Ia tak memiliki raga, apalagi nyawa

Tak mampu bersuara, apalagi berbicara

Ia hanya siluet angka dari masa ke masa

Namun tak ada yang menyangkal: betapa penting dirinya

Sang waktu namanya...

Sebuah realita; yang aku membencinya

Karena waktu menjatuhkanku sedemikian rupa

Di saat ku mereguk manisnya dunia

Namun, seharusnya aku berterima kasih pada sang waktu

Ia yang membantuku mewarnai hidupku

Yang membawaku terbang mencapai bintangku

Yang memperkenalkanku dengan malaikatku

Kini, waktu adalah temanku yang setia

Lebih mulia dari emas dan permata

Ia lumatkan aku dalam berbagai cerita

Mengajarkanku kehidupan yang sebenarnya

Pernah ku mengajak sang waktu

Tuk kembali mengulang cerita masa lalu

Namun ia berkata; Ia tak mampu untuk itu

Karena masa depan sudah menunggu

Aku tak mengerti, tak faham sama sekali

Lalu sang waktu menjelaskanku penuh arti

Bahwa masa lalu tak bisa terulang lagi

Tak akan bisa datang untuk yang kedua kali

Kini aku mengerti semuanya

Membuatku semakin mencintainya

Karena aku sudah sadar sepenuhnya

Bahwa waktu itu sangat berharga

Pancor Bermi, 11 Mei 2016