An Item
AN ITEM
(Midorima Shintarou X Yuuki Arisa)
.
.
Disclaimer Tadatoshi Fujimaki for male chara
And, back to the OC for female chara
Typo, absurd, uknown planet's language, and awkward thing else. Happy reading!
.
.
"Arisa! Bangunlah! Ini sudah siang, nanodayo!" suara berlogat aneh itu menggelegar dari dalam sebuah rumah. Tampak seorang pemuda bersurai hijau lumut sedang berdiri dalam posisi tegak di samping ranjang tidurnya.
"Nee ... Shintarou ... lima menit lagi ya?" balas seseorang di atas ranjang itu. Midorima Shintarou hanya menatap tak suka pada istrinya yang masih bergelung dalam selimut. Ia menaikkan gagang kacamatanya yang sama sekali tidak melorot.
Merasa permintaannya tidak digubris, Midorima Arisa yang dulunya bernama Yuuki Arisa itu membuka sebelah matanya dengan malas. Dalam pandangannya, hanya ada seorang pemuda yang menatap dirinya dengan pandangan horor.
"Arisa! Cepatlah bangun, nanodayo! Bu-bukan berarti aku menginginkanmu bangun, nanodayo." Satu kalimat yang meluncur begitu saja dari mulut Shintarou itu langsung dibalas dengan delikan dari mata Arisa.
"Tsunderou hidoii desu!" Arisa mempoutkan bibirnya. Merasa kesal dengan perilaku si Wortel Abal-Abal cap Tsundere itu. Bagaimana tidak kesal jika suamimu sendiri tidak menginginkanmu bangun? Oh ayolah, Shintarou. Tsundere itu juga ada batasnya.
Dan mungkin batas itu berlaku untuk kesabaran Shintarou. Tak mempedulikan ucapan atau protes dari Arisa, Shintarou dengan sigap menyibak selimut yang semula membungkus tubuh Arisa dengan hangat.
Belum hilang keterkejutan Arisa karena hal yang mendadak itu, kini ia semakin terkejut ketika tahu dirinya sudah tiba-tiba ada di udara. Bukan berarti Arisa bisa sihir atau semacamnya. Namun itu karena Shintarou yang sudah menggendongnya ala bridal style. Langkah tegap si Megane itu mengarah pada kamar mandi.
"Shintarou! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!" teriak Arisa seraya memukul bahu Shintarou dengan kepalan tangannya. Namun bukan namanya Midorima Shintarou jika tidak keras kepala.
Byuurr!!
Arisa menatap tak percaya. Kini piyamanya sudah setengah basah akibat terendam di dalam bathub yang berisi air. Dengan kesal, ia mendongak lalu menatap lurus pada manik emerald yang ada di balik kacamata itu.
"Shintarou! Apa yang kau lakukan, Aho?!" protes Arisa seraya memukul air di dalam bathub itu. Sejujurnya Shintarou geli melihat Arisa sudah seperti anak kecil yang dipaksa mandi oleh kedua orang tuanya. Namun ego serta harga dirinya masih merajai tubuh tegap itu.
"Tentu saja untuk membangunkanmu, nanodayo. Kau tidak akan bangun jika tidak kuperlakukan seperti ini, nanodayo!" ucap Shintarou dengan nada datarnya. Matanya menatap iris cokelat muda yang juga tengah menatapnya itu.
"Tapi tidak harus seperti ini juga, Shintaho!" Arisa memaki lagi. Mengeluarkan seluruh kekesalannya pada pemuda tsundere itu. Shintarou hanya mendengus kesal. Rasanya lain juga jika melihat sifat kekanakan Arisa keluar begitu saja.
"Damare, Arisa! Sebaiknya kau bergegas untuk mandi, nanodayo ..." ucap Shintarou begitu melihat Arisa yang masih mencebikkan bibirnya di dalam bathub sana. Lama terdiam, Arisa tiba-tiba menoleh dan tersenyum manis pada Shintarou.
"Nee ... Shin-chan ..."
Me-mengapa dia memanggilku Shin-chan? Ini buruk, nanodayo. Batin Shintarou kala melihat perubahan sikap Arisa. Terlebih dengan suara yang manja itu, sudah pasti ini adalah pertanda kurang baik bagi Shintarou.
"Apa kau mau memandikanku?" tanya Arisa dengan wajah yang dibuat polos itu. Shintarou menelan ludahnya sendiri. Terlebih ketika tak sengaja Shintarou melihat tangan Arisa yang bergerak membuka kancing bagian atas piyamanya.
"A-apa yang kau la-lakukan, nanodayo?!" Shintarou bertanya balik. Padahal dia sudah tahu apa yang akan diperbuat oleh sang istri. Arisa menelengkan kepalanya. Heran.
"Tentu saja aku akan membuka bajuku. Bukannya Shin-chan yang menyuruhku untuk mandi? Jadi, Shin-chan juga ya yang harus memandikanku," ucap Arisa masih mempertahankan kepolosannya itu.
Muka Shintarou semakin memerah kala setengah piyama Arisa terlepas dari pengaitnya. Arisa yang melihat hanya tersenyum kecil. Padahal aslinya dia tertawa terbahak-bahak dalam hati. Dasar tsundere! Batinnya senang melihat rencananya untuk mengerjai Shintarou ternyata sukses.
"Ba-baka! Kau mandi saja sendiri. Bu-bukan berarti aku tidak mau memandikanmu, nanodayo." Shintarou langsung melesat keluar dari kamar mandi dengan muka yang memerah sempurna.
Kini, giliran Arisa yang blushing karena mendengar kalimat terakhir dari Shintarou yang bahkan sepertinya tidak disadari oleh si shooter. A-apa maksudnya itu?
Shintarou's PoV
Sial. Apa maksud dari semua ini? Arisa yang biasanya sedikit pendiam, kini malah bertingkah aneh. Aku bahkan tak bisa mengenali wajahku sendiri yang sudah berlainan warna dari aslinya akibat tingkahnya itu.
Aku terduduk di depan tv. Tentunya untuk menunggu acara ramalan kesukaanku, Oha Asa. Aku penasaran peringkat berapa zodiakku dan Arisa hari ini. Serta lucky items yang tepat untuk kami berdua.
"Selamat untuk Libra! Hari ini kalian berada di peringkat pertama. Tapi, jangan lengah sedikit pun. Untuk berjaga-jaga, bawalah sesuatu yang berwarna merah sebagai lucky item kalian!"
Aku tersenyum kecil ketika mengetahui ternyata zodiak Arisa menempati urutan pertama. Kucatat apa lucky items milik Arisa dan berencana akan membelikannya nanti. Yang pasti, benda itu bukan sebuah gunting. Karena aku sudah lelah berurusan dengan seseorang yang selalu membawa gunting sepanjang hayatnya.
Aku tetap menatap minat pada acara di depanku. Sampai tak menyadari kalau Arisa juga ikut menonton di belakang.
"Yare-yare ... ternyata peringkat terbawah untuk hari ini adalah Cancer! Untuk para Cancer, jangan bersedih. Gunakanlah ikat rambut berwarna pink sebagai penangkal kesialan kalian hari ini!"
"Hee? Ikat rambut warna pink ya? Aku punya kok di laci, Shintarou. Mau kucarikan? Dan aku bisa memakaikannya untukmu, lho. Fufufu~~" bisik Arisa tepat di atas tengkukku.
Aku menoleh dan mendapati Arisa yang tersenyum manis padaku di belakang sana. Namun aku tidak melihatnya sedang tersenyum. Lebih tepatnya menyeringai. Aura sekitarku segera berubah menjadi mencekam.
"I-itu tidak perlu, Baka! Aku bisa memakainya sendiri, nanodayo!" ucapku dengan sedikit keras. Dan Arisa sama sekali tidak terpengaruh. Melihat itu, aku segera bangkit dan menuju kamar untuk mencari lucky items hari ini.
End of Shintarou's PoV.
Arisa's PoV.
Aku terkikik melihat Shintarou yang mulai salah tingkah. Dan mukanya, benar-benar lucu sekali. Muka yang memerah karena merona malu ditambah surai hijaunya itu sekilas membuatnya seperti strawberry. Eh? Mengapa aku mulai melantur seperti ini?
Kuikuti langkahnya menuju kamar. Di kamar, ia membongkar setiap laci yang ada guna mencari ikat rambut berwarna pink itu. Dasar Oha Asa freak! Dia selalu saja mengikuti apa perkataan pembawa acara ramalan itu. Walau ia tahu, bahkan anak kecil pun menyadari kalau itu benar-benar konyol.
"Arisa! Di mana ikat rambut pink milikmu itu, nanodayo?" Ia berteriak kecil di sela-sela kegiatannya mencari benda itu.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Padahal sudah kubilang kalau aku bisa mencarikan benda itu untuknya. Namun kepala batu lumutan itu sama sekali tidak mendengarkanku. Ya sudah. Tanggung jawab sendiri kan akhirnya?
"Aku tidak tahu, Shintarou," jawabku berbohong. Aku menatap datar pada manik emerald itu. Hei, sejak kapan aku pintar memainkan drama seperti ini? Padahal aku tidak pernah berguru pada teman Shintarou yang seperti Queen Drama berambut pirang itu.
"Urusai, Arisa! Cepat bantu aku mencarinya, nanodayo!" Shintarou sepertinya benar-benar frustasi karena tidak menemukan keinginannya. Uh, melihatnya yang seperti itu membuatku rada kasihan juga.
Aku segera menuju laci di mana aku biasa menyimpan berbagai aksesoris khas perempuan milikku. Kemudian aku menyerahkan dua buah ikat rambut berwarna pink cerah kepada Shintarou.
"Nande? Padahal aku tadi sudah mencarinya di sana, nanodayo." Shintarou menatap heran pada benda di tanganku. Ia kemudian mengalihkannya padaku. Seolah minta jawaban.
"Kau saja yang tidak melihatnya. Sepertinya kacamatamu itu harus diganti, Shintarou." Aku memasang tampang seolah tengah mengoloknya. Namun percayalah. Itu memang benar. Shintarou hanya mendengus kesal dan tangannya mengambil kedua benda itu.
End of Arisa's PoV
Author PoV
"Nee ... Shintarou. Mengapa kau memakainya di situ?" tanya Arisa yang melihat Shintarou menggunakan kedua ikat rambut itu sebagai gelang.
"Memangnya kenapa, nanodayo?" tanya Shintarou balik. Tentu saja ia heran.
Arisa menepuk jidatnya. Ternyata antara jenius dan bodoh itu memang tipis sekali. Pikir Arisa. Kemudian ia segera merenggut paksa kedua benda yang moe moe itu. Arisa berpindah posisi ke belakang Shintarou setelah sebelumnya menyuruh pria itu duduk.
"Apa yang akan kau lakukan, nanodayo?!" nada suara Shintarou seperti panik. Ia yakin bahwa Arisa memiliki sesuatu untuk direncanakan.
"Apa kau lupa ini benda apa? Ini ikat rambut dan tentunya harus digunakan di rambut, Aho!" ucap Arisa seraya mengambil helaian lumut yang ada di kepala Shintarou. Shintarou menghela napas. Tak ada gunanya ia melawan jika Arisa sudah dalam mode jahilnya ini.
Walau ia kesal, namun sejujurnya ia menikmati perilaku Arisa yang sudah seperti ibunya itu. Dan itu membuat Shintarou mengingat pertemuan pertama mereka ketika di SMA Shuutoku.
Flashback on
"Shin-chan! Ada perlu apa kita ke toko perlengkapan bayi?" tanya seorang pemuda yang poninya belah tengah seperti tokoh kartun dari Asia Tenggara itu. Mereka berdua kini tengah berada di dalam sebuah toko yang khusus menjual perlengkapan bayi dan anak.
"Tentu saja untuk mencari lucky item-ku hari ini, nanodayo!" Shintarou membuang muka. Ia tak ingin melihat wajah Takao yang sedang menahan tawanya itu.
"Memangnya apa lucky item-mu hari ini, Shin-chan?"
"Dot bayi, nanodayo."
Tawa Takao langsung meledak begitu mendengar jawaban Shintarou. Dan itu mengundang tatapan dari beberapa pengunjung. Termasuk seorang siswi Shuutoku yang juga berada di sana.
"Kazu-kun, tawamu itu harus dikontrol!" ucap gadis itu seraya mendekati kedua makhluk berbeda gender itu.
"Eh? Arisa-san. Sedang ada perlu apa kau di sini?"tanya Takao. Yuuki Arisa yang delapan bulan lebih tua dari mereka berdua menjawab dengan singkat. Setelah itu, mereka pun berbincang-bincang akrab hingga melupakan Shintarou yang sudah selesai dengan keperluannya.
"Takao, ayo kita pergi. Dan, siapa gadis ini, nanodayo?" ucap Shintarou yang kemudian mengalihkan tatapannya dari Takao ke arah Arisa.
"Yuuki Arisa desu. Aku kakak sepupunya Kazu-kun. Dan kau, pasti temannya kan? Midorima Shintarou-kun?" tanya Arisa yang harus mendongak demi menatap wajah Shintarou. Shintarou mengangguk sedikit dan tangannya menaikkan gagang kacamatanya yang tidak bermasalah.
Akhirnya, mereka bertiga pulang bersamaan. Dan di jalan, Arisa menanyakan benda yang ada di tangan Shintarou dan dijawab oleh Takao. Arisa mengernyitkan alisnya. Kemudian merebut cepat dot bayi itu dari tangan si Megane dan menyumpalkannya ke mulut Shintarou yang terbuka akibat kaget.
"Dot bayi seharusnya dihisap kan? Bukan dipegang seperti itu." Arisa menjawab sebelum Shintarou membuka mulutnya.
Wajah Shintarou memerah sempurna di dekat Takao yang kembali terbahak melihat tingkah sepupunya itu. Sementara Arisa? Dia hanya tersenyum dengan muka yang dibuat polos demi menghindari kemarahan si Wortel Berjalan itu.
Flashback off.
.
.
.
"Apa kau sudah selesai, nanodayo?" tanya Shintarou yang merasa bahwa Arisa sangat lama mengobral-abrik rambutnya.
Tak ada jawaban. Shintarou menoleh dan mendapati Arisa yang tengah mengikat rambutnya sendiri di depan meja rias. Arisa hanya menjawabnya dengan deheman. Menarik minat Shintarou untuk mendekat ke arah Arisa.
Shintarou seketika shock melihat penampakan di cermin bening itu. Entah apa dosa si cermin bening sehingga harus menampilkan wajah Shintarou yang sekarang memerah sempurna dengan rambutnya yang sudah dalam posisi twintail. Sementara Arisa hanya bisa menahan tawa di bawah dada Shintarou.
"A-APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN, ARISA?!!" Shintarou segera keluar dari mode tsundere-nya. Mata emerald itu menatap tajam iris Arisa yang sedikit kabur karena air mata. Sebegitu lucu kah dirinya hingga Arisa menangis karena menertawakannya?
"Jika ini dilihat oleh Takao, dia pasti akan mati tertawa, nanodayo." Shintarou menggumam kecil seraya menatap ngeri pada pantulannya sendiri. Sayangnya, Arisa mendengar hal itu dan sebuah ide laknat lainnya muncul dengan segera.
"Shintarou!" panggil Arisa. Shintarou menoleh dan mendapati Arisa yang juga sudah mengatur rambutnya . Sekarang mereka sama-sama twintail dan juga kawaii.
Chuup.
Ckrek!
Shintarou tak bisa berkutik ketika Arisa mencium pipinya yang memanas. Terlebih flashlight yang membuatnya silau segera menyadarkan Shintarou akan niat buruk Arisa.
"Sip! Aku sudah mengirim foto tadi kepada Kazu-kun lewat email." Arisa menatap wajah strawberry Shintarou dengan muka polosnya itu.
"ARISA!!"
.
.
.
Omake
To : Takao Kazunari-kun
From : Midorima Arisa
Subject : Kawaii, right?
Arisa send a photo
Arisa tersenyum jahil ketika melihat kalimat your message have been sent yang muncul kala jarinya meneruskan poto itu pada Takao. Lima menit kemudian, sebuah balasan pun datang.
From : Takao Kazunari-kun
To : Midorima Arisa
Subject : Re: Kawaii, right?
GYAHAHAHAHA... PERUTKU SAKIT MELIHAT FOTO INI! XD
Aku benar-benar tidak percaya jika itu adalah Shin-chan! Arisa-san memang hebat dalam hal seperti ini. Tak kusangka kalau kau dan Shin-chan adalah pasangan yang benar-benar cocok! XD
.
.
.
Wait ... chapter ini 1.921 words! Ternyata Author terlalu asyik untuk menjahili Midorima dengan perantara Arisa-san di fanfict ini. Gimana? Apa kalian bisa membayangkan bagaimana Midorima dengan rambut twintail? XD //Midorima: Urusai, Heaira!//shoot Author pake batu//Author menghindar. Yang kena Kise//Kise langsung tewas//
Jujur saja. Author harus membagi penglihatan antara melihat laptop dan fashion show di lapangan sekolah ketika membuat fanfict ini. Tapi syukurlah cepat jadi. Nee, Arisa-san ... bagaimana menurutmu? Kau jadi jelmaannya Karma di sini XD //digantung Arisa-san//
Yosha! Ternyata fanfict ini mau berakhir. Chapter selanjutnya khusus untuk Giant Baby alias Murasakibara Atsushi dengan Hanaru Naimiya-chan. Kira-kira, apa yang terjadi dengan mereka berdua ya? //smirk//
Souka. Kalau begitu, jaa ne, Minna-san. Again, arigatou gozaimasu untuk para OC yang sudah rela untuk Author nistain. //OC: Padahal toh dia juga bakalan nistain dirinya sendiri dengan Nijimura!//Author: *pundung di pojokan*//slap//. Sayonara semuanya!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top