CL 14

Tenott tenott

Abel mengambil Hp yang ada di meja nakas. Ada 5 pesan masuk, gadis itu penasaran siapa pengirim dari pesan tersebut. Alvaro Byantara?

Gadis itu tampak kaget melihat nama yang tertera di layar Ponselnya. Tetapi tetap saja gadis itu masih mempunyai rasa penasaran dan akhirnya membuka pesan yang dikirimkan lelaki itu untuknya.

Varo: Halo Abel :)

Varo: Abel katanya kamu sakit?

Varo: Abel bales dong 😔

Varo: Abel kok nomor kamu gak aktif sih, aku khawatir tau 😢

Varo: Abel kamu gak papa kan?

■ Yah, kenapa?

Tak memakan waktu lama Dodi membalas pesan yang dikirimkan Afi beberapa menit yang lalu.

Varo: Katanya kamu sakit, kamu ada dirumah sakit mana? Biar aku kesana sekarang.

■ Gak usah Var, gue baik-baik aja kok. Besok paling gue udah pulang.

Varo: Tapi gue khawatir sama keadaan lo.

■ Gue kan dah bilang, gue baik-baik aja. Ngerti kan_-

Varo: Iya gue ngerti, tapi besok gue bakal jengukin lo. Ok
Kalau gitu lo istirahat yah inces, gue sayang lo:*

Abel tak membalas pesan terakhir yang dikirimkan lelaki itu untuknya.

Ceklek

"Abel kamu gak papa kan sayang? Kenapa kamu bisa kaya gini sih?"

"Iya Abel, kenapa kamu bisa pingsan sayang?"

Tanya orang tua Abel penuh khawatir yang baru saja datang. Iya orang tua Abel baru tahu kalau di sekolah tadi anak gadis kesayangannya itu pingsan.

"Abel gak papa kok Bu, Yah!" jawab Abel sambil tersenyum ke orang tuanya.

Orang tuanya pun bernapas lega mendengar jawaban Abel barusan,
"Kamu udah makan? Kalau belum mau Ibu ambilin yah!"

"Abel udah makan kok Bu, udah minum obat juga tadi sama bang Alex,"

"Ya udah, kalau gitu kamu istirahat yah sayang. Jangan begadang yah. Ibu sama Ayah mau pulang mandi dulu, solanya Ibu sama Ayah belum pernah pulang ke rumah. Pas dari kantor langsung kesini. Nanti Ibu kesini lagi nemenin kamu," jelas Kirana.

"Oke Bu."

"Istirahat yah sayang," ujar Herman kepada anak gadis satu-satunya itu dan mencium keningnya pelan.

Gadis itu belum tertidur, dia sedang memikirkan sesuatu. Ia mengingat kejadian dimana ada lelaki yang menyatakan perasaannya waktu itu.

Jujur saja gadis itu masih tak percaya kalau lelaki yang baru dikenalnya beberapa hari itu sudah menghipnotis pikirannya, menghipnotis perasaannya. Membuatnya seolah-olah lupa kalau lelaki itu sudah menjadi milik orang lain.

Tak terasa, manik cokelat itu kini mengeluarkan bulir-bulir bening yang membasahi pipinya kembali. Gadis itu menangis sambil mengingat lelaki itu yang telah memiliki kekasih.

Gadis itu merasa bersalah telah hadir diantara cinta mereka berdua. Ia hanya bisa meluapkan semua kesedihannya lewat air matanya itu.

Setelah agak tenang, gadis itu mengingat satu hal yang sangat melukai hatinya. Yah, ingatan itu tentang pertengkarannya dengan sahabatnya itu waktu di caffe. Gadis itu kembali menangis, tapi kini tangisannya semakin deras.

Gadis itu tak mengapa jika di tinggalkan oleh kekasihnya. Tapi dia tak akan bisa bila harus berpisah dengan sahabatnya sendiri. Sahabat yang telah dikenalnya setahun lebih itu.

Gadis itu masih saja menangis, sampai dia tidak menyadari kehadiran seorang lelaki disampingnya. Lelaki itu hanya terdiam melihat adik kesayangannya menangis. Ia tak tau apa-apa mengapa adiknya terus saja menangis seperti itu.

Tak lama, gadis itu pun sadar akan kehadiran sosok yang sangat mengerti akan dirinya. Ia bangun dan langsung memeluk tubuh abangnya yang tengah duduk disampingnya sedari tadi.

Gadis itu menangis sekencang-kencangnya dalam pelukan lelaki yang sering disebutnya abang.

Yah, tempat bersandar Abel selain Karyl dan Cal adalah Alex, abangnya.

"Abangg hikss," ucap Abel tersendak.

"Nangis aja dek, kamu keluarin aja semuanya. Abang gak akan larang kamu nangis. Nangis sepuasnya dek, karena mungkin dengan menangis, kamu bisa merasa lega sedikit," ujar Alex yang sudah tak kuasa menompang air matanya juga.

Akhirnya lelaki itu pun ikut menangis sambil memeluk dan mengusap punggung adiknya.

****

Abel telah tertidur, Ibu dan Ayahnya tidak jadi datang karena dilarang oleh Alex. Ia menyuruh Ibu dan Ayahnya istirahat di rumah saja, biar dia saja yang jaga Abel katanya. Ia tak ingin merepotkan Ibu dan Ayahnya.

"Huammm, tidur deh. Ughhhh capek bangettt," oceh Alex yang bersiap-siap untuk tidur di kursi pengunjung di samping brankar adiknya.

****

Pagi harinya, Abel terbangun lebih awal. Jam masih menunjukkan pukul 06:04. Abel melihat disampingnya, ada Alex yang tertidur. Ia mengukir senyum tipis melihat abangnya yang tengah tertidur sambil menganga.

Ingin rasanya ia membangunkan abangnya, tetapi ia juga tidak tega jika harus mengganggu abangnya yang tengah tertidur pulas.

Gadis itu melihat sekelilingnya, ia tak melihat keberadaan orang tuanya. Ia sempat berfikir kalau orang tuanya tidak datang menemaninya semalam. Tapi gadis itu membuang jauh-jauh pikiran itu.

'Mungkin saja saat gue tidur, Ayah sama Ibu datang. Dan sebelum gue bangun dia udah balik karena harus ke kantor,' gumamnya dalam hati.

Abel ingin minum, tapi dia susah untuk menjangkau gelas yang berisikan air yang terletak di nakas.

Prangkkk

"Siapa di sana? Haa, haa, siapa? Lawan gue kalau berani!" ujar Alex yang tiba-tiba saja bangun dari tidurnya dan menirukan gaya shandy chank.

Gadis itu hanya menganga dan langsung tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Abangnya yang langkah itu.

"Loh? Kok lo ketawa sih dek?" tanya Alex heran melihat adiknya yang tengah tertawa saat ini.

"Abang ha ha, lucu tau gak ha ha," Abel masih saja tertawa.

"Apanya yang lucu sih dek?"

"Yah abang lah, bangun-bangun langsung mau main hajar saja, ha ha ha," jawab Afi yang semakin tertawa lebar mirip genduruo.

"Jadi lo ngerjain gue yah? iya, ha?" tanya Alex sambil menggelitiki perut Adiknya itu.

"Ampun bang, ampun. Ha ha ha," Abel memohon.

"Makanya jangan ngerjain gue kayak gini dek, dosa tau gak," celoteh Alex yang menghentikan Aksinya menggelitiki Abel.

"He he, maaf bang, Abel juga gak sengaja kok. Abel tadi haus, pas mau ngambil air, eh gelasnya jatoh, terus pecah, terus terhambur deh berkeping-keping,"

"Terus, terus?"

"Terus sakit deh hati ini, hikss" jawab Abel seolah-olah menangis.

"Lebay lo dek."

"Biarin gue lebay," jawab Abel sambil menjulurkan lidahnya ke Alex.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top