1 2 🌿
Author Pov
"Ao? Kau anak dari Mr. Sukaram?"
"Chai Nevvy, khun..?" Tanya Nevvy.
Wanita itu tersenyum ramah, "istri dari Mr. Opas, pemilik perusahaan ini" ucapnya.
Nevvy pun segera memberi wai, "ao? Sedang apa kau disini? Bukankah seharusnya kau berkuliah?" Tanya Mrs. Opas.
Nevvy tertawa kikuk, "aku ada janji dengan kekasihku" katanya.
"Ao? Janji dengan kekasih lebih penting daripada pendidikan?" Tanya Mrs. Opas yang terlihat terkejut. Sedangkan Nevvy hanya tersenyum kaku.
Melihat Nevvy tidak menjawab akhirnya Mrs. Opas tertawa pelan, "ah ya, wanita secantik dirimu pasti memiliki kekasih yang sangat tampan" katanya memuji.
"Nevvy"
Secara bersamaan Mrs. Opas dan Nevvy menoleh kearah seorang lelaki yang memanggil. Mrs. Opas sedikit memicingkan matanya saat melihat siapa lelaki yang kini berjalan kearahnya.
"Ao khun, Perkenalkan ini Luke, pacarku" kata Nevvy saat lelaki bernama Luke itu merangkul bahunya.
Mrs. Opas tersenyum lembut kemudian, "sudah kuduga, lelaki yang mendapatkanmu harus semestinya tampan sepertinya" katanya.
"Uhm khun, kami permisi dulu, kami akan jalan bersama" kata Nevvy yang di angguki oleh Mrs. Opas.
Beberapa detik kemudian Nevvy dan Luke meninggalkannya. Mrs. Opas tertawa remeh melihatnya, "satu kebenaran telah ku dapat" katanya lalu berlalu meninggalkan tempatnya.
Author Pov
"Tine? Kau kemana?" Tanya Ohm saat melihat Tine yang berdiri hendak keluar dari kelas.
"Aku ada janji dengan Sarawat" katanya.
Ohm mengerutkan keningnya, "Sarawat? Janji?" Tanyanya bingung.
Tine mengangguk, "aku akan menjelaskan semuanya padamu nanti, aku pergi dulu" katanya lalu berlalu meninggalkan Ohm.
Sedangkan Ohm, ia mengerutkan keningnya bingung. Apakah Tine dan Sarawat kembali bersama? Seingatnya beberapa hari yang lalu ia melihat sendiri jika Tine dan Sarawat tengah beradu di lobby kampus. Dan juga saat acara busking mereka tidak berbincang ataupun bertatap satu sama lain.
"Apa mereka kembali bersama?" Gumamnya.
Disisi lain, Tine sedang berjalan menuju area parkir universitas. Ia berjanji akan bertemu dengan Sarawat. Kalau kalian pikir Tine dan Sarawat kembali bersama itu salah. Karena pada nyatanya, semenjak hari itu Tine hanya mengikuti alur yang di jalankan oleh Sarawat. Dia bahkan masih belum mengetahui kebenaran apapun.
Sebenarnya Tine sangat ingin tau apa yang sedang terjadi. Tapi niatnya untuk bertanya ia urungkan karena takut akan memperburuk alur yang di jalankan oleh Sarawat. Ia tidak bilang pada Sarawat jika ia masih menyimpan rasa untuk lelaki itu. Ia hanya ingin tau, yang dikatakan olehnya benar atau hanya bualan untuknya.
"Tine" panggil Sarawat saat melihat Tine yang berjalan kearahnya.
Ia tersenyum simpul, "bagaimana kuliahmu hari ini?" Tanyanya pada Tine.
Tine tidak menjawab, "jadi, akan kemana kita?" Tanyanya.
Sarawat mengangguk, "toko alat musik" katanya.
Tine mengerutkan keningnya, "untuk?" Tanyanya bingung.
"Membeli gitar baru, aku bosan dengan yang lama" katanya.
Tind mendecak kesal, "ai Wat, selalu saja seperti ini. Sudah berapa gitar yang kau tinggalkan demi gitar baru hanya karena bosan?" Omelnya.
"Pantas saja kau meninggalkan gitarmh dengan alasan bosan, itu juga terjadi padaku" ucapnya lagi tanpa sadar.
Sarawat yang awalnya tersenyum senang karena sikap Tine yang seperti dulu kini berubah menjadi tersenyum sepah karena mendengar apa yang di ucapkan oleh Tine.
"Ao? Kenapa diam? Waktuku sangat berharga" ucap Tine lalu memasuki mobil Sarawat terlebih dulu.
Sarawat mengambil langkahnya juga untuk menumpangi mobilnya, "Tine" panggilnya saat sudah duduk di dalam mobilnya.
"Uhm?" Deham Tine membalas.
"Aku- tidak, hanya untuk mengetes telingamu saja" katanya lalu tertawa hambar.
"Bodoh, cepat jalan!" Perintah Tine lalu Sarawat terkekeh pelan dan menjalankan mobilnya.
Author Pov
"Ao Mrs. Opas? Ada keperluan apa sehingga jauh-jauh datang kemari?" Tanya Mr. Sukaram saat melihat Mrs. Opas yang notabennya adalah seorang istri dari pemilik perusahaan yang sedang ia jalankan.
Mrs. Opas tersenyum simpul, "tidak, aku hanya ingin melihat perkembangan perusahan suamiku" katanya.
"Chai, duduklah" kata Mr. Sukaram lalu Mrs. Opas duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut.
"Bukankah anda sama sekali tidak ada kaitannya dengan perusahaan? Bukankah anda seorang designer?" Tanya Mr. Sukaram heran.
Mrs. Opas mengangkat kedua alisnya, "ao? Bukankah ini perusahaan suamiku? Lantas, tidakkah ada kaitannya denganku?" Katanya.
Mr. Sukaram tertawa canggung lalu mengangguk, "ah, tentu ada" katanya kemudian.
"Aku dengar dari suamiku, kau baru setahun bekerja dengannya?" Tanya Mrs. Opas membuka pembicaraan.
Mr. Sukaram mengangguk, "chai, saya baru bekerja satu tahun" katanya.
"Tandanya suamiku benar-benar mempercayaimu untuk mengendalikan perusahaan ini" ucap Mrs. Opas sambil menganggukkan kepalanya.
"Aku sudah berbincang dengan suamiku, aku juga akan ikut andil mengurus perusahaan ini. Setiap ada waktu luang aku akan kemari untuk bertanya beberapa hal" katanya lagi.
Mr. Sukaram tampak terkejut, "bukankah anda terlalu sibuk?" Tanyanya.
Mrs. Opas mengangguk lalu tertawa renyah, "hanya saja, aku tidak sibuk untuk mengurus masalah anakku" ucapnya yang membuat Mr. Sukaram mengerutkan keningnya bingung.
"Ah ya, apakah perusahaan sudah bekerja sama dengan perusahaan lain?" Tanya Mrs. Opas mengalihkan pembicaraannya.
Mr. Sukaram tampak tersenyum lalu mengangguk, "saat ini kami sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan" katanya.
"Apa mereka perusahaan besar?" Tanya Mrs. Opas.
Mr. Sukaram mengangguk lagi, "beberapa besar, seperti perusahaan milik Mr. Kanawut, Mr. Plowden dan juga Mr. Vachirawit" balasnya.
"Vachirawit?" Tanya Mrs. Opas dengan membuat ekspresi kebingungan.
"Chai"
"Bukankah itu perusahan besar?" Kata Mrs. Opas lagi karena mengingat perusahaan milik Vachirawit adalah perusahaan terbesar di beberapa kalangan perusahaan.
Mr. Sukaram mengangguk, "Mr. Vachirawit secara resmi meminta saya untuk menjadi pemasoknya dikarenakan perusahaan yang ia kelola rugi besar karena tertipu pemasok lain" jelasnya.
Mrs. Opas mengangguk-angguk, "secara resmi? Lalu untuk perjanjian apakah juga resmi?" Tanyanya kemudian tersenyum.
Lagi dan lagi Mr. Sukaram mengerutkan alisnya, "maksud anda?" Tanyanya.
Mrs. Opas tertawa pelan, "ah ya, tadi aku melihat anakmu dibawah, bersama kekasihnya?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan lagi.
Mr. Sukaram mengangguk, "ah chai, dia anak dari Mr. Plowden, Luke Plowden" katanya.
Mrs. Opas tersenyum remeh, "ah begitu?" Ucapnya lalu Mr. Sukaram mengangguk kembali.
"Mengambil banyak lelaki kaya raya" batinnya.
[Episode 12]
Mencari Kebenaran
EyYyoOww gais
Gua mau sedikit ngasih tau nih
Cerita ini bakal end beberapa chapter lagi
Beberapa ya, gatau berapa
Bisa 1 2 3 4 5 atau bahkan lebih
Nah setelah ini end, gua bakal lanjut bikin story lagi nih
Tapi kali ini ada ikut campur mami papi alias off gun
Jadi di dalem cerita ada
brightwin X offgun
Gua masih berusaha ngebuat cerita yang bergenre angst
Tapi kadang gua tuh ga tega sendiri bikin siapapun tersakiti
bikin siapapun keliatan brengsek:(
nih ya sedikit curhat, gua klo nemu cerita tentang shipper gua nih, klo salah satu dari mereka brengsek udh auto gua tinggalin kaga jadi baca ceritanya:(
Gua cengeng gais:(
Dah segini dulu:(
Pokonya di cerita selanjutnya bakal ada intro di setiap chapter:)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top