4. Susu Perah

Demozza tahu dirinya sangat aneh ketika memikirkan kemungkinan bahwa ibu dari Dimi adalah Lily. Gadis yang dirinya miliki dan dia cari-cari hingga kini. Jika benar neneknya adalah dalang dibalik sulitnya Demoz menemukan gadis itu, maka Demoz benar-benar tidak akan melepaskan Lily sekalipun namanya dicoret dari ahli waris kekayaan yang neneknya miliki. Ya, tentu saja Demoz berani karena yang nantinya akan menjadi penerus adalah Dimi.

Sebagian diri Demoz tak percaya karena Lily tidak lupa meminum pil ketika bersama Demoz. Gadis itu juga tidak menunjukkan kemungkinan hamil saat mereka masih bersama.

Oh, tunggu! Demoz bisa saja tak tahu mengenai kehamilan Lily karena saat itu, saat kue ulang tahun mengotori lantai rumahnya, Lily sudah lebih dulu sibuk kabur dan membuat Demoz marah bukan main. Gadis itu mengacaukan rencana Demoz mengenai Siri, tapi Lily sudah lebih dulu mengacaukan pikiran dan hati Demoz sejak mereka trlalu sering bersama dan menceritakan banyak hal di atas ranjang setelah percintaan mereka yang selalu berkembang dan panas setiap saatnya.

Moonel tidak bisa mengimbangi langkah cucunya yang begitu panjang. Apa yang akan dirinya lakukan jika ternyata Lily belum berangkat ke kantor? Demoonel hanya bisa berdoa Lily sudah meninggalkan rumah, tapi saat membuka pintu halaman yang menjadi pintu rahasia antara rumah Moonel dan Lily, jantung nenek-nenek itu berdebar dengan kencang. Bukan karena jatuh cinta, melainkan karena mobil Lily masih terlihat berada di halaman rumah.

"Ozza ... tunggu nenek!" seru Demoonel yang berharap bisa didengar oleh Lily di dalam rumah agar segera bersembunyi.

Demoz menatap neneknya dengan lelah. "Kenapa Oma harus ikut? Aku bisa mengurus masalah ini sendiri."

Demoonel menggelengkan kepala dan memastikan Atri mengerti agar memelankan jalan supaya Lily bisa bersembunyi dengan waktu yang diberikan.

Demozza yang tidak sabaran akhirnya menggendong neneknya dan meminta Atri berjalan dengan cepat. Dia tidak ingin dipermainkan lagi untuk menemukan Lily.

"Ozzaaaaa! Dasar cucu kurangajar!"

Demoz tidak ingin mendengarkan protes dari mulut neneknya dan akhirnya mencapai pintu rumah Dimi. Anak itu semakin berjingkrak kesenangan karena menemukan rumahnya.

Demoz menatap rumah yang ruang tamunya kosong itu. Dia langsung menatap Atri. "Kemana pemiliknya?"

"Sepertinya ibu sudah berangkat kerja lagi, Pak."

Atri mendapatkan injakan di kaki oleh Moonel yang sudah diturunkan oleh Demoz. "Kenapa kamu jawab dengan jujur!?" bisik Moonel pada Atri.

Demoonel harusnya bisa memberikan bocoran pada Atri untuk menjawab hal lain yang lebih ekstrem seperti majikannya sedang tidur dengan pacarnya atau apa supaya demoz lebih dulu jijik dan enggan menemui pemilik rumah. Namun, Atri yang terlalu polos malah menjawab demikian.

"Berarti majikan kamu sempat pulang?"

Atri takut untuk mnejawab lagi karena Moonel langsung menjejak tongkatnya ke lantai yang bisa saja tongkat itu menjadi menjejak kaki Atri jika salah bicara lagi.

"Kenapa kamu diam? Majikan kamu sempat pulang?"

Demoonel mendekati cucunya dan berkata, "Sudahlah, Ozza. Jangan membuat keributan di rumah orang. Ini bukan rumah kita sendiri."

Demoz mulanya yang ingin menyerah malah mendengar kegaduhan dari arah dapur. Telinganya yang sensitif langsung mengarahkan langkah ke sana.

"Ozza! Ya ampun anak ini!"

Demozza tidak pernah seyakin ini sebelumnya, dia yakin bahwa ada yang lebih penting ketimbang mendengarkan neneknya meminta dirinya pergi.

*

Lily sudah begitu panik saat mendengar keributan dari suara Demoonel dan satu lagi suara yang dikenalinya milik Demoz. Dia masih di rumah karena harus menyiapkan susu untuk Dimi karena payudaranya terasa begitu kencang dan bisa begitu sakit jika terus dibiarkan. Lily mengira dia akan bisa memiliki waktu sendiri untuk memerah susu lebih dulu.

Suara-suara itu semakin dekat dan Lily langsung berlari ke dapur membawa pompa serta gelas khusus untuk menempatkan ASI nya dengan buru-buru. Dia tidak bisa berpikir lurus dengan kondisi seperti ini. Sudah pasti Lily menunduk diantara kotak penyimpanan. Kondisinya sangat kacau dan begitu menegangkan. Demi menghindari Demozza, dia melakukan hal konyol untuk bersembunyi.

Saat suara mulai memelan, Lily menggunakan kesempatan untuk berniat pergi secara diam-diam. Namun, susu yang sudah dia pompa dengan susah payah justru tumpah bersama dengan peralatan yang dibawanya.

"Astaga," ucap Lily semakin berdegup. Kacau sudah persembunyiannya ini.

Yang tidak bisa Lily urus dengan baik adalah kegiatannya yang terlalu ribut itu membuat Demoz datang dan mengamati perempuan itu. Demoonel dan Atri sampai melebarkan mulutnya karena tak menyangka dengan apa yang mereka lihat.

Payudara Lily sebelah kanan masih terbuka dengan ASI yang membasahi lantai dan alat pompa serta gelas yang jatuh. Lily benar-benar kacau.

"Ngapain kamu di sana?"

Lily menatap pria itu dengan bingung. Tidak ada kalimat yang bisa keluar dari bibirnya karena kedatangan Demoz ini benar-benar tidak Lily harapkan. Yang lebih parahnya, Lily malu sekali karena payudaranya terlihat oleh pria itu! Pertemuan ini, bukannya membawa tangis, justru membuat Lily memaki pada dirinya sendiri karena merasa sangat konyol.

"Kamu, bawa Dimi untuk minum susu di kamarnya. Dan Oma, aku nggak perlu kasih tahu Oma harus pergi, kan?"

Demoonel ingin sekali membantah, tapi Demoz sudah lebih dulu mengangkat tubuh neneknya untuk berada di luar rumah Lily dan menguncinya dari dalam.

Atri yang takut melihat ekspresi Demozza memilih untuk segera pergi dan membawa Dimi untuk meminum ASI yang masih ada di lemari penyimpanan.

"Atri--"

"Saya takut, Bu!"

Dengan Demoonel saja Atri takut, bagaimana dengan Demozza? Lily buru-buru merapikan pakaiannya dan ingin berlari dari Demozza. Namun, langkahnya akan terus dijegal oleh pria itu karena dirinya sudah terlanjur diketahui oleh Demoz.

"Mau ke mana?" tanya pria itu dengan ekspresi kaku.

Lily tidak menyahut. Dia memilih untuk mengabaikan Demoz dan berusaha membereskan kekacauan yang dia perbuat.

Belum sempat Lily bergerak dari bawah, kepalanya sudah terantuk dan Demoz dengan mudah berjalan dengan kain di kakinya menghapus sisa ASI yang sudah susah payah dipompa.

Hati Lily mendadak ngilu saat dengan mudahnya pria itu membersihkan ASI nya dengan kain lap hingga bersih. Rasanya sama saat pria itu mengatakan hanya menggunakan Lily sebagai alat untuk menggali informasi. Pria itu selalu bisa menghapus semua pengorbanan Lily apa pun itu jenisnya.

Demoz tidak menyadari apa pun hingga pria itu dengan mudahnya membawa tubuh Lily untuk duduk di atas meja konter dapur hingga Demoz bisa berdiri diantara kaki perempuan itu.

"Kamu menyia-nyiakan susu perah untuk Dimi," ucap Demoz yang membuat Lily mengangkat wajahnya dan menatap pria itu dengan kesal.

"Susu perah kamu bilang?"

Demoz menyukai wajah Lily yang memerah. Lily sudah menjelma dari seorang gadis menjadi perempuan dewasa dengan tanggung jawab baru, seorang anak.

"Apa yang kamu dapatkan dengan bersembunyi selama ini? Kamu bahkan menyembunyikan anakku. Kamu pikir kamu bisa?"

"Dimi bukan anak kamu." Lily mengucapkannya tepat di manik Demoz. "Aku nggak sebodoh itu melahirkan anakmu, Demozza!"

"Lalu anak siapa yang kamu lahirkan, Lily?"

Lily tersenyum tipis dan memancing kemarahan Demoz dengan berkata, "Saat aku tahu aku hanya jadi mainanmu, aku memutuskan nggak hanya bermain dengan satu pria. Kamu boleh menjadi yang pertama, tapi bukan satu-satunya selamanya!"

Lily tahu caranya berhasil karena Demoz langsung mencengkeram rahangnya. Demoz tidak pernah menyukai gagasan Lily menjadi milik orang lain. Pria itu pernah berulang kali mengatakannya saat mereka bercinta, bahwa Lily adalah milik pria itu seorang saja. Lily ingin melihat seberapa panasnya Demoz mendengar hal ini.

Lily menyeringai dan memaksa bibirnya bicara. "Apa kamu melihat kemiripan Dimi denganmu? Apa ada kemiripan diantara kalian?" Lily semakin memancing amarah pria itu. "Perhatikan baik-baik figur wajah Dimi. Kalian nggak memiliki kemiripan sedikit pun."

Kemarahan Demozza sudah sangat naik hingga satu-satunya yang ada di dalam pikirannya adalah menyetubuhi Lily di sini dengan sangat keras!

[Bab terbaru dan Special chapter udah ada di Karyakarsa. Yang mau baca duluan boleh banget. Btw, jangan kaget isi special chapter Demoz sama Lily agak *ekhem* gitu.🤭]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top