2 4 🌿

Author Pov

Welcome To Party

Hari ini, tepat acara ulang tahun perusahaan milik keluarga Opas yang sedang dirayakan di kediamannya sendiri. Rumah bak istana yang megah menjadi tempat perayaan ulang tahun setiap tahunnya.

Terlihat Type sedang berada di samping pintu masuk untuk menyambut beberapa tamu undangan yang tidak lain adalah pegawai dari kantor Ayahnya.

Sedangkan Tine, lelaki itu sedang bersama Ohm di ruang keluarganya. Entahlah, hanya saja dia bilang terlalu malas untuk menyambut tamu-tamu yang sama setiap tahun.

"Ai Tine, apa Sarawat akan datang?" Tanya Ohm.

Tine menggidikkan bahunya, "menurutmu?" Tanyanya kembali.

"Entahlah, aku ingin mengambil minuman, apa kau juga?" Tawar Ohm.

"Ambilkan aku apa saja, aku sedang malas" balasnya yang di angguki oleh Ohm.

Ohm berjalan keluar dari ruang keluarga Tine dan menuju ruang utama yang kini sudah banyak tamu yang datang. Ia mengambil dua gelas minuman berwarna merah lalu berbalik untuk kembali. Tapi langkahnya terhenti karena melihat seorang wanita yang tak asing di matanya.

"Nevvy?" Gumamnya.

Tak ingin berlarut dalam pikirannya, Ohm segera berjalan kembali masuk ke ruang keluarga Tine.

"Ai Tine" panggil Ohm sambil memberikan segelas minumannya.

"Terima kasih" balas Tine lalu meminum minumannya.

"Ai Tine, aku melihat Nevvy" ucap Ohm.

"Uhuk-"

"Ao? Jangan terburu-buru" kata Ohm sambil memukul-mukul pelan punggung Tine.

"Nevvy?" Tanya Tine ulang dan Ohm mengangguk.

Ohm memicingkan matanya, "ai Tine? Sepertinya aku memikirkan sesuatu" katanya.

"Ai Ohm, apa yang kau pikirkan?" Tanya Tine.

"Apa kau tidak terpikirkan sesuatu?" Tanya Ohm kembali.

Tine diam, "sepertinya mereka semua ada hubungannya" ucapnya pelan dan Ohm mengangguk.

"Tuan, acara akan segera di mulai. Tuan Opas menyuruh untuk masuk dalam acara" ucap pembantu rumah tangga Opas.

Tine dan Ohm mengangguk, "cari tempat" ucap Ohm dan Tine mangangguk.

Mereka berdua berjalan bersama untuk masuk ke dalam pesta. Sudah bisa dilihat lampu sudah mulai meremang dan tandanya pesta akan segera di mulai.

"Selamat datang di acara ulang tahun kembali, acara yang setiap tahun kami adakan. Terima kasih karena telah menyempatkan diri untuk hadir dalam acara ini" ucap Mr. Opas lewat mic nya.

"Kalian pasti sudah tau siapa saya bukan? Dan di samping saya adalah istri saya tercinta dari keluarga Opas" ucapnya lagi dan suara riuh tepuk tangan terdengar.

"Acara kali ini sepertinya akan berbeda dari acara ulang tahun sebelumnya, kenapa? Entahlah, kita lihat saja bersama nanti" katanya lagi.

"Silahkan nikmati makanan dan minuman terlebih dahulu, setelah itu kami ada sesuatu yang menarik" akhirnya lalu turun dari panggung kecilnya bersama dengan istrinya.

"Tine?"

Tine menoleh saat ada yang menepuk bahunya, "Ai Wat?" Kagetnya.

"Ada apa?" Tanya Sarawat saat melihat ekspresi Tine yang terkejut.

"Ohm, aku akan berbicara dengan Sarawat sebentar" kata Tine dan Ohm mengangguk.

"Ikut aku!" Tine menarik tangan Sarawat dan membawanya ke dalam ruang keluarganya.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Apa kau tidak melihat seseorang yang kau kenal disini?" Tanya Tine.

Sarawat mengerutkan keningnya, "kau? Ohm? Orang tuamu?" Balasnya.

Tine menggeleng cepat, "Nevvy" katanya.

Sarawat membulatkan matanya, "jangan terkejut" ucap Tine.

"Tidak, aku tau" kata Sarawat dengan tampang datarnya.

"Lalu kenapa kau tidak menyebutkannya tadi?" Kesal Tine.

"Kau bertanya seseorang yang ku kenal, bukan? Kalau tidak ku sebutkan tandanya aku tidak mengenalnya" balasnya.

"Hm, boleh juga. Oih! Coba kau pikirkan sesuatu" kata Tine.

"Memikirkan sesuatu?" Tanyanya kembali dan Tine mengangguk.

"Memikirkanmu misalnya?" Tanya Sarawat lagi yang mendapat hadiah pukulan dari Tine.

"Ayahku biasanya hanya mengundang pegawai atau pekerja dari perusahaan pusat saja. Oih! Lupakan, aku sangat malas membahas" putus Tine akhirnya.

"Ayo kembali!" Ajak Tine.

"Tunggu" cegah Sarawat dengan memegang pergelangan tangan Tine.

"Ada apa?" Tanya Tine bingung.

Sarawat memandang Tine sebentar, "apa kau tidak rindu padaku?" Tanyanya.

Tine diam, bingung dengan perlakuan Sarawat saat ini, "ai Wat?" Bingungnya.

Sarawat menarik tangan Tine hingga kedua lelaki itu terjatuh diatas Sofa. Ruang keluarga yang sedikit gelap karena hanya satu lampu yang menyala itu membuat hawa disana menjadi mengerikan menurut Tine.

Sarawat yang berada di atas Tine kini memandang lekat wajah Tine. Kening itu, kening yang selalu ia kecup sebagai tanda kesenangan untuknya. Mata itu, mata yang hanya boleh memandangnya. Hidung, pipi dan terakhir adalah bibir tipis milik Tine yang selalu menjadi candu baginya. Bibir yang selalu menciptakan rasa manis menurutnya.

"Ai Wat?" Gumam Tine pelan saat merasakan pergerakan kepala Sarawat yang semakin lama semakin menurun.

"Tine?" Suara Ohm membuat Tine terkejut dan cepat-cepat untuk mendorong Sarawat.

Tapi entah kenapa tenaganya melemah dan dengan cepat Sarawat mendorong Tine kembali untuk tidur diatas sofa.

"Sssttt, jangan bersuara" kata Sarawat yang membuat Tine mengangguk menurut.

"Ao? Kemana mereka?" Ucap Ohm saat melihat ruang keluarga Tine yang tidak ada orang.

"Apa sudah kembali?" Gumamnya lagi lalu ia berbalik dan kembali ke ruang utama.

Sarawat kembali memajukan kepalanya sedikit demi sedikit. Tine yang tau apa yang akan di lakukan Sarawat, ia menutup matanya perlahan bersamaan dengan benda kenyal yang menyentuh bibirnya tersebut.

Sarawat mulai melumat pelan bibir Tine. Tine yang mulai terbawa suasana pun membalas lumatan yang diberikan oleh Sarawat sembari mengalungkan tangannya di leher Sarawat.

Sarawat menatap Tine yang memejamkan matanya itu menyeringai tipis saat mengetahui bahwa Tine juga menikmati ciumannya.

Suara kecipak ciuman itu terdengar mengisi ruang keluarga milik keluarga Opas. Hingga ciuman Sarawat turun ke leher Tine dan sedikit ingin memberikan tanda disana.

"Ai Wathhh" ucap Tine sedikit mendesah karena geli.

Sarawat mendongak melihat Tine dan memberhentikan aktivitasnya, "maaf" katanya.

Tine melihat Sarawat, "tidak tau tempat" kesalnya lalu mendorong Sarawat hingga kedua kini kembali berdiri sempurna sambil membenarkan pakaiannya yang sedikit berantakan.

Canggung, "maafkan aku" ucap Sarawat.

"H-huh? Oh, eum" balas Tine.

"Sudahlah, ayo kembali" ajak Tine lalu mereka berjalan kembali masuk ke ruang utama.





















[Episode 24]
Welcome To Party


JANJI JANJI BESOK TAMAT
CHAP 25 IYA 25
hehehehe

kanenya endingnya gimana woi:(
bingung seriusan:(
mogok sebulan ye buat mikir ending:(
belum kepikiran endingnya bagimana ini nanti:(
:(:(:(:(:(:(:(:(

gua kasih kiss bentaran doang itu
sarawat protes karena chap 1-23 gaada sken kissnya:(

maapkan kelabilan ini
ak baru 10 taun kk👉🏻👈🏻
bejanda
10+10x0+7 avv
MAAFKAN AKU PHI👉🏻👈🏻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top