Curhatku Pada Sang Malam

Bulan bertabur gemintang

Seakan merayuku yang tengah gelap gulita

Berlumuran lumpur nista


Angin yang mendesah lembut

Seakan memaksaku, tuk membagi kisah

Curahkan isi hati yang gelisah


Daun berdesir perlahan

Seakan faham dengan apa yang ku tumpahkan

Pada kelamnya malam


Kristal yang mengalir mengakar

Seakan menenggelamkanku

Dalam kelebat sesal yang amat sangat


Sungguh dan sungguh

Inikah ujung dari pilihan sukmaku

Yang menengadah memagut sembilu


Jiwaku selalu menyayat pilu sendunya malam

Di tengah kelam yang menggantung perdu

Bersimpuh, meratap, merintih padaMu


Ragaku telah mematri beribu goresan dosa

Di atas jubah hitam jelaga

Di bawah kilasan sang surya


Beratus kata membayang dalam benakku

Terangkai pada tatapan terkabur bayang kristal yang rapuh

Ketika tersadar, aku hanyalah debu


Langit terenyuh

Kala ku melodikan frasa senduku

Ketika ku gaungkan tanyaku


Harap, ratap, dan do'aku

Masihkah diterima di pangkuanMu?

Masihkah ku pantas menghadapMu?


Pancor Bermi, 09 Agustus 2015

A/N:

Menurut saya, ini puisi terbaik di tahun 2015. Selain maknanya yang memang dalam, tata bahasa dan diksinya sudah mulai membaik di sini. Yah, walaupun EyD-nya masih berantakan sangat XD

Ngomong-ngomong, puisi ini ada untuk tugas musikalisasi puisi pada saat itu. Dan sampai sekarang, saya masih suka mendengarkan lagunya XD

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top