1 9 🌿
Author Pov
"Ao shia?"
"Oih, jaga bicaramu" kesal Sarawat karena perkataan Tine.
Sarawat mengusap tengkuknya kasar yang membuat baju berkerah nya sedikit tersingkap, "sepertinya kau akan sedikit lembut jika tetap bersamaku, Tine" gumamnya pelan.
Tine diam. Bukan, bukan karena perkataan Sarawat baru saja. Tetapi karena sesuatu yang kini berada di leher Sarawat.
"Tine?" Panggil Sarawat sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Tine.
Tine yang sadar pun langsung meminum minuman yang ia pesan, "a-ah panas sekali cafe ini. K-kenapa malam hari ini terasa panas" gagapnya.
Sarawat mengerutkan keningnya, "Tine, ada apa?" Tanyanya bingung.
Tine menggeleng, "a-ai Wat?" Panggilnya.
"Hm?"
"Kau m-memakainya?" Tanyanya cepat.
Sarawat mengerutkan keningnya lagi, "memakai? apa?" Tanyanya bingung.
"T-tidak, lupakan!" Cepat Tine.
Sarawat kembali menggaruk lehernya yang tidak gatal. Namun beberapa saat kemudian tangannya menyentuh sebuah benda yang ada disana. Kalung itu, kalung pick pemberian Tine saat hari jadi mereka yang ke-4 tahun.
Sarawat terkekeh pelan kemudian, "maksudmu ini?" Godanya sambil memegang kalungnya.
"Lupakan" kata Tine.
"Eum, aku memakainya langsung saat kau menyuruhku di kertas itu. Lalu, apa kau juga?" Tanya Sarawat.
Tine menutup kerah bajunya, "t-tidak, sudah k-ku buang" katanya.
"Benarkah?" Tanya Sarawat sambil memicingkan matanya.
"Untuk apa aku memakai bahkan menyimpannya? Itu akan memenuhi kamarku" ucapnya.
Sarawat tertawa kecil lalu mengangguk, "baiklah-baiklah aku percaya" katanya.
"Sudah seharusmya" ucap Tine.
"Ao? Jadi, apa yang kau katakan pada Luke kemarin?" Tanya Tine mengalihkan pembicaraan.
Sarawat terlihat sedang berpikir, "aku bilang jika aku adalah kekasihmu"
"Kau gila?" Kesal Tine.
Sarawat menggeleng, "kau memang kekasihku, dari dulu hingga sekarang. Hanya saja sekarang aku sedang berlayar untuk mendapatkan uang jadi kita jarang bertemu dan kau sering ku tinggal" katanya sambil terkekeh.
"Ai sat!" Umpat Tine kesal.
Sarawat menggelengkan kepalanya pelan, "oih seharusnya aku tidak meninggalkannya, umpatannya terlalu sering" gumamnya pelan sambil memijit pelipisnya.
"Lalu? Bagaimana reaksi Luke? Apa dia tau kau juga kekasih Nev–"
"Hoih! Sudah aku bilang aku bukan kekasihnya, aku hanya memberitahu sesuatu sedikit kepada Luke" potong Sarawat kesal dengan cepat.
"Ao? Kenapa akhir-akhir ini dia selalu marah" gumam Tine kesal juga.
Tanpa Tine sadari dia juga sama seperti Sarawat. Mereka sama, hanya saja tidak sadar. Sama-sama memiliki mood yang tidak stabil dan suka melampiaskan kepada lawan bicaranya. Oih, seperti baru mengalami percintaan saja.
Author Pov
"Aku memiliki beberapa kejutan di pesta ulang tahun perusahaanku minggu depan, aku harap kau datang dan menikmatinya"
Ucap Mr. Opas di ponselnya lalu menutupnya.
"Pa, apa Tine sudah kembali?" Tanyanya pada pembantu rumah tangganya.
"Kemungkinan berada di teras depan bersama putra Vachirawit" balasnya.
Mr. Opas tersenyum lalu berjalan menuju teras rumahnya. Tak butuh waktu lama dan benar saja mereka sedang bercakap-cakap di depan sana.
"Kalau begitu aku pul–"
"Sarawat" sapa Mr. Opas memotong percakapan mereka berdua.
Sarawat yang melihatnya langsung memberi wai, "sawaddi khun Pho" sapanya balik.
"Ao Pho? Ada apa?" Tanya Tine.
"Hanya ingin berbicara dengan calon menantu" katanya.
Tine membulatkan matanya, "Pho!" Cicitnya.
Sarawat dan Mr. Opas hanya bisa terkekeh pelan, "kau masuklah, aku ingin berbicara dengan Sarawat sebentar" pinta Mr. Opas.
Tine memutar bola matanya malas, "baiklah. Ai Wat, jika lelaki ini mengatakan yang tidak-tidak jangan di dengarkan! Dia selalu saja begitu" katanya pada Sarawat.
Sarawat tertawa kecil, "oke oke" katanya.
"Ai khun Pho, aku memata-matai dirimu" ucap Tine sambil memicingkan matanya.
"Kau sangat cerewet, sana masuk" kata Mr. Opas lalu dengan cepat Tine memasuki rumahnya sambil menghentakkan kakinya.
Selang beberapa detik saat Tine memasuki rumah, Mr. Opas langsung memandang Sarawat.
"Ai Wat, ayo kita duduk sebentar" ajaknya sambil menuju ke arah kursi yang berada di teras.
Sarawat mengikutinya, "ada apa khun Pho? Apa ada sesuatu?" Tanyanya saat mereka sudah duduk disana.
"Minggu depan perusahaanku mengadakan pesta ulang tahun" bukanya.
Sarawat mengerutkan keningnya, "apa khun Pho ingin aku menyampaikannya pada Ayahku?" Tanyanya.
Mr. Opas menggeleng, "tidak, aku secara pribadi berbicara denganmu" katanya.
"Acara ini akan mengundang seluruh kerabatku entah itu pegawai biasa hingga cleaning service disana. Dan sudah pastinya mereka harus membawa putra atau putri mereka masing-masing" katanya.
"Aku sudah mengundang orang tuamu, dan disini aku mengundangmu secara pribadi sebagai menantuku– ssttt jangan katakan apapun sebelum aku selesai" kata Mr. Opas yang terpotong karena melihat Sarawat akan menyelanya.
"Jika aku menyuruhmu sesuatu saat acara itu, kau hanya perlu datang padaku dan berdiri di sebelahku tanpa mengatakan sepatah katapun. Apa kau bisa?" Tanya Mr. Opas.
"Untuk?" Tanyanya balik.
Mr. Opas menggidikkan bahunya, "entahlah, aku punya kejutan besar nantinya. Dan tokoh utamanya adalah kau, yang akan mengungkap kebohongan dari seseorang yang selama ini sudah ku percaya" katanya lagi.
Sarawat hanya mengangguk padanya, "apapun yang kau perintahkan aku akan lakukan khun Pho" katanya lalu Mr. Opas tersenyum senang.
[Episode 19]
Woi angjai
Gua abis nyelesein maraton pilem heheheheh monmaap
bodo ye amjinc:(
Oya, kritik saran boleh ya
but biarkan imajinasiku ini berlayar juga:')
jangan bilang "maaf kak tapi blablablabla" "kak kok blablabla" itu cuma imajinasi plus pemikiranku gais:") karena ini just cerita halu yang berasal dari otakku aja:")
aku ga marah kalian yang kritik gitu, but gimana ya:")
Aku jadi ngerasa gimana gitu gatau ah lupain:")
oiya oii
yang tau cara nambah video di wattpad gimana?
bukan video dari youtube, tapi dari galeri sendiri
bisa ga?
gif juga gimana?
ada yang tau ga?
flish yang tau bagi tau dong:(
khop khun kha✌🏻👉🏻👈🏻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top