1 1 🌿
Author Pov
"Maaf terlalu lama menunggu, Khun"
"Tidak masalah, duduklah"
"Ah langsung saja pada intinya, aku ingin bertanya soal hubungan Tine dengan Sarawat" ucapnya.
Yang ditanya pun terdiam, "akhir-akhir ini aku jarang melihat Sarawat datang ke rumah untuk melihat Tine. Apa mereka sedang bertengkar?"
Ibu Sarawat pun menggeleng, "apa Tine tidak bilang padamu?"
Giliran Ibu Tine yang menggeleng, "aku akan menceritakan semua tapi aku mohon, jangan beritahu Tine soal ini" kata Ibu Sarawat.
"Beberapa bulan yang lalu perusahaan suamiku mengalami penurunan karena telah di tipu oleh salah satu pemasok"
"Lalu kami menemukan satu perusahan yang sedia membantu asal ada jaminan. Yaitu anakku, Sarawat harus menjadi kekasih dari anaknya"
"Kami tau itu hal yang bodoh, tapi hanya itu satu-satunya untuk menyelamatkan perusahaan yang kami bangun dari nol"
"Sebenarnya aku tidak ikut campur atas urusan suamiku. Aku bahkan tidak tau siapa pemilik perusahaan itu, aku juga tidak tau siapa anaknya dan lainnya. Oleh karena itu, Sarawat memutuskan hubungannya dengan anakmu untuk menyelamatkan perusahaan kami. Kho thod kha" kata Ibu Sarawat lalu tanpa sadar menangis.
Ibu Tine mengusap pelan bahu Ibu Sarawat, "aku bahkan hampir beberapa bulan ini tidak berbincang dengan anakku sendiri karena dia terus menerus menyesal sudah memutuskan hubungannya dengan Tine" kata Ibu Sarawat lagi dengan isakannya.
Ibu Tine mengangguk, "aku mengerti, begitupula dengan Tine. Akhir-akhir ini dia tidak bersemangat sekali, ternyata sumber permasalahannya adalah ini" katanya.
"Biarkan aku yang mengurus semua ini" kata Ibu Tine sambil menatap lekat mata Ibu Sarawat.
Author Pov
"Tine, ayo" ajak Ohm saat melihat Tine tidak bergerak sedikit pun.
"Mereka semua sudah berada disana, apa kau akan terus menerus berdiri disitu?" Tanya Ohm.
Tine mengangguk, "terus berada di dekatku" katanya pada Ohm.
Ohm mengangguk, "tentu" ucapnya lalu mereka berdua jalan beriringan kearah anggota club music.
Ya, hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana club music akan mengadakan busking sesuai dengan perjanjian beberapa hari yang lalu. Dan Tine meminta Ohm untuk menemaninya. Ohm tentu tidak menolak dan dengan senang hati menemani Tine hari ini.
Kalau kalian berpikir Ohm menyukai Tine maka kalian tepat dan benar sekali. Ohm menyukai Tine semenjak keduanya memutuskan menjadi sahabat. Tapi Ohm sadar jika Tine sudah memiliki seorang kekasih, yaitu Sarawat. Dan kini Ohm tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ia akan membuat Tine nyaman pada dirinya bukan sebagai seorang teman atau sahabat. Tetapi sebagai orang yang ia sukai.
Ohm bukan tipe orang yang suka merebut milik orang lain. Tapi jika ada kesempatan maka ia akan pergunakan dengan baik. Seperti akhir-akhir ini, ia dengan rela menemani Tine kesana dan kemari meskipun sebenarnya dia memiliki urusan lain. Ia hanya tidak ingin membuat Tine kecewa, itu saja.
"Ai Tine?"
Tine memberi wai pada Dim dan yang lain. Begitupula dengan Ohm yang ikut memberi wai.
"Ah pegang kotak ini" kata Dim sambil memberikan kotak untuk tempat uang nanti pada Tine.
"Oke, aku berharap semoga hari pertama ini kita semua lancar tanpa masalah. Cha!"
Dan setelah itu mereka semua mulai memainkan alat musiknya. Banyak yang menonton acara mereka. Tak sedikit juga yang memasukkan uang ke dalam kotak yang di jaga oleh Tine ataupun yang lainnya.
Tine melihat sekelilingnya, banyak orang berhenti berjalan hanya untuk menonton busking dari club musiknya. Hingga matanya terpaku pada seseorang yang kini juga menatapnya. Sarawat.
Mereka saling menatap satu sama lain hingga beberapa detik kemudian Tine tersadar dan langsung membuang tatapannya ke arah lain agar menghindari kontak mata dengan Sarawat.
"Ohm, aku ingin mencari toilet. Tolong jaga kotakku sebentar" kata Tine pada Ohm.
Ohm mengangguk, "hati-hati" katanya lalu Tine berlalu meninggalkan tempatnya.
Sarawat Pov
Sungguh, aku tidak ada maksud untuk membentaknya hari itu. Aku hanya, hanya terbawa suasana karena melihatnya tengah menarik rambut Nevvy. Itu adalah kejadian mustahil yang pernah ku lihat karena Tine bukan tipe orang yang suka main tangan apalagi dengan wanita.
Ini benar-benar salahku karena mempercayai Nevvy daripada Tine yang sudah lama ku kenal. Ya, aku akui aku bodoh dalam hal ini. Aku hanya tidak tau bagaimana harus menanggapi kejadian hari itu.
Hari ini aku berniat untuk meminta maaf pada Tine karena telah membentaknya. Aku baru ingat jika Tine sama sekali tidak bisa di bentak. Aku takut, ia semakin membenciku karena hal ini dan akan semakin susah aku menjelaskan apa yang terjadi selama ini.
"Tine" panggilku.
Ia berhenti tetapi tidak berbalik, "dengarkan aku"
Ia kembali berjalan tetapi dengan cepat aku berlari kearahnya dan menggapai pergelangan tangannya.
"Aku mohon" pintaku.
Aku langsung menariknya pelan untuk mencari tempat yang tidak terlalu ramai. Sampai akhirnya kami berhenti di taman yang hanya terisi oleh beberapa orang saja.
Tine melepaskan genggaman tanganku lalu beralih duduk di salah satu bangku taman disana.
Aku tersenyum miris melihatnya. Hanya, takut jika ia tidak mempercayaiku.
Aku duduk di sebelahnya, "Tine" panggilku tanpa melihatnya.
"Uhm"
Aku menunduk, "aku, benar-benar minta maaf atas kejadian hari itu" kataku.
Ia diam dan tidak menjawabnya, "aku tau aku bodoh, aku hanya terbawa suasana" kataku lagi.
"Kau tau, Wat? Itu pertama kalinya kau membentakku dan kau pasti paham bagaimana aku" katanya.
Aku menatapnya, "maafkan aku, aku tidak bermaksud" ucapku.
Ia menggeleng, "aku paham bagaimana rasanya seseorang melindungi miliknya, kau melindungi milikmu" katanya lalu tertawa kecil.
"Tine! Aku tidak begitu" sanggahku cepat.
Ia balik menatapku, "aku pernah di posisi itu, Wat" ucapnya pelan lalu membuang tatapannya dariku.
Aku memegang kedua bahunya lalu mengarahkannya untuk menghadap ke arahku, "Tine, dengarkan aku!"
"Aku tidak peduli kau mendengarkan atau tidak, aku hanya ingin menjelaskan ini semua" kataku.
"Aku tidak mencintai Nevvy, sama sekali tidak!"
"Kau tau bagaimana perasaanku padamu selama empat tahun ini. Tidak mungkin dengan mudahnya aku meninggalkanmu demi wanita sepertinya"
"Aku punya alasan tersendiri Tine, tolong percaya padaku!" Jelasku padanya.
Ia menunduk, "apa yang bisa membuatku percaya padamu?" tanyanya.
Aku menarik nafasku panjang dan menghembuskannya secara perlahan, "cukup ikuti alurku dan kau akan tau aku tidak pernah bisa berpaling darimu"
[Episode 11]
Ikuti Alurku dan Percaya Padaku
makin lama makin ga jelas nih cerita😃🙏
plis woi:)
rekomendasiin gua pilem bl:)
thai/kor/cina
asal jan barat jha gua gasuka:)
thai rata-rata gua udh tonton semua:)
korea juga mayan tapi belum semua keknya:) gua lagi pokus ama dramanya han gichan tapinya:)
kasih gua korea yang lain:)
cina juga mayan udah beberapa si terlebih history semua udh gua tonton:) yang lain dong:)
plis gua bosen bet gajelas nonton tiktok mulu dari ujung rambut ampe ujung kaki alias dari malem ampe pagi:)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top