04; Call Him

"Apa... yang terjadi disini?"

Aku yakin aku berada di ambang kematian saat tubuhku menolak keras sihir Athanasia. Tentu saja menolak, Nathan memiliki sihir hitam yang diturunkan dari ayahnya Anastacius. Ah aku berharap ia lebih menurunkan sihir milik ibunya ketimbang ayahnya. Yang lebih penting sekarang, kenapa aku di kamarku? Di istana raja? Terlebih apa-apaan orang-orang yang ada di kamarku? Athy, Lily mungkin sudah biasa walau aku tidak yakin kenapa Athy bisa berada di istana raja. Duduk dihadapan Claude yang mendengarkan dua orang lainnya berbincang.

Emerson dan Lucas.

Kombinasi apa ini? Kurasa aku benar-benar sudah mati dan kembali terlahir di dimensi yang berbeda. 

"Ah, kak Nate!" Athanasia yang pertama kali menyadari aku sudah sadar. Ia segera turun dari kursi miliknya dan berlari kearahku, "kau tidak apa-apa kak Nate? Kukira kau tidak akan bangun. Aku mencoba membangunkanmu dan kau tidak bangun-bangun."

"Ah aku, aku tidak apa-apa Athy. Kenapa ada Yang Mulia disini? Dan Emerson, juga," kulirik Lucas. Aku tahu siapa dia, tetapi sebagai Nathan ini pertama kalinya aku bertemu dengannya.

"Perkenalkan," dengan senyumannya yang lebar dan bersinar, sungguh itu terlihat bersinar hingga membuatku silau, "namaku adalah Lucas, dan aku seorang penyihir."

"Ah."

"Lucas sering mengunjungi kerajaanku sebelum ia yang sudah lama meninggalkan Obelia ingin kembali kemari. Ia sedang mempelajari sesuatu di kerajaan kami," apanya yang mempelajari, aku menyadari satu hal yang tidak pernah diceritakan di novel maupun manhwa. Pohon Dunia yang dicari oleh Lucas, kerajaan Danbridge tempat dimana Emerson berada adalah pintu masuknya terdekat menuju kesana.

Tentu saja Lucas mencoba untuk mencarinya.

"Dan tentu saja aku kemari karena aku mendengar sahabatku sedang sakit. Jadi aku menyempatkan hadir."

"Apaan, ayahmu menyuruhmu untuk pergi menjadi perwakilannya untuk melakukan persetujuan dagang dengan Obelia," Lucas menjawab dengan wajah datar, "lagipula hanya kebetulan saja aku ingin kembali."

"Nathan," setelah cukup jelas melihat humor yang diperlihatkan oleh Lucas juga Emerson, ia menoleh dan melihat Claude yang mendekatinya juga, "bagaimana keadaanmu?"

"Aku, oh tidak terasa sakit lagi," kupegang dadaku, "apakah Yang Mulia yang melakukannya?"

Kalau ada Lucas aku tahu Lucas yang kemungkinan menyembuhkanku.

"Ahem," Lucas hanya berdehem.

"Dia yang melakukannya. Karena ia akan tinggal sementara disini, dan ia sudah menyelamatkan nyawa anggota kerajaan ia akan diangkat menjadi penyihir kerajaan," heh, walaupun yang kau selamatkan itu Athanasia ataupun aku, pada akhirnya kau menjadi penyihir kerajaan ju--

Eh?

"Yang Mulia, kau tahu ada Lily dan para maid juga tabib istana bukan?" memang, setelah Athanasia melihatku sadar, sepertinya salah satu dari mereka--yang kuduga Felix memanggil tabib istana juga beberapa maid.

"Tidak perlu menyembunyikannya jika mereka bahkan sudah melihat matamu," mataku? Kulirik kearah cermin hias yang ada di kamar itu. Tubuhku sedikit lebih kurus juga masih sedikit pucat. Namun tidak ada yang berubah, aku melihat kearah iris mataku dan seketika sadar apa yang dimaksud oleh Claude.

Mata biru berlianku terlihat!

"Sihirmu tidak stabil, dan untuk bertahan hidup saja kau sudah kewalahan. Tidak mengherankan kalau sihir rendah seperti menutup warna matamu akan bisa menghilang," ah tidak, aku sudah berjanji tidak akan menunjukkan iris mataku pada siapapun bahkan pada Claude. Tubuhku masih tidak begitu sehat untuk melakukan sihir.

"Uh, A-ayah--" oh, satu hal yang menjadi perhatianku juga adalah Athanasia yang bisa berada satu ruangan dengan Claude tanpa dibunuh olehnya. Saat Athanasia akan memanggil Ayahanda, Claude memandanginya dengan tatapan tajam, "Ya-Yang Mulia."

Wajah Athanasia memucat.

"Bagaimana Yang Mulia bisa tidak membunuh Athanasia?" Aku berbisik didekatku, Felix yang memiringkan tubuhnya untuk mendekatkan telinganya.

"Puteri Athanasia menghadang Yang Mulia dan memaksanya untuk memeriksa keadaan anda. Bahkan saya rasa Yang Mulia cukup kaget apalagi saat Tuan Puteri memanggilnya papa," woah-woah, Athanasia melakukan itu? Dan ia melakukannya karena ia khawatir padaku? Aku benar-benar terharu, satu langkah lebih dekat pada Claude.

Walau terlambat 2 tahun.

"Athy," aku tersenyum dan memanggilnya mendekat. Dengan segera ia berjalan dan mendekatiku, "kurasa ia akan lebih suka saat kau memanggilnya papa."

Sepertinya butuh waktu beberapa lama untuk Athanasia mencerna apa yang dikatakan olehku. Wajahnya kini merah padam, sepertinya memanggil Claude dengan sebutan papa akan sedikit susah untuknya.

⁰⁴⁰⁴⁰⁴

"Senior!"

"Tidak, untuk apa lagi aku meminum obat itu?! Bukankah Lucas sudah mengobatiku?"

"Stamina anda yang tidak sadar selama 1 bulan membuat daya tahan tubuh anda melemah. Jadi beliau menyuruh saya untuk memberikan suplemen dan obat untuk mengembalikan stamina anda," Lily sebagai ucapan terima kasih mau merawatku setelah aku menyelamatkan Athanasia.

Aku tinggal di Istana Ruby selama beberapa saat karena Istana Ruby cukup sepi dan sunyi. Cocok untukku yang sedang dalam masa pemulihan. Aku benci obat, sangat sangat benci obat. Rasanya sangat pahit.

"Kalau Tuan Muda meminum obatnya, saya akan memberikan anda kue yang manis."

"Usiaku 15 tahun, jangan menganggapku anak kecil lagi Liliana!"

"Baiklah, padahal Tuan Puteri sudah menitipkan permen karamel yang banyak untuk anda," ugh, Athanasia dan permen karamel. Dua hal yang tidak bisa kutolak. Aku melihat cairan berwarna dan berbau aneh itu.

"Baiklah, sekali ini saja. Hanya karena Athy dan juga Pe-permen..."

Karena tubuhku kembali kecil entah kenapa mentalku jadi seperti anak-anak saja.

⁰⁴⁰⁴⁰⁴
Ijekiel's POV
⁰⁴⁰⁴⁰⁴

Aku kaget, saat kembali ke Obelia karena libur dari Arlanta, kudengar Senior Nathan sakit cukup parah hingga tidak bisa dibesuk cukup lama. Aku sudha cukup khawatir karena suratku tidak dibalas olehnya. Walaupun hanya sedikit ditanggapi, aku cukup menantikan surat yang diberikan untukku dari senior.

"Sekali ini saja, hanya karena Athy dan permen itu."

Usia Senior lebih tua dariku 5 tahun, tetapi entah kenapa...

DEG!

'Ia akan menyadari wajahku yang memerah,' kupalingkan wajahku darinya, tidak ingin ia menyadari wajahku memerah hanya karena melihat wajah senior yang menurutku manis. Hei-hei, tidak mungkin aku memikirkan wajah seorang yang lebih tua dariku dengan deskripsi manis bukan? Sadarlah Ijekiel!

"Hm? Kenapa kau tidak bilang kau akan datang?"

⁰⁴⁰⁴⁰⁴
Nathan's POV
⁰⁴⁰⁴⁰⁴

Aku baru sadar kalau Ijekiel datang saat aku baru selesai meneguk obatku. Ia malah memalingkan wajahku, apakah wajahku tidak pantas untuk dilihat? Iya, memang wajahku sedikit berantakan karena baru sadar setelah hampit satu bulan tertidur, tetapi bukankah itu tidak sopan?

"Maaf senior, karena saya lihat anda sibuk meminum obat jadi saya hanya ingin menunggu hingga anda selesai meminumnya," ia tersenyum meski sungguh-sungguh mengatakan kalau aku kekanakan hanya karena tidak mau meminum obat tersebut. Kenapa harus didepannya sih?

"Ada apa kau kemari?"

"Karena libur di Arlanta, aku kembali ke Obelia dan pergi dari rumah kemari."

What?

"Duke Alpheus tahu bukan?"

"Ah aku sudah memberitahunya atau belum ya," jelas ia tahu dan sengaja tidak memberitahukannya pada ayahnya. Sepertinya aku sedikit mencemari pemeran utama laki-laki novel sampai jadi nakal seperti ini, "lebih dari itu, keadaan senior lebih menghawatirkan. Apakah senior baik-baik saja?"

"Tenang saja, Lucas sudah mengobatiku."

"Lucas?"

Seperti sangat kebetulan sekali, pintu kamar terbuka dan menampakkan Lucas.

"Sudah kukatakan untuk tidak membuka pintu sembarangan."

"Memang kenapa? Keadaanmu itu masih belum stabil, aku bisa keluar masuk seenaknya karena Yang Mulia itu memperbolehkanku," Lucas menjawab dengan sengit padaku, "lagipula apa yang kau khawatirkan? Kau takut aku sampai mengintipmu saat mengganti pakaian?"

"Hah?"

"Heh," Lucas mendekat dan menaruh telunjuknya di daguku, "kukira hanya wajahmu yang manis, sikapmu juga sepertinya jauh lebih manis huh?"

Brengsek, bulu kudukku berdiri.

"Kau berani memegang anggota kerajaan dengan santai? Ingin dipenggal?"

"Ooooh~ aku takut," Lucas tertawa mengejek, kutepis tangannya, "sepertinya sihirmu sudah cukup stabil, aku tidak perlu lagi mengawasimu."

"Baguslah, enyahlah dan urusi sendiri kehidupanmu," aku memutar bola mataku, tampak sedikit melupakan keberadaan dari Ijekiel yang hanya menatap kami berdua dengan tatapan kaget dan mata membulat. Lucas dan Ijekiel tampak bertatapan, entah kenapa terlihat sengit keduanya.

Uhh, guys aku bukan Athanasia.

"Permisi Tuan--Pangeran," suara itu adalah suara dari Lily. Penyelamatku yang paling manis dan cantik. Atmosfer disini sangat berat dan entah kenapa jadi panas, "boleh saya masuk?"

"Lily, masuk saja!"

Lily membuka pintu dan tampak berkeliling mencari sesuatu hingga matanya tertuju pada Lucas dan Ijekiel. 

"Kebetulan anda berdua disini. Yang Mulia ingin bertemu dengan Tuan Penyihir, dan ayah anda datang untuk menjemput anda Tuan Muda Alpheus," langsung satu batu mengenai dua burung! Lily aku benar-benar akan memujamu sebagai dewiku! Bawa pergi mereka berdua dan aku bisa melanjutkan belajarku.

"Ah," Ijekiel tampak tersentak mendengar nama ayahnya disebut, "Tuan... Penyihir?"

"Dia adalah Lucas, penyihir kerajaan yang baru saja dilantik oleh Yang Mulia. Lucas, dia adalah anak dari Duke Alpheus," Lucas memutar bola matanya tidak tertarik sama sekali dengan perkenalan itu, "sebaiknya kau menemui ayahmu, sepertinya ia cukup cemas."

"Ah tetapi anda--"

"Minta izin dulu lain kali dan aku akan menemanimu di istana."

"Benar, pergi sana," Lucas yang harusnya dipanggil Claude malah akan tinggal bersama denganku dan langsung kutendang dengan lututku hingga ia hampir terjatuh kedepan. Ia menggerutu dan menatap kearahku yang memutar bola mataku.

"Kau juga sana."

⁰⁴⁰⁴⁰⁴
Author's POV
⁰⁴⁰⁴⁰⁴

Athanasia duduk, tampak hanya diam dan menatap kearah makanan yang disajikan oleh Claude didepan mereka. Ya, keduanya sedang minum teh dengan kue hanya berdua. Inginnya Athanasia mengajak Nathan untuk bersama dengan mereka, karena menurutnya berdua dengan Claude masih sangat mengerikan.

Tubuhnya gemetar, ia sama skeali tidak menyentuh makanan yang disajikan oleh Claude.

"Aku bertanya pada Nathan makanan apa yang kau suka. Kurasa aku terlalu lembek padanya, aku akan menghukumnya karena sudah berbohong padaku," Athanasia tersentak mendengar itu dan segera menoleh pada Claude.

"Athy sangat suka ini! Terima kasih Yang Mulia," Claude menatap Athanasia beberapa saat sebelum meminum tehnya. Athanasia hanya bisa diam dan memakan kembali kue yang ada didepannya.

"Membosankan."

"Ma-maaf?"

"Apakah kau selalu berbicara dengan kaku seperti itu?" Athanasia hanya diam selama beberapa saat dan menggenggam tangannya sendiri, "kukira kau akan membuatku merasa lebih tidak bosan karena kau berani menghalangi jalanku bulan lalu."

...

"Aku tidak bermaksud untuk melakukan itu Yang Mulia," lagi-lagi Claude diam, dan Athanasia semakin bingung dengan apa yang diinginkan oleh Claude, "apakah, saya salah bicara Yang Mulia?"

Felix sepertinya sadar apa yang diinginkan oleh Claude, ingin mengatakannya tetapi ia tahu Claude akan memenggal kepalanya jika ia berani mengatakan sepatah katapun saat ini.

"Katakan saja kalau kau ingin ia memanggilmu papa, Yang Mulia," Athanasia dan Claude menoleh dan menemukan Nathan yang bersama dengan Lucas, "ah maksudku, Ayahanda?"

Nathan tersenyum dan memiringkan kepalanya. Berita jika Nathan memiliki mata biru permata begitu saja menyebar di seluruh wilayah kerajaan Obelia. Felix tidak bisa menjelaskan apapun, namun mereka yang bertemu dengan Nathan memanggilnya Pangeran.

Karena sepertinya mereka tidak berpikir jika Anastacius memiliki anak, mereka malah berpikir jika Nathan adalah anak Claude yang disembunyikan oleh Claude karena satu alasan. Claude sepertinya juga tidak ingin menyangkal atau menjelaskan hal itu dan membiarkannya begitu saja.

"Jadi, bagaimana kalau kau sekarang membiasakan diri untuk memanggilnya dengan sebutan papa?" Nathan mendekat dan berjongkok didepan Athanasia yang masih ragu untuk melakukannya.

"Uhm," ia melirik kearah Claude yang tidak balas menatapnya, "papa?"

Claude berhenti meminum tehnya dan menatap Athanasia. Gadis itu terdiam, namun segera tersenyum lebar, "papa!"

⁰⁴⁰⁴⁰⁴
Nathan's POV
⁰⁴⁰⁴⁰⁴

Jadi begitulah, dua tahun terlambat namun sepertinya Claude akhirnya membuka mata pada Athanasia meskipun ia masih bersikap tertutup padanya. Walaupun mengorbankanku yang hampir kehilangan nyawaku, tetapi ini sebanding dengan apa yang didapatkan. 

Selain itu Lucas sudah muncul dan berkenalan dengan Athanasia. 

Yah, jalan ceritanya jadi sedikit berubah namun sesuai dengan apa yang kuinginkan. Felix ditunjuk sebagai penjaga dari Athanasia, dan aku juga Lucas.

"Kurasa aku sudah membereskan kertas-kertas ini tadi," kulihat tumpukan kertas yang berserakan diantara meja yang ada di menara penyihir Obelia. Ya, Claude langsung mengangkatku dan juga Lucas menjadi penyihir kerajaan. Bagaimanapun juga, aku berhasil melakukan sihir yang Emerson katakan adalah sihir tingkat tinggi.

"Baru lima menit kutinggalkan karena aku ingin mengambil teh dan juga beberapa kue yang disiapkan oleh pelayan!"

Aku juga bertahan hidup dan menyelamatkan puteri kerajaan Obelia. 

Tentu saja itu sudah cukup untuk membuat semua penyihir kerajaan setuju untuk menjadikanku penyihir kerajaan. Meskipun, tentu aku bukan menjadi penyihir kerajaan termuda seperti apa yang ada di cerita original Lonely Princess. Yang menjadi penyihir kerajaan termuda adalah Lucas.

"Berisik sekali, aku tinggal melakukan ini," Lucas menjentikkan jarinya sambil berbaring di sofa, dan semua yang berantakan tadi menjadi bersih, "dan semuanya akan bersih."

"Aku menyusun laporan itu sesuai dengan apa yang sudah kukerjakan dan yang belum. Kalau kau mengacaknya lagi bagaimana aku bisa tahu laporan mana yang sudah kukerjakan dan yang mana yang belum," begini-begini aku orang yang cukup terorganisir, karena aku cepat lupa meletakkan sesuatu walaupun aku sudah berhati-hati.

"Tck, berisik sekali aku ingin tidur!"

"Selesaikan dokumen ini baru kau tidur brengsek."

"Mengerjakannya itu membosankan, sudahlah makanya aku lebih ingin bersama dengan Emerson atau Tuan Puteri," satu tahun juga sudah berlalu sejak saat itu, hubungan Athanasia dan juga Claude juga membaik meskipun Athanasia tidak seceria yang ada di webtoon. Kurasa ia tidak memaksakan diri untuk menjadi sok imut untuk bertahan hidup. Karena yang ada dipikirannya adalah ayahnya menyayangi dan menyukainya.

"Lagipula lebih berguna kau yang membacanya karena aku lebih hebat darimu."

"Kalau begitu pergi saja, jangan merengek seperti bocah. Tubuhmu itu pendek, tetapi lagakmu seperti orang tua yang sudah bangkotan," aku menggeram dan tampak mengambil sebuah buku yang ada didepanku. Di rak yang cukup tingggi hingga aku harus menginjitkan kakiku untuk mengambilnya. 

"Siapa yang kau bilang pendek kalau kau mengambil buku itu saja tidak bisa kau lakukan," eh? Kulihat sekelibat rambut hitam panjang yang sedikit menutupi wajahku. Kusedikit tolehkan tubuhku ke belakang dan malah mendapati Lucas yang berdiri dalam wujudnya yang dewasa dan menaruh satu tangan disamping tubuhku.

Aku lupa kalau sebenarnya Lucas adalah pria berusia 200 tahun lebih. 

"Kalau begitu tunjukkan saja wujud aslimu, aku tebak kau sebenarnya kakek-kakek keriput beruban," jawabku sambil memalingkan wajahku. Lucas hanya menatapku, aku tidak ingin ikut menatap mata merahnya.

"Bukan hanya usiamu saja yang palsu, tetapi sepertinya kau tahu lebih banyak daripada yang kubayangkan ya," oh shit, sudah kuduga ia akan tahu kalau aku bukan berasal dari dunia ini, "apa yang kau ketahui dan kau sembunyikan selain usiamu itu huh?"

"Tidak ada, dan aku tidak menyembunyikan usiaku. Usiaku memang 15 tahun," Lucas menghabiskan sebagian waktunya dengan Athanasia dan sebagian lagi di menara sihir denganku. Jadi, tidak heran kalau aku cukup akrab dengannya. Tidak juga bisa dibilang akrab, aku lebih sering memarahinya karena menghabiskan waktu hanya untuk bersantai dan makan, "tidak sepertimu yang memalsukan usiamu hingga ratusan tahun."

"Oh," Lucas memaksa kepalaku menghadap padanya, memegang daguku dan menatapku, "benar bukan? Kau menyembunyikan informasi lebih daripada yang kuketahui sepertinya. Bagaimana kau tahu kalau usiaku sudah 200 tahun?"

Cih, pertanyaan menjebak. 

"Bukan urusanmu. Sekarang menjauh dan lepaskan tanganmu atau kutendang anumu."

"Kau tidak akan bisa," Lucas menantang, masih memegang daguku, "lakukan saja."

Memangnya kau kira aku tidak akan melakukannya? Selamat tinggal masa depanmu. Aku baru saja akan mengangkat lututku saat pintu terbuka perlahan. 

"Senior?"

Gah, kenapa Ijekiel harus selalu muncul disaat yang kurang tepat?! Ia melihat kedalam dari celah pintu dan matanya berhenti tertuju padaku dan juga Lucas yang masih dalam posisi yang sama namun menatap kearahnya.

Saat aku bersama dengan Xavier di ruang kesehatan, ia akan segera pergi begitu saja. Aku tidak ingin ditinggalkan begitu saja dengan si mesum satu ini! Hei Ijekiel, awas kalau kau--

"Siapa," huh? Ia tidak pergi, malah mendekat dan menatap tajam kearah Lucas. Lucas menatap kearah Ijekiel, dan melepaskan genggaman di daguku dan menjauh dariku, "saya seperti pernah melihat anda."

"Benarkah? Kurasa kau tidak salah, karena kau tidak akan mungkin melupakan orang tampan dan hebat sepertiku," Ijekiel hanya menjawab dengan senyuman. Namun, entah kenapa aku melihat kilatan listrik diantara mereka.

"Kurasa aku mengingatmu sebagai orang aneh. Dan sekarang aku tahu kau juga mesum," Ijekiel tersenyum tenang dan memiringkan kepalanya. Mereka saling bertatapan dengan sengit, "kau tidak lihat senior tampak tidak nyaman?"

"Kami hanya sedang bermain, jangan terlalu serius atau kau akan ubanan--ups, kurasa kau sudah ubanan ya," Lucas mengejek Ijekiel. Dan kembali kilatan itu muncul. Entah kenapa mereka seperti sedang memperebutkan seseorang.

"Senior, kau merasa tidak nyaman bukan?"

Huh?

"Aku hanya membantumu untuk mengambil buku yang ingin kau baca bukan?" aku akan membocorkan kalau kau itu aneh dan mencurigakan pada yang mulia kalau kau menjawab yang lainnya. Setidaknya itu yang kubisa terjemahkan saat melihat tatapan mereka.

"Ehm..."

"Lihat, kau bahkan sekarang membuatnya tidak nyaman."

"Kau berkaca dulu disana," Lucas memunculkan kaca begitu saja didepan Ijekiel yang terkejut, "ia lebih tidak nyaman denganmu."

"Teman-teman?"

Hei-hei, aku bukan Athanasia. Apa yang kalian perebutkan?

Apakah harus kujadikan Ijekiel x oc x Lucas

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top