28. Rumah Baru

[Baca duluan hanya di Karyakarsa kataromchick. Sudah tersedia harga paket juga, sekali beli bisa baca bab terbaru sampai tamat.]


Seorang Demozza Galendra tidak akan setengah-setengah dalam menyiapkan segala sesuatunya. Pria itu akan terus bergerak, menciptakan sesuatu yang dia inginkan dengan seluruh jiwa dan raga. Lily harus mengatakan bahwa rumah yang didatanginya sekarang juga menggunakan seluruh kemampuan pria itu. Bukan hanya uang yang dikeluarkan dengan jumlah besar, tapi juga desain yang tidak biasa.

Ada yang membuat Lily tidak bisa menutup mulutnya, yaitu seluruh bagian rumah dibuat dengan material kayu. Lily pernah menceritakan betapa dia menginginkan rumah yang dibangun dengan kayu, dengan halaman luas, kolam renang, tanpa lantai atas. Jadi, bisa dibayangkan betapa luas rumah itu karena tidak ada lantai lain untuk dijadikan ruangan tambahan.

"Paaa!" seru Dimi yang melihat kolam renang.

Demoz tidak membiarkan anak itu berjalan sendirian karena hal ini. Sebenarnya nanti setiap pintu akan dipasang pagar pembatas agar Dimi tidak sembarangan ke sana kemari, terutama kolam renang. Tapi karena ini adalah kunjungan pertama sebelum semua barang-barang Lily dan Dimi masuk, maka tidak apa membiarkan Dimi menunjukkan rasa antusiasnya. 

"Watch out your step, Dimi!" seru Demoz yang tidak bisa seutuhnya tenang melihat langkah agak oleng putranya yang gembul.

Bukannya takut dengan larang papanya, anak itu malah tersenyum dan tertawa-tawa mendekati kolam. Tentu saja Dimi tidak langsung berani menceburkan diri, anak itu berhenti di pinggir kolam untuk mengamati air kolam sebelum berjongkok untuk merasakan air di tangannya.

"Itu air, Dimi."

Lily hampir mendengkus dengan ucapan Demoz kepada anak mereka. "Dia juga tahu itu air, Demoz."

Pria itu tidak terganggu dengan ucapan Lily. Dia asyik untuk ikut mengamati kolam seperti yang dilakukan Dimi. Tidak ada tanda pergerakan dari Demoz, sepertinya pria itu sedang memasuki dunia lain di dalam kepalanya. Lily berinisiatif untuk menjaga Dimi dan membuat anak itu berada ditengah orang tuanya.

Dari apa yang Lily dapati, Demoz memasang ekspresi sendu yang sama seperti saat pria itu menangis. Lily menjadi peka dengan perubahan emosi Demoz yang tidak disadari oleh pria itu sendiri. Meski tahu, Lily tidak akan bertanya apa yang pria itu pikirkan jika bukan Demoz sendiri yang mengatakannya.

"Ma!" Dimi menunjuk pelampung dengan motif hewan. 

Lily menghela napas karena menyadari Demoz sudah terlalu komplit menyiapkan segalanya di rumah ini. Mereka tidak membutuhkan ke wahan air manapun karena Dimi sudah memiliki segalanya di sini. 

"Itu pelampung, Sayang. Kamu mau lihat?" tanya Lily pada putranya.

Dimi sudah lebih dulu berdiri dan beranjak untuk bisa mendapatkan pelampung lucu itu. Lily melirik sekilas Demoz yang masih termenung dan membiarkannya. Pria itu akan kembali sadar sepenuhnya jika sudah selesai.

"Ma, ma au."

Lily belum merasa sepenuhnya bahwa ini adalah rumahnya juga, tapi Dimi yang penasaran tidak bisa dilarang dengan apa pun. 

"Oke." Lily menggerakan diri untuk membuka tali yang mengikat tumpukan pelampung. "Udah kayak abang-abang pinggir pantai aja, sih! Pelampung sebanyak ini mau dibuat apa coba?" 

Semakin Lily melihat seluruh fasilitas di rumah ini, semakin dia merasa Demoz sangat berlebihan. Semua pelampung ini hanya mengingatkan Lily dengan pria yang membuka jasa sewa ban serta pelampung di pantai. 

Lily terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri ketika tidak menyadari bahwa bagian atas tumpukan pelampung itu terjatuh dan siap untuk menimpa Lily serta Dimi di dekat perempuan itu. Untung saja tubuh besar Demoz datang cepat untuk melindungi anak dan istrinya.

"Astaga ...." Lily terkejut karena semuanya sangat tiba-tiba. Kini, Dimi bahkan menangis karena tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Kejadian ini membuat Dimi enggan melanjutkan keinginannya semula.

Demoz yang sudah kembali bersama mereka mengambil salah stau pelampung dan menaruhnya untuk dipakai bersama Dimi yang masih belum diam. 

"Nggak apa, Dimi. Kita main air sekarang pakai pelampungnya. Jangan menangis lagi jagoan."

Demoz memiliki sesuatu di dalam dirinya untuk mempengaruh dengan sangat cepat. Anak itu bahkan sudah tenang dalam gendongan papanya dan bersiap untuk masuk ke kolam. 

"Kamu mau ngapain?" tanya Lily dengan bingung. 

Demoz memberikan Dimi pada Lily. "Bukain bajunya, aku mau siap-siap juga."

Tadi pria itu lupa untuk membuka pakaian dan bersiap masuk saja ke kolam, kini Lily yang bingung karena tidak siap untuk melihat sesuatu di balik pakaian pria itu.

"Kalian, kan, nggak ada baju renang!" Lily mencoba untuk menggagalkan apa yang akan dilakukan oleh pria itu. 

Bagi Lily lebih baik melihat Demoz renang dengan pakaian lengkap ketimbang pria itu membuka pakaian dan menggunakan pakaian terbuka. Mendapati kulit pria itu sangat mengganggu pikiran Lily. Mereka selalu memiliki hal yang sangat brutal untuk dijalani jika bersangkutan dengan hal semacam itu. Lily tidak yakin dirinya bisa fokus ikut menjaga Dimi jika Demoz membuka pakaiannya.

"Ma maaa."

Dimi sudah mulai merengek dan Lily tidak bisa bergerak sama sekali. Dia tidak tahu harus melakukan apa ditengah pikirannya yang sudah kacau karena membayangkan Demoz berada ditengah air dengan kulit yang terpapar sinar matahari begitu indahnya. 

"Demoz, aku nggak mau Dimi sunburn dengan renang disaat matahari lagi terik begini!" 

Bagus Lily,cari terus alasan supaya pria itu nggak jadi ajak Dimi renang! 

"Aku ada. Di rumah ini semuanya udah aku siapin, baju renang, sunblock, semuanya ada. Aku akan ambil."

"A-apa?!" 

Demoz menatap istrinya dengan kerutan di dahinya. "Apanya yang apa?" tanya pria itu.

Lily juga bingung kenapa malah kata tanya itu yang keluar dari bibirnya. Dia sedang terkejut karena Demoz sudah memiliki segalanya di rumah baru ini, tapi ada yang lebih mengejutkan perempuan itu, yaitu ucapan Demoz yang akan mengambil baju renang. Apa pria itu hanya akan mengambilnya? Apa maksudnya Demoz hanya akan mengambilkan baju renang untuk Dimi dan pria itu ....

"Apa yang kamu pikirkan, Lily?" Demoz mengacaukan pikiran kotor Lily.

"Hm? Apa?"

"Kamu mikirin apa? Kenapa muka kamu sampe merah?"

Demoz menanyakan hal yang sangat tidak menusiawi bagi Lily saat ini. Entah kenapa dirinya malah semakin malu karena pertanyaan Demoz. Ada Dimi bersama mereka dan pikiran Lily mengawang kemana-mana.

"Ambil aja sana baju sama sunblock-nya! Kenapa kamu banyak nanya banget, sih?!"

"Kenapa kamu jadi marah?"

Lily hanya bisa terdiam dan menggeleng. "Aku cuma bete karena panas. Kamu nggak ngerti apa kalo sekarang aku lagi hamil?"

Demoz seolah baru tersadar dan dia berlari ke dalam rumah entah ke ruangan mana. Lily bisa bernapas lega dengan kepergian pria itu. 

"Kamu ada-ada aja, sih, Sayang. Kenapa kamu malah seneng diajak renang? Mama jadi bingung sekarang."

Dimi memiringkan kepalanya tidak mengerti dengan ocehan mamanya. "Ma?"

Sadar jika tidak ada gunanya menyampaikan rasa tak senangnya, Lily hanya bisa bersabar. 

"Lily!" seru Demoz yang langsung membuat Lily menahan napasnya.

Pria itu sudah mengganti pakaian dengan pakaian renang yang memang cocok digunakan oleh Demoz, tapi tidak cocok bagi jantung Lily untuk mengamati tubuh Demoz.

"Ini," ucap Demoz menghalau pikiran Lily lagi. 

"Apa ini?" tanya Lily yang belum menurunkan Dimi dari gendongannya.

"Bikini."

"Hah???"

"Aku akan pakein kamu sunblock juga. Kita akan renang bertiga, oh, berempat dengan adiknya Dimi. Jadi, kamu nggak akan bete lagi."

APA-APAAN KAMU DEMOZ???



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top