19 | Keresahan Xiloid

Minggu pagi dan Alyn sudah ada di Grand Indonesia. Dia lirik jam di pergelangan tangannya dan memutuskan untuk mengonfirmasi seseorang mengenai keberadaan dirinya lewat ponsel.

Alyn : Mar, gue udah di slice of heaven ya

Amara : Iya kak otw

Tiga menit kemudian Amara yang pagi itu terlihat cantik dengan long waiscoat off-white-nya dan sneaker alih-alih flat shoes-nya datang di tempat Alyn duduk menunggu. Amara menyapa ramah Alyn yang juga terlihat cantik dengan rambut panjangnya yang dikuncir ponytail dan navy blouse-nya dan celana jeans.

Setelah memesan makanan, mereka memulai obrolan kasual. Sebenarnya Amara agak surprise juga tiba-tiba Alyn mengajak dirinya ketemuan mengingat seminggu ini mereka hanya beberapa kali berkirim pesan instan. Semoga ngga canggung, secara belum terlalu kenal banget.

"Tadi ke sini naik apa, Mar?" tanya Alyn membuka obrolan sembari menunggu orderannya datang.

Amara tersenyum, "Naik mobil Kak. Lumayan lah kalau Minggu begini jalan agak legaan."

Alyn manggut-manggut, "Kita ngobrol santai aja ya. Seriusan ngga ada motif apa-apa sih ngajak lo jalan. Semoga lo ngga mikir aneh-aneh," ucap Alyn dengan nada bercanda.

Amara tertawa pelan, "Iya loh Kak, aku sampai ngga bisa tidur."

"Aduh, gue bikin malem minggu anak orang confused atau nervous dumb nih?"

Amara tak bisa tak tertawa makin lebar, lumayan lah selera humor Alyn untuk mencairkan suasana, "Nervous dumb like a first date, Kak," jawab Amara masih dengan sisa tawa.

Alyn memperhatikan Amara yang sedang tertawa. Cantik pake banget. Kalau Amara kembang, pas dia ketawa begini berasa lagi mekar. Semua bunga yang lain pada kuncup lagi.

Alyn jadi bertanya-tanya, sekian tahun temenan sama Amara masa iya itu anak lempeng-lempeng aja? Gila aja, ngga normal emang si Antariksa.

Saat makanan pesanan keduanya datang, mereka menghentikan obrolan sejenak dan memilih menikmati hidangannya. Sambil makan sesekali Amara memerhatikan Alyn lewat lirikan sekilas. Tidak seperti remaja kebanyakan yang cenderung susah mengerem mulut padahal sedang makan, Alyn benar-benar diam dan makan dengan anggun. Manner-nya sangat meyakinkan seperti seorang puteri raja dalam perjamuan makan malam.

Selesai mereka makan, obrolan kembali dilanjutkan. Wajah Alyn sedikit serius sekarang. Amara jadi paham, kalau 'ngga ada motif apa-apa' bukan berarti pembicaraan tak bisa jadi serius.

"Ehm Mar ...," Alyn memperbaiki posisi tubuhnya menjadi lebih tegap, "gue boleh minta saran, ngga?"

Walau tak menyangka itu yang akan keluar dari mulut Alyn, tak urung Amara menanggapi jua, "Saran apa, Kak? Ini kenapa mendadak...,"Amara tak jadi melanjutkan kalimat itu. Digantinya dengan kalimat, "Ehm maksudnya saran tentang apa ya?" Tadinya Amara mau melucu kenapa suasanya jadi kaya ada segerombolan anak dan tiba-tiba kecium bau kentut terus saling pasang facepalm. Dan susana tiba-tiba mencekam karena lewat mata, anak-anak itu saling lempar tuduhan. Pengaruh buruk Aurora nih!

"Mau minta saran kalau mau PDKT sama Aurora enaknya gimana ya?" Tanya Alyn akhirnya.

Amara meringis, baru juga itu bocah dipikirin. "PDKT sama si Arang... eh, Aurora maksudnya, buat ngasih tahu dia soal Kakak sama si Anta ya?"

Alyn mengangguk, "Gue ngga tahu itu anak masih dendam sama gue sih kayaknya gara-gara kejadian MOS. Panjang deh urusan gara-gara beberapa kali kegap dia juga pas lagi bareng Antariksa. Itu si Aksa gue yakin ngga ada ngomong sama si Aurora."

"Sorry nih Kak sebelumnya. Kalau aku boleh tahu kenapa penting buat si Aurora tahu? Antariksa yang mau Kakak dekat sama dia?"

Alyn menggeleng, "Si Aksa ngga tahu gue mau PDKT-in adeknya. Gue cuma apa ya Mar, ngerasa aja kalau restunya Aurora penting buat hubungan gue sama Aksa kedepannya. Gue pengen deket sama orang paling penting buat si Aksa which is selain ortunya."

Alyn tampak mengaduk-aduk minumannya tanpa minat, "Udah dari lama gue pengen banget ngedeketin Aurora. Gue udah merhatiin dia dari lama dan gila ya itu anak...," Alyn tertawa pelan, mungkin teringat kelakuan Aurora. "Dia anak paling ngaco yang pernah gue tahu. Pecicilan, berisik, sarkas tapi baik dan jujur banget. Gue sampai ngga ada keberanian Mar buat sekedar minta maaf. Dia kayaknya sebel banget sama gue." Suara Alyn terdengar lirih lagi.

"Salah si Anta sih ini kenapa dia ngga ngomong aja sama Aurora dari awal. Hal kaya gini harusnya dia ada effort juga lah Kak buat nyamannya hubungan kalian," sahut Amara dengan tegas. Di sini yang kadang bikin Amara kesal dengan Antariksa. Semenjak dia tahu ternyata sudah selama itu Antariksa dan Alyn pacaran, ternyata ngga ada omongan apapun dari dia ke Aurora. Padahal... Antariksa paling tahu, paling tahu, kalau Aurora itu paling benci dengan kebohongan. Belum bilang tidak berarti berbohong memang, tetapi alasan apa sih yang membuat Antariksa menyiksa dirinya sendiri juga Alyn selama ini. Toh, kejujuran tidak pernah merugikan, kan? Karena apa coba Antariksa ngga mau bil... OH!

Alyn tertawa agak miris, kentara sekali raut mendung di wajahnya. "Aksa aja baru bener-bener nganggap gue 'ada' sekarang-sekarang ini, Mar. Berbulan ini boro-boro, berasa kaya gue pacaran LDR sama orang di dimensi waktu yang beda."
Amara tak menyahut karena yakin masih ada kelanjutannya. Benar saja, Alyn berbicara lagi, "Gue ngga mau muluk-muluk Mar maksa Aksa ini itu. Apa yang sekiranya bisa gue lakuin ya biar gue aja. Dan list pertama dari yang pengen gue lakuin itu ya deket sama Aurora. Soalnya gue udah pernah ketemu sama Ayah Bundanya si Aksa. Kalau gue ngga kepedean, mereka kayaknya welcome ke gue." Alyn kini memusatkan perhatian pada Amara, "Kira-kira karena apa ya Aurora ngga suka gue deket-deket sama abangnya?"

Gue, Kak! Gue! Jerit Amara dalam hati. Dan yang akhirnya jawaban yang keluar adalah gelengan kepala.

***

Aurora duduk di rumput sambil minum es sirup. Dipandanginya dua laki-laki di depannya yang sedang adu kekuatan. Ayahnya dan abangnya. Selesai olahraga pagi di kompleks, kegiatan lanjutan ayah dan anak itu adalah mengasah ilmu bela diri yang dikuasai. Mixed martial arts bahasa kerennya. Spesialisasi ayahnya banget.

Aurora teriak-teriak bagai pemandu sorak tak diundang. Eh apa komentator ceriwis yang tahu bedanya tendangan (tae) atau dorongan (teep). Asal aja dia bilang banting Yah banting atau sundul Yah sundul kepalanya si Mas atau jambak Yah jambak! Lah, gimana pula ada jambak? Dikira anak SMA lagi rebutan pacar?

Habisnya Aurora gregetan, dari tadi si Ayah menghindar melulu ngga ada nyerangnya. Si Antariksa kan kesenengan bisa bringasan kaya badak bunting trus mukul, nendang sama nyikut si Ayah. Ih, gemes!

Kalau lihat Ayah-nya dan Antariksa adu martial arts kaya gini Aurora jadi kepikiran sesuatu. Pengen banget dia potret-potret si Antariksa terus dia jualin foto-fotonya. Pasti laku banyak trus dia kaya. Bisa beli Leica baru deh. Habis, kalau lagi keringetan kaya gini Antariksa ganteng banget. Parah! Kendall Jenner juga mau kali suruh elap keringetnya. Apalagi Ayahnya... wedesh... HOT!

Hal lebay dalam pikiran Aurora, kalau fans-nya Antariksa lihat mereka pasti pada mimisan. Yakinlah Aurora, pemandangan terkeren yang bisa tertangkap oleh cewek-cewek centil itu palingan cuma lihat Antariksa nguplek-uplek teleskop atau dia jelasin teori relativitas. Pemandangan Antariksa keringetan sambil ngeluarin gerakan Muay Thai sama Capoeira cuma bisa dilihat Aurora dan Bundanya. Dan... bagi hamba yang beruntung jadi istrinya nanti.

Ada yang mau?

Gih, minta restu sama emak-emak galak yang barusan jewer kuping Aurora.

"Bunda, masyaallah. Aku kenapa dijewer-jewer coba?" Tanya Aurora mengusap-usap telinganya.

Bunda berkacak pinggang, "Kamu tadi bukannya Bunda suruh mandi Dek? Kenapa nyangsang di sini? Ini Bunda udah rapi loh."

Aurora cemberut, "Jadi banget ini aku nemenin Bunda belanja? Ngga bisa sendiri aja?"

Bunda sudah mau mengulurkan tangan mau jewer kuping Aurora lagi dan Aurora langsung melesat lari ke dalam rumah. "Iya Bunda ini aku mandi. Tunggu ya. Dua menit."

*

Sambil bersungut-sungut mendorong troli belanjaan, Aurora mengikuti sang nyonya besar yang sedang memilih tomat. Ealah dasar emak-emak, mau beli tomat sekilo aja seriusnya udah kaya mau seleksi calon mantu.

Aurora beberapa kali melirik arloji-nya dan mendapati sudah semakin siang dan dia sudah nyaris tiga jam cuma buat belanja bulanan. Dari pasar ke supermarket. Ya Allah dosa apa Aurora, tahu cuma mau beli bawang yang selisih harga seuprit aja Bundanya semangat banget ngajak dia desak-desakan di pasar tadi.

"Dek, yang ini namanya daun bawang. Itu tuh ... yang ijo kriwil namanya brokoli. Trus yang merah ijo kuning itu namanya paprika." Terang Bunda sambil menunjuk-nunjuk benda yang dimaksud.

Aurora melirik beberapa ibu-ibu dan penjaga stand sayuran yang nampak terkikik melihat kelakuan Bundanya. Yailah Bunda! Aku tahu kali! Itu tuh yang oranye namanya wortel, yang cokelat ada jendolnya namanya kacang tanah, iya kan? Satu lagi Bun, suara Bunda kurang kenceng, nanggung-nanggung amat bikin malunya. Aurora gregetan!

"Bunda udah nih, mau beli apa kamu? Mau snack?" Tanya Bunda yang sudah berjalan meninggalkan stand sayuran menuju rak snack.

Aurora menyahut, "Nggak, Bunda. Nanti mau mampir beli tabung CO2, CO2 indikator, CO2 diffuser, bubble counter, check valve sama selang silikon."

Bunda balik badan trus bengong sebentar, "Jadi itu proyek aquascape-mu, Dek?"

Aurora mengangguk mantab. "Jadi dong, Bun!"

Bunda mencibir, "Bagus ya, belanjanya mahalan kamu daripada Bunda."

Aurora cengengesan, "Dih itu mah nasibnya Bunda aja yang lagi apes. Salah siapa ngajak aku belanja. Biasanya juga si Mas yang dibabuin. Ngajak aku mah tarifnya mahal. Mana didiktein nama sayur-sayuran lagi, kan aku udah tahu Bunda. Malu tahu dilihatin orang ...."

Belum selesai ngomong, Bunda balik badan lagi dan menatap Aurora. "Lah, bukannya kamu udah putus sama Arlo, Dek? Masih mau kasih hadiah segala?"

Aurora bengong. Terus menjerit tanpa suara, MANA PERNAH JADIAN, BUNDA. MANA PERNAH?

***

Hahaha pendek banget ya? Duh, sudah berapa lama saya melipir dari peredaran ya? Wkwk :D Maaf ya baru nongol lagi, mana culangung lagi cuma segini update-nya. Duh, kudu pemanasan lagi nulisnya. Anggap aja ini intermezo deh ya :3 Pengennya di-keep sampai beneran mood. Tapi itu bakalan lama kayaknya haha nanti feelnya keburu ilang.
.
Maaf ya komen, wall atau dm-nya belum sempat dibalas. Lagi beneran jarang banget buka wattpad :(. Tapi selalu dibaca kok :')
.
Hampir sebulan ya ternyata, lama juga :'(
.
.
Kalau lagi bosen banget sama sesuatu biasanya apa yang kalian lakuin?

Mei, 14~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top