Teh Terakhir Untuk Nenek

Mega jingga terlukis di atas senja

Teriring dengan dingin yang membekap jiwa

Dan dapat kurasakan pula

Sesuatu akan berlaku dengan segera


Ku segera tersadar dari sihir semesta

Ketika nenekku meminta segelas teh tanpa gula

Segera ku pergi membuatkannya tanpa lama

Entah mengapa, kutakut tubuh ringkih itu kan kecewa


'Teh buatanmu enak, sayang' ujarnya

Segaris senyum terindah terajut pada air mukanya

Membuatku merasa sangat bahagia

Namun menimbulkan getar gelisah yang tak ku tahu itu apa


Senja pun telah diganti dengan dewi purnama

Angin yang berlarian seakan membawa berita

Membuat resah gelisah itu semakin nyata

Namun sampai detik ini, tetap ku tak tahu itu apa


Dan akhirnya kutahu gelisah itu apa

Saat kumenemukan nenek terbujur kaku di kamarnya

Senyum damainya membuatku tersentak dalam duka

Mengingatkanku: bahwa teh tadi senja merupakan yang terakhir baginya


Pancor Bermi, 21 Juni 2016

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top