Orang Tuaku, Pilar Kehidupanku

Penat sudah ku menahan resah gelisah

Tak kuasa lagi ku memegang duka yang tertumpah

Ingin rasanya ku pergi dengan segera

Tinggalkan fana menuju alam baka


Namun sesuatu membalikkan pikiranku

Sesuatu yang membuat hatiku memagut sembilu

Ku lihat orang tuaku yang termangu

Sibuk bermain dengan pikiran yang semu: bagaimanakah masa depan buah hatiku?


Tergugu ku melihat mereka

Nampak meranting tertelan usia renta

Ingin ku hilangkan duka nestapa, pilu dan lara

Kembalikan lagi lengkung delima di wajah tuanya


Teringatku akan jasa-jasamu, wahai Orang Tuaku

Yang tak kenal lelah demi buah hatimu

Walau badan lelah bersimbah peluh

Namun tak pernah ku dengar jua bibirmu mengeluh


Tak pernah ku dengar kau meminta imbalan

Atas apa yang telah engkau lakukan dan berikan

Namun hanya satu yang kau harapkan

Seluruh buah cintamu mampu menggenggam keberhasilan


Memang tak pernah kau meminta

Diperlakukan bak ratu dan raja

Namun izinkan aku memuliakanmu di dunia

Sebagai balas jasaku hingga di Surga


Pancor Bermi, 07 Maret 2016


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top