan milik Tine dan ia terdiam. Yang ia lihat disana hanya ada seorang perawat magang yang tengah merapikan ranjang dan sekitarnya.

"Suster, dimana pasien sebelumnya?" Tanya Sarawat dengan wajah khawatirnya.

Perawat tersebut melihat Sarawat dari bawah hingga atas lalu menggeleng pelan.










































[Episode 26]

Kannnn jadi gua tarik ulur ini cerita😭😭
Maaf besok gua bikin sad ending ya:')
Ga tega juga sebenernya:')

Nih gua kasih tau, gua paling gabisa lihat atau baca atau apa kek yang berhubungan dengan sad ending😭

Janji besok beneran end

Gua janji janji mulu tapi nipu mulu njing:) dahlah janji gua basi
gausa percaya sama gua!!
awas lo percaya sma gua:(

GA SABAR TANGGAL 14 KHAAA
MELIHAT KE UWU AN INI
BRIGHT WIN
MIKE TOPTAP
DRAKE FRANK
GUNS LOVE
GUY GUN
KHAO JEJE FILM(?)
trisom/?
eh:(

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top